Oleh: Farid Gaban
Jurnalis Senior
Masih ingat film dokumenter seperti Sexy Killers, yang menyoroti masalah tambang batubara?
Atau Kinipan, yang membedah kaitan antara bencana, kerusakan lingkungan, wabah, dan kerakusan ala Omnibus Law?
Film-film Watchdoc yang sukses menggugah dan memprovokasi nurani itu tidak mudah dibuat dan bukan tanpa risiko pembuatannya.
Sangat layak jika Magsaysay Award Foundation, memberi Watchdoc penghargaan untuk kategori “Emergent Leadership”. Magsaysasy Award sering disebut “Hadiah Nobel versi Asia”,
Film Watchdoc dianggap masuk ke dalam jurnalisme investigasi yang menggunakan platform baru dan kreatif dalam menyoroti masalah sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia.
Magsaysasy Award pernah diberikan kepada Dalai Lama dari Tibet pada 1958 atau “Bunda” Theresia di India pada 1962. Demikian pula kepada Gubernur Jakarta Ali Sadikin (1971), Abdurahman ‘Gus Dur’ Wahid (1993), sastrawan Pramoedya Ananta Toer (1995), serta Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK (2013).
Penghargaan Ramon Magsaysay menggenapi penghargaan internasional sebelumnya yang telah diterima Watchdoc, yakni Gwangju Prize for Human Rights di awal tahun 2021.
Watchdoc telah merilis berbagai film seperti “Sexy Killers”, “The EndGame”, “Kinipan”, “The Mahuzes”, “Asimetris”, dan ratusan karya lain yang sebagian besar dapat diakses secara online.
Selamat untuk Tim Watchdoc, Dandhy Dwi Laksono dan Andhy Panca Kurniawan. Hormat dan salut setinggi-tingginya.