Percobaan Pembunuhan Presiden Sukarno Oleh Sanusi DI/TII Saat Sholat Idul Adha

REKAYOREK.ID Minggu pagi 13 Mei 1962, Mangil Martowidjojo, Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Presiden Soekarno kedatangan Komandan Pengawal Istana Presiden, Kapten CPM Dachlan.

Kapten CPM Dachlan menyampaikan ada upaya pembunuhan dari kelompok Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) terhadap Presiden Soekarno di Hari Raya Idul Adha.

Pasalnya pada 14 Mei 1962 Soekarno akan melaksanakan salat ied di halaman Istana dengan beberapa tokoh agama.

Disebutkan Mangil mendapat informasi dari Kepala Rumah Tangga Istana, Soehardjo Hardjowardojo, siapa saja yang ada di barisan pertama hingga keempat.

Baris pertama diisi oleh Soekarno dan personel Angkatan Darat, baris kedua hingga keempat diisi personel militer dan Polisi.

Sementara anak buah Mangil tersebar berseling-seling di belakang Soekarno. Mangil dan Sudiyo menempatkan diri didepan Soekarno menghadap orang-orang yang salat demi keamanan.

Bayangan Soekarno bergeser-geser pada rakaat kedua yang awalnya tenang berubah jadi kacau.

Saat rukuk, terdengar teriakan takbir disusul suara tembakan. Sanusi menembakan pistol ke arah Presiden Soekarno.

Beruntung peluru tersebut gagal meluncur ke arah Soekarno. Kendati demikian sejumlah jamaah salat Idul Adha mengalami luka akibat tertembak bahu dan punggung.

Penembakan yang dilakukan dari jarak sekitar 7 meter (penembak berada di saf ketujuh), meleset.

Hal ini terlihat mustahil lantaran Sanusi merupakan Penembak Jitu alias Sniper andalan DI/TII.

Namun berdasarkan pengakuan Sanusi pandangannya mendadak kabur saat akan menembak.

Yang dilihatnya adalah bayang-bayang sosok Soekarno yang bergeser-geser, dari posisi satu ke posisi lain. Karena itulah tembakannya jadi meleset.

“JALAN KEMATIAN MEMANG BUKAN KUASA MANUSIA”

AKBP Mangli Martowidjojo (Depan tengah) Repro.

 

Sumber: Autobiografi Mangil Martowidjojo “Kesaksian tentang Bung Karno 1945-1967.”

Komentar (0)
Tambah Komentar