Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Sejarah Asal Usul Nama Koblen

REKAYOREK.ID Menyimak peta peta lama Surabaya, nama Koblen di kawasan Bubutan tidak tersebut. Kecuali nama Bubutan itu sendiri. Sekarang kita mengenal nama Koblen untuk jalan Koblen, jalan Koblen Kidul dan jalan Koblen Lor.

Kata “Koblen” ini secara bunyi terkesan asing, bukan nama asli lokal. Apalagi kalau ditulis. “Koblen”.

Dari penelusuran Maya oleh Indra Jaya Laksana dan Jeffry Pondaag, warga Indonesia yang bermukim di Belanda, ditemukanlah nama Koblen ketika berselancar mencari nama Penjara Koblen. Nama Penjara Koblen tidak ditemukan kecuali Penjara Bubutan.

Nama Koblen

Namun dari pencarian itu diduga bahwa nama Penjara Bubutan lebih digunakan pada era Pendudukan Belanda. Seiring dengan perjalanan waktu, lantas juga muncul istilah Penjara Koblen. Kata Koblen diduga muncul dari kata Kobbelsteen lantas menjadi Koblen.

Kobbelsteen (bahasa Belanda), yang bahasa Inggrisnya Cobblestone dan bahasa Indonesianya Batu Brangkal adalah batu berangkal, batu alam yang digunakan untuk perkerasan jalan atau konstruksi. Selain digunakan untuk perkerasan jalan, batu berangkal juga dapat digunakan dalam konstruksi, seperti untuk membangun dinding. Batu ini memiliki bentuk dan permukaan yang tidak beraturan, warna alami kuning dan ukurannya bervariasi.

Dari selancar dunia Maya dengan kata kunci Kobbelsteen (bld) atau Cobblestone (ing), didapatkan gambar gambar konstruksi dinding terbuat dari batuan alam seperti dinding penjara Koblen.

Dinding/tembok Penjara Koblen memang terkesan mewah dan warna estetik alami karena dibangun dikawasan elit pada zamannya. Kerena kemewahan dan keindahan itulah, tampilan Penjara Bubutan kemudian dikenal dengan nama Kobbelsteen. Tetapi karena penyebutan lidah lokal, maka jadilah “Koblen”.

Selanjutnya nama Koblen menjadi identifikasi daerah daerah di sekitar penjara. Jadilah Jalan Koblen, Jalan Koblen Kidul dan Koblen Lor.

Nama Koblen ini menjadi secuil fakta sejarah perkembangan kota Surabaya dari tidak ada menjadi ada nama Koblen karena kehadiran Penjara Batu. Selain sebuah nama, penjara itu sendiri, penjara Koblen juga menyimpan sejarah Surabaya.

Kehidupan di Penjara Koblen
Dikutip dari akun FB pegiat sejarah Surabaya Ady Setiawan bahwa Penjara Koblen ini memiliki kisah panjang.

Salah satu fragmen sejarah Penjara Koblen / Penjara Bubutan adalah masa ketika digunakan sebagai Kamp Interniran. Salah satu buku yang menceritakan dengan apik kisah kehidupan di dalam penjara interniran adalah memoar dari Anne Ruth Wertheim dalam bukunya yang berjudul “De gans eet het brood van eenden op, mijn kindertijd in een Jappenkamp op Java”. Diterjemahkan menjadi : “Angsa Merampas Roti Bebek-bebek, Masa Kanak-kanakku di Kamp Tawanan Jepang di Jawa”.

Catatan kisah memilukan tentang penjara ini juga terekam dalam banyak buku. Diantaranya karya Bung Tomo, karya Prof William Frederick dan banyak lagi.

Kesaksian pasukan Belanda, yang melihat bagaimana pejuang pejuang Indonesia dieksekusi tanpa pengadilan dibalik dinding benteng selama kurun waktu 1946-1949. Banjir darah yang diakibatkan aksi balas dendam para pemuda di tahun 1945 atas Jepang dan masih banyak lagi.

Penjara ini menyimpan catatan panjang dan pembelajaran yang cukup dalam, tentang makna dari kemanusiaan itu sendiri

Demikian ulas Ady Setiawan dalam akun FB-nya yang diunggah pada 22 Februari 2021.@PAR/nng

Komentar
Loading...