Jalan Malioboro Dipenuhi Bendera Putih, Rakyat Putus Asa Sama PPKM

REKAYOREK.ID Pemandangan tidak biasa terjadi di sepanjang Jalan Malioboro,Yogyakarta. Ya, jalan yang biasanya dipenuhi hiruk pikuk wisatawan domestik dan mancanegara itu juga dikibarkan bendera putih sebagai pertanda bahwa rakyat telah putus asa dan menyerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama pandemi Covid-19.

Gambar bendera putih yang berkibar itu diunggah dalam sebuah video oleh seorang netizen bernama Probo. Netizen tersebut menggambarkan kondisi bendera putih berukuran 30×30 cm berkibar di sepanjang Jalan Malioboro, Jawa Tengah.

Bendera tersebut dikibarkan sebagai simbol menyerah terhadap pandemi virus corona baru (Covid-19) yang menghantam Tanah Air.

Sontak saja, video tersebut menimbulkan kepiluan bagi seluruh masyarakat. Sebabnya, bendera putih tersebut mencerminkan rasa putus asa warga DIY yang terpukul akibat hantaman virus mematikan tersebut.

Enam belas bulan Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 mengakibatkan roda ekonomi dan sosial masyarakat setempat lumpuh.

Terlebih adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang semakin membuat rakyat kecil semakin tertekan dari segi ekonomi.

“Nyerah sama PPKM,” ucap Probo dalam akun media sosialnya.

Probo mengambil video miliki Ryudeka yang diunggah di laman Twitter pribadinya Jumat pagi (30/7).

Ryudeka mengunggah rekaman video seraya menggunggah sebuah cuitan.

“Pagi ini lewat Malioboro. Bendera putih terpasang hampir di sepanjang jalan. Para pedagang banyak yang sudah menyerah. Sedih lihatnya,” demikian cuitan Ryudeka melalui laman Twitternya.

Ryudeka juga mengajak seluruh masyarakat berdoa agar Indonesia segera berhasil mengakhiri pandemi Covid-19.

“Di hari Jumat yang baik ini, mari berdoa semoga situasi ini tidak berlangsung lebih lama ya,” demikian doa Ryudeka.

Seorang pedagang di Malioboro, Yogyakarta, memasang bendera putih tanda menyerah terhadap pembatasan sosial. Foto: Ist

 

Sementara Ketua Paguyuban Pedagang Lesehan Malioboro (PPLM) Desio Hartonowati mengatakan, bahwa pemasangan bendera putih sebagai tanda berkabung.

“Bendera putih ini lambang berkabung dan kematian. Secara universal dipahami sebagai tanda menyerah. Perekonomian Malioboro lumpuh total, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” jelas Desio Hartonowati di Kawasan Malioboro, Jumat (30/7).

Kebijakan pelonggaran, menurutnya tidaklah efektif. Pedagang khususnya para PKL hanya berjualan maksimal 2 jam. Mulai dari persiapan lapak pada pukul 17.30 WIB dan diminta tutup 20.00 WIB

Dia meminta agar pemerintah memberi kelonggaran waktu. Pedagang dapat berjualan dari sore hingga 23.00 WIB. Selain itu juga membuka akses jalan menuju kawasan Malioboro.

“Pedagang kuliner tetap tidak bisa jualan dengan rentan waktu 1,5 jam. Buka sore lalu disuruh tutup jam 20.00. Mana bisa jualan, tetap tutup total. Minta kebijakan Pemda agar bis berjualan hingga 23.00 WIB,” ujarnya.

Hingga kini Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X belum memberi keterangan terkait bendera putih di sepanjang Jalan Malioboro tersebut.[]

Bendera PutihJalan MalioboroYogyakarta