Prasasti Sangguran Masih Menghiasi Taman Prasasti Keluarga Minto di Skotlandia
REKAYOREK.ID Di The British Museum, London, Inggris terkenal dengan koleksi kunonya Rosetta Stone atau Prasasti Rosetta. Prasasti Rosetta adalah batu granodiorit, yang ditemukan di kota Rashid (Rosetta) Mesir pada tahun 1799 dan pada prasasti ini ditulis dalam tiga bahasa, yaitu Hieroglif, Demotik, dan Yunani kuno.
Hieroglif adalah sistem penulisan Mesir kuno, yang menggunakan gambar atau simbol untuk mewakili kata, frasa, dan konsep.

Sementara menurut literasi Wikipedia, Demotik menunjuk pada naskah Mesir Kuno, yang berasal dari Hieratik bagian utara, yang digunakan di Delta Sungai Nil, dan juga tahapan bahasa Mesir yang menyambung bahasa Mesir Akhir dan digantikan oleh bahasa Koptik.
Masih menurut literasi Wikipedia bahwa Yunani kuno adalah peradaban, yang berada di wilayah tenggara Benua Eropa. Peradaban ini berlangsung dari abad ke-8 hingga 6 Sebelum Masehi.
Yunani kuno merupakan salah satu peradaban besar, yang memengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dunia.
Ketiga literasi kuno ini tertulis pada Prasasti Rosetta. Dari Rosetta ini muncul inspirasi lahirnya aplikasi terkait dengan bahasa. Aplikasi Rosetta Stone adalah aplikasi pembelajaran bahasa, yang memanfaatkan kemampuan bawaan otak untuk mempelajari bahasa baru.
Aplikasi ini dapat digunakan untuk belajar bahasa Inggris atau bahasa asing. Aplikasi ini juga memiliki fitur rekam suara untuk mengoreksi ketepatan pengucapan. Karenanya Artefak ini selalu ramai pengunjung di museum British Museum di kota London.
Prasasti Sangguran
Selain Rosetta Stone, di Inggris juga ada prasasti asal Jawa Timur. Nama aslinya adalah prasasti Sangguran, tetapi di sana dikenal dengan nama Minto Stone. Karena tersimpan di rumah bangsawan Inggris, Lord Minto, yang pernah bertugas di India.

Prasasti Sangguran merupakan artefak peninggalan Kerajaan Mataram Kuno atau Medang, yang bernilai tinggi bagi sejarah di Indonesia. prasasti ini berasal dari wilayah kota Batu, Jawa Timur yang selanjutnya dibawa oleh Raffles ketika Inggris berkuasa di Hindia Belanda pada awal abad 19, kemudian diserahkan kepada atasannya Lord Minto yang bermarkas di Kalkuta India. Ketika masa tugasnya selesai, prasasti Sangguran ini diboyong ke UK dan menjadi koleksi keluarga Minto. Maka jadilah sebutan Minto Stone.

Dikutip dari timesindonesia.co.id bahwa Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa pernah menugaskan Pj. Wali Kota Batu Aries Agung Paewai untuk mengunjungi secara langsung keluarga Lord Minto, sekaligus melihat tempat Prasasti Sangguran di Skotlandia pada Agustus 2023 lalu.
Hingga saat ini, prasasti Sangguran (Minto Stone) masih menghuni taman prasasti di kediaman keluarga Minto.
Prasasti Sangguran memiliki nasib yang sama dengan Prasasti Pucangan yang hingga sekarang masih berada di Museum Kalkuta di kota Kalkuta India. Prasasti Pucangan juga dari Jawa Timur. Namanya Prasasti Pucangan juga berubah menjadi Kalkuta Stone.
Bisakah kedua prasasti asal Jawa Timur ini dipulangkan untuk menambah khasanah budaya dan sejarah bangsa, khususnya terkait dengan Jawa Timur?
Sementara itu, dikutip dari sumber detiknews edisi (7/2/2015) mengabarkan bahwa sejarawan asal Inggris Peter Carey memandang dua prasasti itu, Sangguran (Minto Stone) dan Pucangan (Calcutta Stone) sangat penting karena bisa digunakan untuk menelusuri perpindahan Dinasti Syailendra dari Jateng ke Jatim, juga untuk menelisik kehidupan di masa Raja Airlangga.
Telah tiba saatnya dengan adanya Kementerian Kebudayaan RI upaya repatriasi ini bisa terwujud.@PAR/nng