Menengok Suasana di Dalam Penjara Koblen
REKAYOREK.ID Terlalu sedikit jumlah orang yang mengetahui bagaimana suasana di dalam area tembok penjara Koblen pada masa lalu. Meski saat itu, banyak orang yang hidup di era Pendudukan Jepang pada tahun 1942-1945. Tapi mereka tidak tau bagaimana suasana dalamnya. Kecuali sipir penjara. Atau orang umum yang mau dijebloskan kedalam penjara. Siapa mau yang hanya untuk melihat suasana di dalam penjara, rela dijebloskan ke penjara
Penjara di daerah Bubutan itu namanya memang Penjara Bubutan. Zaman itu, orang mengenal penjara itu adalah Penjara Bubutan, bukan Penjara Koblen. Sebelum Penjara Bubutan, pernah ada Penjara Kalisosok. Karena letaknya di daerah Kalisosok, maka penjara itu dinamakan Penjara Kalisosok.
Kalau sekarang datang langsung ke lokasi eks penjara, disana sudah tidak ada lagi bangunan bangunan penjara, kecuali tinggal tembok yang terbuat dari Kobbelsteen (batu besar) sehingga dinamakan Penjara Koblen.

Kita mengajak menengok melalui gambar gambar sketsa, yang dibuat pada masa pendudukan Jepang. Artis sketsanya pun orang dalam penjara, Subur Theo, antara tahun 1942-1945. Maklum kala itu kamera photo tidak diperkenankan. Seperti halnya kita kenal aturan di pengadilan kala itu. Kamera tidak boleh masuk atau dilarang memfoto di dalam ruangan pengadilan.

Siapapun Theo itu, tapi dia bisa merekam melalui karya karya seninya. Gambarnya bagus bagus. Mulai dari benda mati yang berupa bangunan, tembok, kamar, dapur, tempat ngopi, tempat mandi, kakus serta benda benda yang ada di sana. Tidak ketinggalan aktivitas orang di dalam area penjara, mulai sipir, tawanan biasa hingga tawanan pejabat. Termasuk para penonton olahraga. Ada juga kamar mewah dan ada pula barak.

Fasilitas di dalam penjara Bubutan tidaklah mewah meski fisik bangunan penjara, yang terlihat dari luar, sangat mewah. Di dalam bagaikan ndeso. Kakusnya model jumbleng. Yaitu Jamban. Jamban lubang, yang juga dikenal sebagai jumbeleng, adalah jenis jamban yang menampung kotoran manusia langsung ke dalam lubang di tanah.

Bahkan digambarkan kondisi tawanan secara fisik. Rata rata kurus. Ada juga tawanan yang tidur enak di kamar, tidak berdesakan dengan lainnya. Para tawanan ini warga kulit putih, Belanda. Tempat ini memang dikenal sebagai Kamp interniran.
Ada sebuah sketsa, yang berupa sindiran. Menunjukan sosok sipir tambun atau tentara jepang dengan Laras panjang terhunus pisau sambil memegang pecut tapi dikatakan sebagai petugas penjara yang paling baik hati.

Menarik melihat suasana dalam tembok. Di dalam bagai sebuah perkampungan. Di era Pendudukan Jepang tempat ini digunakan sebagai tempat menawan warga Eropa. Sebelum menjadi kamp interniran Belanda, sebelumnya digunakan untuk menawan warga lokal.

Data sejarah dan foto foto interniran itu akan melengkapi ruang sejarah Koblen seiring dengan pengembangan Koblen sebagai pasar Buah Koblen.






