Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Ada Apa Dengan Covid-19? Yang Miskin Makin Miskin, Yang Kaya Makin Kaya

REKAYOREK.ID Di saat pandemi virus corona baru (Covid-19), terjadi ketimpangan sosial yang semakin meningkat. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.

Demikian kata Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo saat memberikan sambutan sebagai Dewan Pembina Universitas Cokroaminoto di acara Sidang Terbuka Senat Universitas Cokroaminoto yang digelar di Hotel Sahid, Jakarta pada Rabu (15/9/2021) lalu.

“Ketimpangan semakin meningkat sangat tajam,” ujar Gatot.

Menurut Gatot, kondisi ini bisa dianggap sebagai lampu merah. Karena, jika ketimpangan sosial tinggi, maka kerusuhan sosial mudah terjadi.

“Yang kaya kok kaya banget, yang miskin, miskin banget,” kata mantan Panglima TNI ini.

Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini melihat bahwa awal pandemi justru ketimpangan semakin melonjak karena bertambah orang kaya yang penghasilannya mencapai 1 juta-100 juta dolar AS.

“Ada apa dengan Covid-19? Yang miskin makin miskin, yang kaya makin kaya,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Gatot juga menguraikan bahwa Indonesia dimerdekaan dengan nilai-nilai budaya yang kental. Begitu juga nilai-nilai luhur yang diwariskan sejak jaman dulu.

“Konsep negara Indonesia merdeka, penuh dengan aspek nilai-nilai budaya yang sangat tinggi dengan nilai luhur yang sangat mulia,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, salah satu nilai luhur itu adalah warisan konstitusi UUD 1945. Kata dia, desain UUD 1945 sejatinya adalah harapan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak mengulang kisah di masa terjajah.

“Bahwa yang mendesain, yang merumuskan UUD 1945 termasuk pembukaannya, nuansanya bahwa saya ini mengalami bangsa terjajah, bangsa yang susah bahkan mengorbankan jiwa dan raga dengan niat anak cucu saya tidak mengalami seperti saya,” katanya disambut tepuk tangan undangan yang hadir.

Yang dikhawatirkan Gatot, saat ini berembus kencang wacana amandemen konstitusi untuk kelima kalinya. Dia pun mempertanyakan bagaimana suasana hati dari orang-orang yang menyerukan amandemen.

“Yang perlu dipertanyakan kondisi kejiwaan yang mau amandemen itu apa? Sama tidak?” pungkasnya.[]

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...