REKAYOREK.ID Siapa yang tidak kenal lagu “Geef mij Maar nasi goreng”. Lagu berbahasa Belanda tentang makanan khas Indonesia, nasi goreng. Lagu ini dinyanyikan Wieteke Van Dort, penyanyi Belanda kelahiran Surabaya.
“Aku arek Suroboyo,” katanya dalam sebuah wawancara TV Lokal Surabaya, JTV, di Taman Kehormatan Ereveld Kembang Kuning pada Oktober 2018 ketika masih sehat. Sekarang Wieteke Van Dort sudah meninggal dalam usia 81 tahun (1943 -2024).
Wieteke, kala itu, tabur bunga (nyekar) di makam ayahnya Theo Van Dort. Wieteke Van Dort tinggal di Surabaya beberapa tahun sebelum berlibur ke Belanda tahun 1956 dan tidak kembali ke Surabaya karena perubahan politik di tanah kelahirannya.
Keluarga Wieteke meninggalkan aset tanah dan bangunan di Surabaya. Ketika penulis bertemu Wieteke, dikatakan olehnya bahwa ia pernah tinggal di kawasan Embong Matjan. Tepatnya di sebuah rumah di timur Jalan Palmenlaan (Panglima Sudirman). Jalan itu sekarang dikenal dengan jalan nama Ade Irma Suryani (AIS) Nasution.
Sedangkan menurut kerabat Wieteke di Belanda, Michiel Eduard, ada satu alamat lain di Surabaya, yang secara fisik bangunan itu sesuai dengan jabatan ayah Wieteke Van Dort, Theo Van Dort yang pernah menjabat sebagai administrator Pabrik Gula Candi di Sidoarjo.
Rumah, yang alamatnya disebut sebut oleh kerabat Wieteke Van Dort ini, cukup besar dengan arsitektur kolonial mewah. Rumah ini secara fisik mirip dengan arsitektur bekas rumah pejabat De Javasche Bank di Darmo, yang sekarang ditempati sebagai perpustakaan Bank Indonesia.
Michiel, kerabat Wieteke, mendapat informasi alamat dan keberadaan rumah keluarga Van Dort dari beberapa sumber dekat Wieteke Van Dort di Belanda.
“Tadi dikasih tau sama Om Rien, temannya (Wieteke Van Dort),” tulis Michiel Eduard singkat melalui pesan WhatsApp.@PAR/nng