Buku Kombes Pol Sigit Dany Setiyono Soal OCB Ulas Reformasi Birokrasi Polri

REKAYOREK.ID Kombes Polisi Dr. Sigit Dany Setiyono, SH, SIK, MSc.Eng, menerbitkan buku berjudul Organizational Citizenship Behavior: Studi Pada Polres Berpredikat ZI WBK/ WBBM Di Polda Jawa Timur. Buku ini resmi diluncurkan pada Kamis, 15 Agustus 2024.

Buku ini mengulas mengenai reformasi birokrasi di tubuh Polri yang terus bergulir dengan arah yang jelas. Di antaranya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Namun sebelum tujuan itu tercapai, penguatan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia Polri adalah jembatan yang harus dibangun. Ini adalah tujuan antaranya.

Dalam sebuah acara yang berlangsung sederhana, dihadiri dan mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk para akademisi, dan praktisi kepolisian, buku ini dinilai menjadi kajian penting dan menambah literatur tentang studi Kepolisian di Indonesia.

Buku ini sendiri didasarkan dari hasil penelitian dalam rangka pemenuhan tugas disertasi untuk meraih gelar doktor penulisnya di bidang ilmu administrasi. Penulis mengangkat konsep Perilaku Kewarganegaraan Organisasi/Organizational Citizenship Behavior (OCB) karena dinilai sangat sangat relevan dengan diskresi anggota Polri, khususnya dalam meningkatkan kinerja organisasi.

Organizational Citizenship Behavior atau OCB, bisa diartikan sebagai perilaku ekstra melebihi ruang lingkup kerja seseorang. Penulis menilai bahwa konsep OCB ini menjadi penting secara kontekstual, terutama saat ini dimana Polri tengah mendapatkan sorotan tajam mengenai profesionalisme dan integritas yang sangat memengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap institusi Polri.

Dalam kajian ini, ada tiga faktor yang diasumsikan memberi pengaruh positif bagi muncul dan berkembangnya OCB dalam kepolisian. Ketiga faktor tersebut adalah: (1) Faktor Kepemimpinan Transformasional, (2) Faktor Organisasi Pembelajar, dan (3) Faktor Budaya Organisasi (variable moderasi).

Argumen dipilihnya tiga faktor ini adalah keniscayaan dimana ketiga faktor ini terlibat dalam perubahan entitas apapun di era digitalisasi dan turbulensi sosial saat ini. Faktor kepemimpinan, misalnya. Ia selalu hadir dan melekat pada setiap sejarah jatuh bangunnya sebuah bangsa, organisasi, atau entitias apapun.

Sementara faktor organisasi Pembelajar, saat ini telah disadari menjadi salah satu faktor penentu sebuah entitas dapat terus exist dan survive menghadapi beragam perubahan dan tantangan. Begitu juga faktor budaya organisasi, dipilih karena faktor ini menjadi wadah bagi pertarungan nilai-nilai yang diyakini, dijalani dan melindungi setiap entitas organisasi, termasuk di dalamnya Organisasi Pembelajar dan Kepemimpinan Transformasional sebagai inti dari organisasi.

Penelitian di dalam buku ini dilakukan di lingkungan polres berpredikat Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK/WBBM) di wilayah hukum Polda Jawa Timur dengan melibatkan 1.634 orang responden anggota Polri dari tujuh Polres di wilayah Polda Jawa Timur. Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat perbedaan persepsi terhadap seluruh variabel dari anggota Polri dimana pada Satwil yang telah berpredikat WBBM memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan Satwil yang masih berpredikat WBK.

Berikutnya, variabel Organisasi Pembelajar dan Kepemimpinan Transformasional memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap OCB anggota Polri baik secara langsung maupun melalui mediasi Budaya Organisasi. Karena itu, buku ini merekomendasi kepada Polri dalam mendorong terbangunnya OCB pada anggota Polri, perlunya peningkatan transformasional leadership training dan teamwork training yang lebih otonom dan sustainable pada satuan kerja atau satuan kewilayahan.

Kemudian, perlunya kolaborasi dan keterlibatan dari unsur pemerintah, akademisi, swasta, media, dan lembaga swadaya masyarakat untuk peningkatan potensi pada anggota Polri.@