REKAYOREK.ID Rabo, 9 Februari 2002, adalah peringatan Hari Pers Nasional. Pada hari itu Perkumpulan Begandring Soerabaia meluncurkan produk portal berita online “begandring.com” pada Rabo malam (9/02/2022).
Peluncuran ini berlangsung sederhana tapi penuh makna. Cukup tumpeng sebagai hidangan yang sekaligus sebagai sarana do’a. Tidak bertempat di hotel dan tempat tempat mewah yang ada di kota. Tapi cukup di markas Lodji Besar di jalan Makam Peneleh 46 Surabaya, yang selama ini sudah menjadi wadah berdiskusi dan bertemu.
Yang hadir hanya pengurus perkumpulan yang sekaligus sebagai penggerak portal. Diantaranya adalah Agus Wahyudi sebagai pemimpin redaksi, Kuncarsono sebagai pimpinan umum dan Nanang Purwono sebagai senior editor yang juga sebagai ketua Perkumpulan Begandring Soerabaia serta ada nama nama lain yang selama ini sudah bergerak di media masa seperti Cacuk Kuncoro dari industri Penyiaran televisi dan Karjo dari penyiaran radio.
Hadir dalam acara sederhana itu adalah wakil ketua DPRD Kota Surabaya, A. Hermas Thony. Dalam sambutannya Thony mengingatkan agar siapapun yang berada dalam wadah perkumpulan termasuk dalam berkegiatan di portal begandring.com senantiasa berfikir obyektif, menghindari rasa ego dan berpegang teguh pada spirit pembentukan perkumpulan.
“Biasanya dalam perkumpulan itu kemudian terjadi adanya pihak pihak internal yang menonjolkan keegoannya dan lupa akan spirit terbentuknya organisasi, nah itu menjadi awal terjadinya persoalan. Maka saya berharap agar itu semua bisa dihindari”, tegas AH Thony.
Lahirnya portal berita khusus sejarah dan budaya ini adalah dalam upaya perekaman dan pendokumentasian temuan serta hasil penelusuran serta rangkaian kegiatan edukatif yang dilakukan oleh begandring Soerabaia melalui jejak digital.
“Sekarang eranya adalah teknologi dan teknologi media online sudah menjadi bagian masa kini. Karenanya melalui media online Perkumpulan Begandring Soerabaia hadir untuk berbagi informasi khususnya tentang sejarah dan budaya melalui jejak digital.
Meski begandring.com baru dilaunching, namun kehadirannya selama beberapa minggu belakangan sudah menjadi jendela bagi warganet di manca negara seperti di Singapura, Kamboja dan Hongkong dan Belanda”, tegas Pimpinan Redaksi begandring.com, Agus Wahyudi.
Menandai lauanching portal berita sejarah dan budaya begandring.com adalah diskusi tentang sosok Darmosugondo dan kiprahnya dalam pertahanan kedaulatan negara serta perannya di wilayah desa Made (kini kelurahan Made) yang kala itu adalah wilayah Jabatan Kota yang masuk Kabupaten Surabaya.
Hadir dalam diskusi ini adalah peneliti asal Gresik yang dari hasil penelitian itu akan dibukukan sebagai sumber bacaan populer. Adalah Rio Willy yang juga pegiat sejarah ‘Mataseger’ Gresik tertarik datang ke markas Begandring Soerabaia setelah membaca artikel di begandring.com tentang kisah tradisi Made dengan tokoh Mbah Man yang ternyata menjadi saksi mata Darmosugondo yang selama ini menjadi obyek penulisan sejarahnya.
Rio Willy mengatakan bahwa dirinya siap berkolaborasi dengan pegiat sejarah Perkumpulan Begandring Soerabaia untuk merekontruksi nilai nilai perjuangan Darmosugondo dan rakyat Made pada era Perang Revolusi 1946-1949.
Dari hasil diskusi dalam mewarnai peluncuran portal berita sejarah dan budaya begandring.com ini disimpulkan ada tiga point yang menjadi acuan kerja Perkumpulan Begandring Soerabaia. Yaitu pertama bekerjasama dengan pemangku kelurahan dan warga Made untuk menyusun atraksi sejarah warga Made dan Darmosugondo dalam perang kemerdekaan yang disajikan dalam serangkaian prosesi Sedekah Bumi yang setiap tahun digelar.
Kedua adalah upaya mengusulkan nama Darmosugondo yang terhitung sebagai pahlawan lokal menjadi nama sebuah jalan di lingkungan kelurahan Made.
Ketiga adalah berupaya mengusulkan Darmosugondo menjadi Pahlawan Nasional mengingat peran Darmosugondo tidak hanya berperan di Made dan Gresik yang kala itu masih wilayah Kabupaten Surabaya, tetapi pada pasca perang kemerdekaan, Darmosugondo terlibat dalam sejumlah normalisasi keamanan dalam negeri. Misalnya di Sumatera dan Kalimantan.
“Di Sumatera Kalimantan dan Gresik sendiri sudah ada lajang yang bernama Darmosugondo. Kiranya Surabaya, khususnya di kelurahan Made, perlu ada nama tokoh yang dijadikan nama jalan. Yaitu jalan Darmosugondo”, pungkas Rio Willy.[nanang]