Merawat Sejarah Surabaya

REKAYOREK.ID Komitmen menggali dan berbagi jejak peradaban Surabaya oleh Begandring Soerabaia semakin tahun semakin menguat. Berangkat dari sebuah forum, yang menjadi ajang berdiskusi dan berbagi interest sejarah dan budaya yang bersifat eksklusif, menjadi sebuah perkumpulan yang lebih formal dan berbadan hukum adalah langkah serius demi ruang lingkup yang lebih luas, umum dan inklusif.

Akhirnya, apa yang menjadi interest golongan berubah menjadi interest yang bersifat umum.

Apalagi semakin disadari bahwa peradaban kota Surabaya ini ada dimana mana, tidak hanya terpusat di suatu tempat dan kawasan. Seiring dengan perubahan waktu, suatu peristiwa terjadi secara silih berganti.

Berdasarkan prasasti Canggu 1358 M, tersebut ada naditira pradeca di i Gsang (Pagesangan), i Bkul (Bungkul) dan i Curabhaya (Surabaya). Pada 1430 M terkuak ada peradaban di Pandean (berdasarkan temuan Sumur Jobong 2018). Pada 1420 M ada peradaban di Ampel Denta seiring dengan masuknya Raden Rahmad dari Trowulan untuk penyebaran dan pengajaran agama Islam.

Masih banyak lagi peristiwa yang terjadi di belahan administratif Surabaya hingga masuknya bangsa Eropa dan berkembangnya kota Surabaya pada abad 20 hingga sekarang.

Simbol Surabaya di eks Museum Kota di SMA Trimurti Surabaya. Foto: nanang

 

Sekarang, seiring dengan perubahan jaman, bukan tidak mungkin generasi sekarang dan mendatang akan lupa dengan peradaban masa lalunya atau sejarahnya. Roda jaman menggilas peradaban.

Mungkin Perkumpulan Begandring Soerabaia adalah salah satu diantara komunitas yang peduli sejarah dan budaya. Tapi bisa jadi satu satunya yang bergerak demi pelestarian warisan budaya melalui upaya dan peran eksplorasi, edukasi dan advokasi kepada segenap stakeholders yang ada.

Peran Eksploratif, yakni menggali dan menelusuri jejak jejak sejarah yang ada di wilayah administrasi Surabaya serta di daerah lain yang memiliki keterkaitan dengan Surabaya.

Peran Edukatif , yakni berbagi hasil eksplorasi melalui kegiatan kegiatan seperti diskusi publik dan jelajah sejarah bersama masyarakat umum.

Peran Advokatif, yakni mendorong pengambil kebijakan untuk bersama berupaya melalukan pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan sejarah dan cagar budaya.

Klasterisasi Kawasan Bersejarah
Selama ini Begandring Soerabaia sudah dan sedang melakukan pemetaan (mapping) kawasan bersejarah di beberapa lingkungan di kota Surabaya. Berangkat dari kawasan Ampel, yang berada di kawasan yang tidak jauh dari sungai: Yakni Kalimas dan Pegirian, kemudian bergerak ke selatan.

Tabuh gamelan di Balai Pemuda. Foto: nanang

 

Pergerakan ke selatan ini mengikuti perkembangan kota yang tidak lepas dari keberadaan sungai. Kala itu, daerah tepian sungai dipilih karena dianggap daerah yang subur dan dekat dengan sumber kebutuhan kehidupan. Yakni air.

Dari Ampel di utara Surabaya, kemudian ke kawasan Jembatan Merah yang dikenal sebagai kawasan permukiman Eropa, Pecinan dan Melayu. Jembatan Merah menjadi sarana penghubung antara kampung Eropa dan kampung Pecinan-Melayu.

Semakin ke selatan ketemu dengan kawasan Tugu Pahlawan yang sebelum bangsa Eropa datang, kawasan Tugu Pahlawan merupakan kawasan administrasi pemerintahan lokal dengan pendopo Kasepuhan dan kanoman.

Di tempat ini pula kemudian berdiri kantor pusat pemerintahan Oost Java atau Jawa Timur dengan kantor Gubernur yang dibangun pada awal tahun 1930-an.

Semakin ke selatan di kawasan Peneleh, kawasan kuno yang selanjutnya menjadi pusat pergerakan nasional dengan bercokolnya bapak bapak pergerakan nasional mulai dari HOS Tjokroaminoto, Soekarno, Semaoen, Soemarno dll. Bahkan kediaman Cak Roeslan Abdoelgani juga di kawasan ini. Kampung Plampitan.

Semakin ke selatan berjajar kawasan elit Surabaya, mulai Tunjungan, Simpang, Ketabang, Gubeng, Keputran, Dinoyo, Darmo hingga Bungkul.

Kawasan kawasan yang tidak jauh dari sungai Kalimas ini menjadi klaster peradaban bersejarah yang sudah dan sedang menjadi kawasan penelitian dan jelajah sejarah yang dikemas dalam Surabaya Urban Track (Sub track).

Ironisnya bahwa banyak warga kota Surabaya belum menyadari bahwa kawasan kawasan ini menyimpan sejarah kota yang patut dimengerti. Tidak terkecuali para operator biro perjalanan yang ternyata banyak belum mengerti pentingnya kawasan tersebut sebagai obyek wisata bersejarah bagi kota Surabaya.

Karenanya Begandring Soerabaia melalui trilogi kegiatan yang berorientasi eksplorasi, edukasi dan advokasi ingin menjadikan aset heritage sebagai sumber daya yang mensejahterakan dan membanggakan.

Adapun yang selama ini sudah dikemas menjadi paket paket penelusuran dan edukasi sejarah adalah Jelajah Ampel, Kota Tua, Peneleh dan Simpang. Mendatangkan adalah Tunjungan, Gubeng, Ketabang, Darmo, Bungkul, Bubutan serta tema tema tematik lainnya.[nanang]

Begandring Soerabaiasurabaya