Pariwisata Taiwan Ramah Muslim

REKAYOREK.ID Pandemi Covid 19 berdampak terhadap semua sektor kehidupan. Tak terkecuali sektor pariwisata. Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara. United Nation World Travel Organisation (UNWTO) mencatat pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak oleh pandemi Covid-19 selama dua tahun, sejak pandemi pada 2020.

Setelah dua tahun, pada 2022, ketika semua negara mulai merangkak untuk bangkit, Taiwan sudah berlari untuk bangkit. Hal ini tidak lain berkat kesuksesan Taiwan dalam menangani pandemi Covid-19. Terbukti sejak 13 Oktober 2022 lalu, Taiwan telah membuka kembali perbatasan.

Kebijakan pemerintah ini dibarengi dengan upaya Biro Pariwisata Taiwan dalam mengundang wisatawan manca negara untuk datang ke Taiwan dan meramaikan pariwisata Taiwan. Karenanya, sejak 11 November 2022 mereka memperbaharui “program Guan Hong” guna mempermudah prosedur pengajuan visa wisata ke Taiwan.

Khusus untuk menarik wisatawan asal Indonesia, Biro Pariwisata Taiwan ikut berpartisipasi dalam ASTINDO Travel Fair yang berlangsung di Jakarta selama 4 hari mulai 23 – 26 Februari dan di Surabaya pada 28 Februari 2023.

Dalam agenda ASTINDO Travel Fair itu, Biro Pariwisata Taiwan mengandeng industri pariwisata terkait, diantaranya: Leisure Farm, Tourism Factory, dua penerbangan terbesar Taiwan, dan travel agen besar di Taiwan.

Dalam Travel Fair ini mereka berbagi informasi terbaru tentang layanan dan fasilitas yang diberikan oleh industri pariwisata masing masing. Layanan dan fasilitas itu dipresentasikan dalam ASTINDO Travel Fair baik di Jakarta maupun di Surabaya.

Salah satu counter di ASTINDO Travel Fair di Surabaya. Foto: nanang

 

Agenda di Surabaya diselenggarakan di hotel Shangri-La pada Selasa sore, 28 Februari 2023. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 travel agents penyelenggara Outbond Tour di Surabaya dan sekitarnya. Mereka cukup antusias mengikuti rangkaian acara, khususnya presentasi tentang informasi wisata terbaru di Taiwan, kemudahan kepengurusan visa dan layanan airline ke Taiwan.

Sementara dari Taiwan, datang sejumlah delegasi pariwisata Taiwan. Ada 25 orang yang terdiri dari 10 unit industri pariwisata. Mereka membuka counter masing masing yang langsung melayani mitra travel agent Indonesia. Diantara mereka adalah Chinese Moslem Association.

Ramah Wisatawan Muslim

Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak dunia. Bagi Taiwan, Indonesia adalah pangsa pasar pariwisata yang cukup besar dan potensial. Karenanya, Taiwan menjadi negara yang menawarkan pariwisata ramah terhadap umat muslim.

Berbagai fasilitas demi kenyamanan wisatawan muslim telah tersedia. Untuk itu, Taiwan terus mempromosikan sertifikasi makanan dan minuman Halal. Saat ini sudah lebih dari 300 rumah makan dan hotel serta lainnya yang telah mendapatkan sertifikat Halal.

Berdasarkan peringkat dari “Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI)”, Taiwan kembali meraih peringkat kedua sebagai negara tujuan wisata non-OIC (Organization of Islamic Cooperation atau Organisasi Kerja Sama Islam), dan juga meraih penghargaan sebagai tujuan wisata inklusif tahun ini.

Sukses Taiwan dalam menciptakan pariwisata ramah Muslim diakui oleh Abe Chou, Director Biro Pariwisata Taiwan. Ia bahkan mengatakan bahwa Taiwan semakin banyak dikunjungi wisatawan muslim dari Indonesia.

“Saya berharap Taiwan bisa mempertahankan posisi kedua sebagai negara tujuan wisata non-OIC”, kata Abe Chou.

Untuk menjaga posisi itu, Biro Pariwisata Taiwan membawa serta Asosiasi Muslim Tionghoa (The Chinese Muslim Association) dan membuka counter di ASTINDO Travel Fair di Surabaya. Counter ini memperkenalkan sumber daya pariwisata Muslim Taiwan yang terbaru, menunjukkan bagaimana berwisata dengan nyaman, menyenangkan, bersantap makanan dengan rasa tenang dan aman di Taiwan kepada wisatawan Muslim.

Tidak hanya yang langsung berurusan dengan aktivitas pariwisata, dalam situasi mendesak (urgent) ketika dibutuhkan pertolongan medis, berbagai rumah sakit pun juga sudah dikondisikan ramah terhadap pasien Muslim. Di setiap rumah sakit terdapat mushollah dengan perawat yang siap melayani dalam bahasa Indonesia.

Pererat Hubungan Antar Negara

Travel Fair, yang berisi tentang tukar menukar informasi dan produk pariwisata terkini antar pelaku industri pariwisata Taiwan dan Indonesia, diharapkan dapat mempererat jalinan kerja sama bilateral antara Taiwan dan Indonesia.

Melalui dunia pariwisata juga akan terbuka informasi dan potensi kerjasama lainnya di bidang bidang seperti pendidikan, budaya, perdagangan dan lainnya.

“Kami berharap dari kerjasama di bidang pariwisata bisa semakin mempererat kerjasama di bidang perekonomian”, ujar Isaac Chiu, Direktur Taipe Economics and Trade Office (TETO) di Surabaya.

Isaac C. Chiu, Director General TETO Surabaya (batik) dan Abe Chou, Director Biro Pariwisata Taiwan (berjas). Foto: nanang

 

Isaac Chiu, yang baru saja menjabat sebagai direktur TETO di Surabaya, berterima kasih kepada semua yang datang dan berkomitmen menjalin hubungan kerjasama dengan Biro Pariwisata Taiwan.

Ia menambahkan bahwa Taiwan, sebagai negara yang kaya akan obyek wisata dengan ditunjang oleh pelayanan yang bagus dan ramah wisatawan muslim, akan senantiasa menjadi jujugan wisatawan Indonesia.

Menurut Isaac Chiu bahwa sejak dibukanya pintu perbatasan pada 13 Oktober 2022, jumlah wisatasan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan pada tahun 2022 mencapai 78.162 orang, lebih tinggi 135,57% dari angka yang ditargetkan Biro Pariwisata Taiwan.

“Kami terus memberikan kemudahan kepada wisatawan dan khususnya wisatawan muslim dari Indonesia. Mari ke Taiwan”, pungkas Isaac Chiu.@Nanang

Komentar (0)
Tambah Komentar