REKAYOREK.ID Upaya menggali potensi naskah naskah kuno Nusantara terus dilakukan oleh Perpustakaan Nasional. Penggalian ini mengacu pada Undang Undang 43/2007 tentang Perpustakaan.
Berdasarkan UU tentang Perpustakaan itu, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur mengadakan acara Penggalian Potensi Naskah Kuno Nusantara di hotel Santika Surabaya.
Acara ini dihadiri oleh Dinas Dinas Perpustakaan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur serta masyarakat peduli naskah kuno yang ada di Jawa Timur. Salah satunya adalah kolektor Lulut Edi Santoso asal Malang. Lulut datang dengan membawa Satu Naskah Kunonya.
Sementara itu hadir sebagai narasumber adalah Dra. Sri Sumekar, M.Si (Sekretaris Dewan Pakan IKON), DR. Abimardha Kurniawan (Manassa Komisariat Surabaya), Gus Kholili Kholil Peneliti Nahdlatul Turots dan Cendekiawan Muda NU) dan Bayu Ari Wibowo (Peneliti Naskah Tuhfah, Museum Blambangan Banyuwangi).
Acara ini dibuka oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur, Ir. Tias S Suwardi M.Si. Dalam sambutan pembukaannya Tiat mengatakan bahwa Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa, sangat menaruh perhatian terhadap naskah naskah kuno. Jawa Timur kaya akan naskah naskah kuno. Acara yang bersifat hybrid ini dimoderatori oleh Melmion Donald, Kabid Deposit, Pengembangan dan Pelestarian Bahan Perpustakaan.
Diantara naskah naskah kuno yang ada di Jawa Timur adalah Naskah Primbon Suku Tengger, Naskah Babad Majapahit, Naskah Babad Madura, Naskah Sri Tanjung dan Naskah Tawang Alun.
Sementara dari kacamata narasumber naskah kuno yang menjadi perhatian Abimardha adalah Naskah Perang Trunojoyo. Menurut Abimardha kisah Perang Trunojoyo ini tidak pernah absen dari teks teks babad yang mayoritas seperti Babad Tanah Jawa dan Babad Kraton.
Sementara itu narasumber Gus Kholili Kholil menampilkan Naskah naskah Syaikhona Kholil dimana Kholili berharap naskah naskah Syaikhona Kholil bisa dicatat sebagai obyek Ingatan Kolektif Nasional (IKON).
Hal serupa juga datang dari pembicara asal Museum Blambangan Banyuwangi, Bayu Ari Wibowo. Dalam memaparkan naskah kunonya ia mencuplik naskah yang berbentuk Macapat Dandanggula. Bayu juga menyajikannya dengan membaca macapatan. Suasana pun segar karena menjadi hiburan siang.
Acara ini dimulai Pukul 08.30 dan kemudian berakhir pada pukul 15.00. Secara praktis penggalian ini difokuskan pada penggalian naskah naskah kuno yang ada di Jawa Timur.
Dalam kesempatan interaktif tanya jawab, Puri Aksara Rajapatni mengusulkan apakah bisa memasukkan Inskripsi dan prasasti yang ada di Gapura Ampel dan di Masjid Kemayoran. Menurut Sekretaris Dewan Pakar IKON, Sri Sumekar, M.Si, dalam peraturan baru inskripsi dan prasasti akan bisa menjadi Obyek Ingatan Kolektif Nasional.
Menurut Abimardha bahwa sangat menarik ketika Ingatan Kolektif Nasional nantinya akan mencakup benda prasasti dan Inskripsi yang mengandung narasi.@PAR/nng