Mural Kota Lama Disarankan Kolaborasi Dengan Seniman Dunia

REKAYOREK.ID Ide untuk membuat mural di Kota Lama Surabaya mendapat perhatian Ir. Andy Mappa Jaya, MT., dosen di Laboratorium Teori Sejarah dan Kritik Arsitektur, dengan fokus ke bidang Pelestarian dan Arsitektur Nusantara, ITS.

Menurutnya kota lama Surabaya harus menjadi ruang bagi seniman untuk bisa mengeksplorasi dengan kreatifitasnya yang dekat (dipahami dan diapresiasi) dengan masyarakat. Apalagi mereka nantinya bisa berkolaborasi dengan seniman dunia. Kota Lama Surabaya akan menjadi panggung dalam berolah seni dan budaya.

Sementara itu menurut Nanang Purwono dari Komunitas Aksara, Puri Aksara Rajapatni, yang selama ini melakukan pendamping warga setempat, mengatakan bahwa Kota Lama Surabaya di zona Eropa harus menjadi panggung dunia melalui karya karya seni dalam rangka mendukung dan mengisi Kota Lama Surabaya.

“Panggung pertunjukan musik sudah, seni teatrikal sudah, seni mural juga sudah. Kolaborasi mural antar negara yang belum”, kata Nanang.

Nanang menambahkan bahwa Surabaya memiliki seniman mural yang luar biasa. Hasilnya bisa dilihat di dinding dalam komplek Tugu Pahlawan. Karenanya, Nanang akan menawarkan seniman gabungan. Yaitu yang dibawa oleh mitra dari Belanda dan artis Surabaya.

Salah satu dari seniman mural itu adalah Edy Marga. Edy Marga sangat setuju dengan seni mural di kawasan Kota Lama Surabaya. Dia juga memberikan masukan berupa jenis cat agar cat tembok yang bakal dipakai bisa tahan lawa di ruang terbuka. Ia menyarankan bisa bekerjasama dengan produsen cat yang pernah bekerja sama untuk pembuatan mural di Tugu Pahlawan.

Sementara itu, Andy Mappa Jaya, memberikan perbandingan dengan mural di Kota Lama Goerge Town, Penang Malaysia. Mural yang dibuat disana bisa interaktif dengan pengunjung.

“Ide dari Geroge Town Malaysia ini untuk penguatan hasil karya seni sebagai bagian dari interaksi sosial budaya di kota lama. Yaitu interaksi segitiga antara dinding bangunan vintage, mural dan pengunjung”, jelas Nanang.

Diskusi diskusi antara dirinya dengan pihak di Belanda mengenai konsep mural di kota lama Surabaya terus berjalan. Konsep ini akan dikembangkan dengan melibatkan stakeholder terkait seperti seniman lokal, akademisi, pihak swasta dan pemerintah.

“Kita akan teruskan gagasan ini ke pihak pihak terkait”, tambah Nanang.

Sementara itu Andy Mappa Jaya juga menambahkan agar konten konten ini juga mengandung kearifan lokal.

“Mural itu bisa menjadi sarana edukasi bagi para pengunjung, utamanya warga lokal. Misalnya ada kearifan lokal yang mengekspresikan aksara lokal sebagai wujud peradaban lokal Surabaya sebagai gambaran perjalanan sejarah lokal di sana”, tambah Andy memungkasi.@Tim PAR