Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Ketika Mahasiswa Australia Belajar Mata Kuliah Toleransi di Peneleh

REKAYOREK.ID Perbedaan itu menyenangkan. Peristiwa menyenangkan adalah peristiwa atau pengalaman yang membawa dampak yang baik di masa mendatang untuk kita dan juga membawa perasaan yang menyenangkan ketika kita mengingat peristiwa tersebut.

Semua itu karena perbedaan membawa nikmat. Kita analogikan saja ketika ada seseorang yang gemar memasak. Ketika itu dia pasti menggunakan bermacam macam bumbu atau rempah. Perbedaan bumbu itu memiliki rasa sendiri sendiri.

Namun ketika bumbu bumbu itu dipadukan dalam belanga akan menciptakan masakan yang luar biasa enaknya dan membikin kita ingin menyantapnya. Begitulah perbedaan itu yang akhirnya membuat hidup terasa indah, meriah dan nikmat.

Menanak ketupat beraroma rempah rempah. Foto: Ita

 

Perbedaan itu juga indah baik dipandang mata maupun dirasa oleh hati. Keragaman budaya dan kebiasaan, misalnya. Bahkan ada peribahasa yang berbunyi lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Akhirnya muncul kemeriahan dalam perbedaan. Dalam makanan misalnya adalah rujak.

Suara beragam yang biasa didengar, baik itu suara dalam bahasa: Jawa, Madura, Bali dan Indonesia; maupun suara suara alat musik yang terpadu menjadi harmonisasi bunyi yang enak didengar.

Perbedaan yang indah, menyenangkan dan meriah itu ada di Peneleh dan perbedaan itu menjadi suguhan tamu tamu mancanegara, Australia, ketika mereka menikmati wisata jelajah sejarah dan budaya Subtrack (Surabaya Urban Track) pada Rabu sore, 28 Juni 2023.

Rujak Madura di kampung Peneleh. Foto: Begandring

 

Sisi kebiasaan dan adat istiadat di Peneleh ini adalah bagian dari Peneleh secara kultural. Di sana hidup orang orang dari latar belakang etnis yang berbeda. Sejarah yang tertoreh di kawasan ini pun juga berlapis mulai dari era kemerdekaan lalu mundur ke belakang ke pra kemerdekaan, kolonial hingga kerajaan dengan bukti peradaban kunonya yang masih ada.

Para Mahasiswa Australia yang berkunjung ke Peneleh adalah kumpulan mahasiswa dari berbagai universitas di Perth, Australia Barat. Mereka di Jawa Timur dalam rangka studi banding di beberapa kota di Jawa Timur.. Salah satunya di kota Surabaya dengan daerah tujuan Peneleh.

Menurut Ita, pimpinan rombongan, di kota Surabaya mereka diajak untuk mengeksplore sejarah dan budaya Surabaya. Untuk memberikan “kuliah” tentang sejarah dan budaya Surabaya, maka Subtrack (Surabaya Urban Track) adalah jawaban. Mereka kuliah lapangan yang dipandu oleh pegiat sejarah Begandring Soerabaia.

Mahasiswa Australia berdiskusi dengan pegiat sejarah Begandring Soerabaia. Foto: Begandring

 

Ada titik titik sejarah yang mewakili empat era kesejarahan yang berlapis di Peneleh. Ada Sumur Jobong dari era Majapahit, makam Eropa Peneleh era kolonial, rumah HOS Tjokroaminoto dan rumah lahir Bunga Karno era pra kemerdekaan dan Jembatan Peneleh dari era kemerdekaan.

Sementara suasana perkampungan dengan kebiasaan hidup masyarakatnya adalah rona kebudayaan yang sudah ada dan menetap lama di sana. Semua keberagaman itu adalah souvenir yang dibawa pulang dalam benak mereka sebagai oleh oleh dari belajar tentang Surabaya.

Rombongan menyaksikan Jembatan Peneleh dengan kisah kesejarahannya. Foto: Begandring

 

Kampung kampung di wilayah kelurahan Peneleh saat ini memang tengah dikembangkan sebagai satu destinasi wisata sejarah di kota Surabaya. Kekayaan kampung secara historis, sosial dan kultural adalah aset kota. Karenanya aset itu perlu dikembangkan dan pada 7-9 Juli 2023 akan dilakukan kick off pengembangan wisata Peneleh yang berbasis sejarah, budaya dan kuliner. Diagendakan Menteri Pariwisata and Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, akan melakukan kick off pengembangan wisata Peneleh.

