Nama-nama Jalan Sebelum Tahun 1950 Pasti Berbau Asing Belanda
REKAYOREK.ID Nama nama jalan di Surabaya pernah ditulis dalam bahasa Belanda. Boulevard, Straat, Laan, Weg dan Steeg berarti jalan. Kata kata itu melengkapi nama nama yang berbau Belanda. Misalnya Heerenstraat (jalan Rajawali), Aloon Aloon straat (jln Pahlawan), Reinierz Boulevard (jalan Diponegoro), Boomstraat (jalan Branjangan), Palmenlaan (jalan Panglima Sudirman) dan Tamarindelaan (jalan Pandegiling). Masih banyak lagi. Nama nama berbau Belanda ini mengisi waktu di era Hindia Belanda.
Tidak banyak yang tau kapan nama nama itu berganti menjadi nama nama yng bersifat lokal (local wisdom). Apa lagi bagi mereka yang terlahir pasca kemerdekaan. Mereka tidak mengenal nama nama versi asing Belanda.

Jika kita membuka arsip yang berupa surat kabar Nieuwe Courant edisi Dinsdag, 28 Maret 1950, maka dapat dijumpai sebuah berita tentang perubahan nama nama jalan di Kota Surabaya “Wijziging Van Straatnamen” .
Perubahan nama jalan ini dilakukan oleh Pemerintah Surabaya lalu disebarluaskan melalui pemberitaan koran. Adapula yang dikemas dalam sebuah buku. Sejak itu, setidaknya tahun 1950, Surabaya menggunakan nama nama jalan yang bersifat lokal.
Misalnya nama Nieuwe Holland straat menjadi Jalan Belakang Penjara, Handelstraat menjadi Jalan Kembang Jepun, Dwaarboomstraat menjadi Jalan Mliwis, Tamarindelaan menjadi Jalan Pandegiling, Werfatraat menjadi Jalan Kalisosok, Palmenlaan menjadi Jalan Panglima Sudirman, Palmenlaan Zuid menjadi Jalan Urip Sumoharjo dan masih banyak lagi lainnya.

Nama nama Belanda ini ada klaster nama nama pejabat Pemerintah Hindia Belanda yang lokasinya di daerah elit Darmo. Darmo termasuk kawasan elit dan masih elit hingga sekarang. Ada nama nama gunung dan sungai.
Yang menarik adalah nama nama di kawasan Kota Lama zona Eropa dimana nama nama jalan menunjukan pernah ada infrastruktur dan fasilitas kota kala itu. Misalnya Oude Hispitaal Straat yang menunjukkan pernah adanya Rumah Sakit Lama. Sekarang menjadi jalan Mliwis bagian barat. Dulu di sana pernah ada Rumah Sakit di era VOC.
Lalu ada Bank Straat yang menunjukkan pernah adanya bank. Sekarang menjadi jalan Garuda. Werfstraat menunjukkan adanya fasilitas Penjara (Penjara Kalisosok). Juga Willemskade Straat menunjukkan pernah adanya dermaga Willem, yang sekarang menjadi Jalan Jembatan Merah. Lalu Roomsche Katolikkerk Straat menunjukkan pernah adanya Gereja Katolik Roma.
Nama nama yang menunjukkan infrastruktur dan fasilitas Kota ini hanya ada di wilayah Zon Eropa Kota Lama Surabaya.

Satu lagi nama jalan yang penting bagi Kota Surabaya . Yaitu jalan Galuhan yang selama ini dipakai sebagai salah satu petunjuk sejarah kota Surabaya bahwa Jalan Galuhan dinggap sebagai toponimi Hujung Galuh. Padahal nama Jalan Galuhan baru ada pada tahun 1950. Sementara Sejarah Surabaya dianggap mulai ada tahun 1293.
Karenanya, kiranya perlu melihat sejarah nama nama jalan di Surabaya. Jadi orang orang Belanda atau umum sebelum tahun 1950, semuanya menggunakan nama nama yang berbau Belanda. Setelah 1950, baru menggunakan nama nama baru.

Kalau ada yang menggunakan nama baru pada apapun dokumen di era Pemerintahan Belanda, maka diduga kuat dokumen itu adalah palsu. Di era Belanda pasti menggunakan nama lama (Belanda). Pasca 1950 pasti menggunakan nama nama baru.@PAR/nng