Luar Biasa, Pentas Seni Nusantara oleh SMA Kr. MDC Surabaya

REKAYOREK.ID Usia mereka masih muda, dari kalangan pelajar kelas 12 atau setingkat SMA kelas 3. Tapi ketrampilan dan kemampuannya sudah profesional. Sebuah kegiatan pentas seni dan budaya (talent show) yang mereka persembahkan dengan apik di sebuah ballroom di Ciputra World adalah sumbut, sangatlah pantas.

Mereka adalah siswa siswi kelas 12 SMK Kr. Masa Depan Cerah (MDC), yang beralamat di lingkungan Citra Land Surabaya. Layaknya sebuah pergelaran seni budaya profesional, persembahan siswa siswi SMK Ke. MDC ini memang ternilai profesional. Secara perhelatan, yang digelar pada Sabtu, 18 Februari 2023, mampu menyuguhkan sebuah tontonan yang sangat memukau.

Tidak hanya satu atraksi saja, berupa drama-film berjudul “Evacuation Route”, yang mengkombinasikan karya film layar lebar dan atraksi panggung secara live, sebelum memasuki ballroom, para pengunjung disuguhi pameran lukisan hasil karya siswa. Tema karya lukisan adalah Nusantara.

Tema Nusantara sengaja diangkat sebagai proses pengkristalisasian siswa dengan nilai nilai kebangsaan. Melalui lukisan, mereka mengekspresikan rasa kenusantaraan, kebinekaan dan kebangsaan. Maka tidaklah heran jika karya karya mereka bernuansa Merah Putih, keindahan alam nusantara mulai gunung hingga pantai dan lautan, bercorakkan kebudayaan tradisional hingga lukisan para presiden Indonesia.

Yang menarik, lukisan lukisan ini tidak hanya dipamerkan, tetapi sekaligus dilelang kepada pengunjung termasuk orang tua siswa. Lukisan adalah salah satu wujud karya siswa yang menginjak kelas 12.

Menurut kepala sekolah SMA Kr. Masa Depan Cerah (MDC), Dra. Liem Sioe Ie, karya seni yang terbingkai dalam bentuk pentas seni ini adalah bentuk ujian praktek siswa kelas 12.

Selama siswa mulai duduk di kelas 12, maka semakin dikerucutkan apa yang menjadi minat dan bakat siswa. Mereka bebas memilih dan mendalami bakat bakatnya. Ada yang memilih seni musik, seni peran, seni dekorasi, seni tari, hingga seni penyelenggaraan pentas dan pergelaran. Karena mereka lah, yang selanjutnya akan berestafet menjadi penyelenggaraan pentas seni jika waktunya sudah tiba.

Perpaduan film layar lebar sebagai backdrop dan aksi drama panggung. Foto: tim

 

Karenanya, penyelenggaraan dan pelaksanaan Pentas Seni yang bertema Nusantara, seperti yang digelar di Ciputra World pada Sabtu, 18 Februari 2023, semuanya dilakukan oleh siswa kelas 12. Mereka tidak hanya mengisi acara show, tapi mereka juga secara langsung mengorganizing acara, seperti Event Organizer (EO). Mereka sangat profesional, rapi dan cermat.

Kukuh Yudha Karnanta dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, mengapresiasi hasil kerja siswa berupa pentas seni yang bertema Nusantara dengan menampilkan drama yang berjudul “Evacuation Route”.

“Pentas seni ini inklusif. Jarang ada acara pentas seni sekolah mengundang perguruan tinggi, komunitas sejarah, dan juga pemerintah kota dalam penyelenggaraannya. Ini menandakan makin kuatnya kesadaran bahwa pendidikan seni budaya memang harus kolaboratif, agar dampaknya lebih terasa”, terang Kukuh, yang pernah menjadi juri dalam. Ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2022 dan sekaligus sebagai peraih Piala Citra untuk kategori Kritik Film Terbaik 2021.

Kukuh, menambahkan rasa apresiasinya pada pementasan drama yang berjudul “Evacuation Route”. Menurutnya pentas drama-film “Evacuation Route” ini masuk dalam terminologi seni yang sangat postmodern. Pentas drama film ini melampaui seni modern. Itu dibuktikan dengan penggunaan media film berpadu teater, sinematografi berpadu dengan dramaturgi. Demikian juga ceritanya, berbagai penanda kebudayaan berpadu: Jawa, Minang, Papua dan lain lain dalam satu balutan cerita.

“Menurut saya, itu adalah simulakra (red: simulasi). Evacuation Route adalah simulakra kebudayaan versi para pelajar SMA Masa Depan Cerah”  tandas Kukuh.

Kukuh yakin bahwa pementasan itu  meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang terlibat, khususnya bagi para murid. Dari hasil karya seni itu, mereka akan semakin memahami budaya bangsa dan mengerti bagaimana berbagi pesan budaya kepada orang lain.

Sementara itu Nanang Purwono, yang diundang mewakili Komunitas Begandring Soerabaia, sangat mengapresiasi kemampuan berbahasa Inggris siswa MDC. Mereka mampu mengemas drama-film “Evacuation Route” dalam bahasa Inggris dengan baik.

“Drama-film ini adalah perpaduan drama panggung dan film. Film, yang tertampilkan di layar lebar itu, sangat menyatu dengan aksi panggung. Apalagi setiap aktor dan aktris sangat menguasai bahasa yang digunakan. Inggris. Meski sudah di dubbing, tapi mereka masih berdialog dengan ekspresi dan mimik yang apik. Mereka tidak hanya lipsing, tapi benar benar berdialog sesuai dengan naskah dan gerak dalam film”, papar Nanang ketika berbicara dihadapan para tamu, undangan dan para siswa usai acara.

Seni tari menjadi salah satu wujud minat dan bakat siswa. Foto: tim

 

Menurut kepala Sekolah SMA Kr. Masa Depan Cerah, Dra. Liem Sioe Ie, pentas seni ini diselenggarakan setiap tahun sebagai bagian dari tugas akademik. Melalui pentas seni, yang sangat kolaboratif ini, juga menjadi etalase yang secara langsung bisa dilihat oleh para orang tua.

“Kami selalu memasukkan pesan dan nilai lokal serta kebangsaan melalui penyelenggaraan dan pemantasan seni ini”, pungkas Liem Sioe Ie. @Tim

Komentar (0)
Tambah Komentar