Peneleh di Mata Mahasiswa Australia

Perbedaan mengajarkan toleransi, bukan permusuhan ataupun persaingan, tapi kolaborasi.

Kehadiran komunitas Begandring Soerabaia di Peneleh adalah wujud kolaborasi antar perbedaan dan konsolidasi dengan organ di kelurahan Peneleh. Tak heran jika kemudian mahasiswa Australia ini menjadikan Begandring Soerabaia sebagai wujud kolaborasi yang membawa manfaat.

Makam Eropa Peneleh menyimpan nilai nilai universal sehingga layak dikunjungi dunia. Foto: Begandring

 

Selain Begandring Soerabaia, mereka secara langsung mengamati perbedaan antara Peneleh (Surabaya) dan kota Perth (Australia Barat). Kedua tempat itu sangat berbeda. Namun dari perbedaan yang mereka amati, dan melalui narasi yang disampaikan pemandu selama jalannya jelajah wisata sejarah, kesadaran toleransi akan berbedaan dapat terbentuk.

Bahwa pada 28 Juni 2023 adalah masa perayaan Idul Adha. Sehingga di dalam kampung kampung terdapat sapi dan kambing yang dipersiapkan untuk pemotongan. Jack, salah seorang mahasiswa yang tidak tau bahwa ada perayaan Idul Adha, lantas dia berfikir dan bertanya dia apakah ada peraturan yang memperbolehkan dan melarang binatang besar bisa dipelihara di dalam kawasan permukiman (kampung).

Mahasiswa Australia belajar tentang Perayaan Idul Adha. Foto: Begandring

 

Dijelaskan bahwa saat saat ini adalah Hari Raya Kurban dimana binatang sapi dan kambing dipersiapkan untuk penyembelihan. Karenanya binatang kurban itu dibawa masuk ke dalam kampung dan ditempatkan berdekatan dengan tempat ibadah. Jack pun menyadari dan sekaligus mempelajari itu.

Pun demikian dengan dapur dapur, yang mereka jumpai di depan rumah di kampung kampung. Ada warga Peneleh yang memasak di depan rumah. Sehingga, salah seorang mahasiswa mengatakan bahwa orang Peneleh tidak punya dapur. Ini sebuah generalisasi yang menganggap bahwa warga Peneleh tidak punya dapur.

Pengarahan tentang kegiatan Subtrack dan pengenalan umum tentang Kampung Peneleh. Foto: Begandring

 

Generalisasi ini muncul karena mereka membandingkan dengan kelengkapan rumah tangga di Australia. Di Australia setiap rumah selalu memiliki ruang tamu, kamar tidur dan dapur. Itu perbandingan mereka antara dapur di Australia dan di Peneleh.

Di Peneleh tentu ada warga yang memiliki dapur sebagai mestinya di tata rumah. Tapi ada juga warga yang memasak di depan rumah. Di tempat itu, mereka tidak hanya memasak, tapi juga menjadi ruang sosial karena ada tetangga yang datang dan ngobrol. Jadi di Peneleh dapur menjadi ruang untuk memasak dan sekaligus ruang sosial. Dengan penjelasan itu, mereka mengerti.

Masih ada lagi yaitu orang berjualan makanan. Di Peneleh ada orang yang berjualan menggunakan rombong, membuka bedak di depan rumah dan bahkan menggunakan ruang tamu sebagai tempat dagangan mereka. Pemandangan ini tidak ada di Australia. Masih banyak lagi perbedaan perbedaan antara Peneleh dan Perth. Berangkat dari pengalaman melalui jelajah sejarah Subtrack ini, mereka bisa belajar tentang sejarah dan Budaya Surabaya.

Menurut rencana, dalam program studi banding ini, setelah dari Surabaya, rombongan mahasiswa Australia dan Surabaya akan ke Malang dan kota kota lainnya di Jawa Timur.@nanang

Komentar
Loading...