REKAYOREK.ID Lembar Kerja kegiatan Sinau Aksara Jawa, yang diampu oleh komunitas aksara Jawa, Puri Aksara Rajapatni, menggunakan Bahasa Inggris. Ini terasa aneh tapi ini merupakan terobosan dalam memajukan aksara Jawa sebagai bentuk Pemajuan Kebudayaan.
Secara offline, lembar kerja ini menjadi pegangan dan panduan kegiatan belajar dalam paket yang disebut Sinau Aksara Jawa. Kegiatannya rutin diadakan setiap hari Sabtu di Museum Pendidikan Surabaya.
Sementara secara online, materi Sinau Aksara Jawa dengan pengantar dan instruksional berbahasa Inggris ini dapat diakses melalui website www.rajapatni.com oleh saudara saudara bangsa Jawa di Suriname dan termasuk di Belanda.
Ketika 20 mahasiswa dari United Kingdom (UK) ikut belajar Aksara Jawa selama dua hari, satu di kampus FIB Unair dan satu kali lagi di Museum Pendidikan Surabaya, mereka sangat terbantu dengan instruksional yang dibuat dalam bahasa Inggris.
Sementara bagi pembelajar lokal, yang mungkin belum paham bahasa Inggris, langsung dipandu oleh para pengajar. Penggunaan bahasa Inggris pada lembar kerja Sinau Aksara Jawa memang disengaja dengan tujuan menyetarakan aksara Jawa dengan Aksara lain dengan bahasa bahasa mainstream, seperti bahasa Inggris. Kenyataannya aksara Jawa bisa digunakan untuk menulis bahasa asing sejauh pengucapannya dan bunyinya benar. Aksara Jawa adalah aksara yang berbasis bunyi (voiced base).
Menurut Ita Surojoyo, pendiri Puri Aksara Rajapatni dan pengajar di Sinau Aksara Jawa, jika masih ragu untuk mengenali bunyi atau pengucapan suatu kata maka perlu dilihat pada Kamus karena di setiap kamus ada cara bacanya (dikritik).
Aksara Jawa bisa dipelajari oleh semua orang di belahan bumi manapun. Terbukti bahwa ada ahli filologi yang berkebangsaan Belanda, Jerman, Australia dan Amerika. Masih ada lainnya. Selain itu juga sudah terbukti bahwa kelas Sinau Aksara Jawa pernah diikuti peserta dari Inggris, Jepang dan Amerika.
Sekarang tergantung siapa yang mau dan bisa memperkenalkan aksara Jawa ke orang orang asing. Atau jangan jangan orang orang asing itu telah belajar Aksara Jawa secara mandiri disaat pemilik aksara Jawa sendiri lalai. Terakhir diketahui seorang warga Belanda, Michiel Eduard, produser penyanyi Belanda kelahiran Surabaya, Wieteke Van Dort, yang baru meninggal dunia pada 15 Juli 2024 lalu, sudah tidak asing dengan aksara Jawa. Michiel juga menulis namanya dalam Aksara Jawa.
Meski tidak banyak orang asing seperti Michiel, tapi fakta ini haruslah menjadi perhatian pemilik aksara Jawa, khususnya bangsa Jawa. Utamanya warga Surabaya ketika aksara Jawa telah dipergunakan kembali untuk penulisan nama nama kantor di lingkungan pemerintahan kota Surabaya.
Sebuah kartu pos, yang menunjukkan gambar hotel Majapahit, ditulis dalam Aksara Jawa, “Sugeng Rawuh” dengan keterangan yang menggunakan bahasa Inggris. Sugeng Rawuh means “welcome” in Javanese. Begitu sebuah kalimat yang tertulis pada kartu tersebut yang juga disertai tulisan beraksara Jawa.
Sebuah klub berbicara bahasa Inggris “Spektra Speaking Academy” bersama Puri Aksara Rajapatni dan didukung oleh kedai Kopi dan Pastry “Nanakoe” membuka kegiatan English Speaking Club di kedai Nanakoe, yang mulai dirancang ramah Aksara Jawa. Program ini lantas dinamakan “English Coffee Club”.
Kegiatan “English Coffee Club” yang bertempat di Coffee and Pastry Nanakoe di jalan Ketintang Madya 144 Surabaya ini memulai kegiatan perdananya pada Minggu, 4 Agustus 2024 pada pukul 15.30. Secara rutin English Coffee Club ini diadakan dua kali sebulan pada Minggu pertama dan ketiga.
Kegiatan ini tidak hanya sebagai ꦮꦣꦃ wadah berlatih bahasa Inggris, tetapi melalui konten konten diskusi, peserta bisa menambah pengetahuan umumnya. Kegiatan ini diasuh oleh R. Pungky Kusuma, master public speaking dan jurnalis dan Nanang Purwono, Ketua Puri Aksara Rajapatni, yang juga jurnalis, aktivis cagar budaya dan pemerhati sejarah Surabaya.
Melalui cara edukatif, yang diharapkan mampu meningkatkan elevasi pengetahuan, peserta juga akan dikenalkan aksara Jawa. Pada kegiatan English Coffee Club ini dimana bahasa Inggris bertemu Aksara Jawa.@PAR/nang