Sekolah Daring Dapat Apa?

Penulis: Anggie D. Widowati
Blogger, Pegiat Literasi Anak, Rumba Literasi Bintaro (Founder)

REKAYOREK.ID Sekolah daring diperpanjang? Ya biarlah, situàsi masih begini, malah terjadi lonjakan kasus, dan virus asal India sudah masuk pula. Aku lebih tenang anak-anak belajar di rumah.

Sekolah daring dapet apa? Kadang orang mempertanyakan seperti itu. Ya tergantung. Àku cuma bisa cerita tentang anak-anakku. Bagiku sekolah daring not bad. Tergantung anak dan orangtua juga sih.

Mas, bosen ya sekolah daring, aku tanya anakku yang SMA. Enggak Un (bunda), malah enak, aku bisa belajar apa yang aku suka, nggak dibatasi jadwal pelajaran.

Memang dia suka baca, buku-buku berat aku dan bojo (suami), pada pindah ke kamarnya. Dia sukanya buku-buku biografi tokoh-tokoh dunia.

Sekitar sebulan yang lalu, anakku pamer.

“Bunda aku dah selesai bikin novel.

Wah aku pun merasa surprise apa iya dia bikin novel. Ternyata bener, sudah komplit sekitar 80 halaman. Cukup untuk teen novel.

“Mau dikirim ke mana, bunda bantu cari penerbit.”

“Tidak Un, tidak untuk dikirim kemana-mana, soalnya mau aku bikin game novel.”

*Dalam hati aku bertanya. Apa pula itu. Mosok yo ono game novel.

Beberapa hari lalu.

“Un, mau main game novelku, tapi baru level satu.”

“Lho jadi to kamu bikin game novel?”

“Jadi dong, lihat deh.”

Maka kami pun masuk ke aplikasi game buatan dia. Bila diklik yang keluar kalimat-kalimat, bukan gambar-gambar visual seperti game kebanyakan. Runtut jadi cerita.

Mbrebes mili.

“Kapan kelarnya sampai akhir level, le?” (Tamat)

“Tidak janji Un, codingnya yang susah, salah dikit error.”

“Oke sini-sini peluk, anak pinter, anak sholeh.”

Selamat datang ke era 4.0 anakku.

pendidikansekolah