Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Wong Jawa Lali Jawane, Get Lost at Home

REKAYOREK.ID Sebuah grafiti beraksara Jawa tertulis pada media tembok pagar di tepi jalan di kota Malang. Grafiti ini menjadi ekspresi bentuk kritik sosial budaya buat masyarakat umum, utamanya orang Jawa.

Sangat beralasan, siapapun pembuat graffiti itu, ia memahami kondisi dan derajat degradasi budaya tulis aksara Jawa di tengah tengah Masyarakat Jawa sendiri.

Hal serupa mengingatkan  tahun 2006 sempat ber perjalanan dari pantai barat Amerika ke Pantai Timur, yang luasnya seluas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Di salah satu negara bagian, saya sempat tinggal beberapa hari di Pusat Konservasi Suku Indian, American Indian reserve. Selama bersosialisasi dan berinteraksi dengan warga Amerika etnis Indian melalui sajian dan atraksi budaya tari tarian Indian, salah satunya berkata yang isinya masih teringat hingga sekarang.

Never ever get lost at home”. Kata seorang kepala suku, yang partisipasi dalam kegiatan budaya Indian Amerika.

Terlalu aneh jika sampai hilang dan tersesat di rumah sendiri. Artinya tidak tau apa apa. Statement itu menggambarkan bahwa kita sudah tidak mengenal rumah sendiri. Nada itu sama seperti pesan dalam grafiti aksara Jawa yang berbunyi “Wong Jowo Lali Jowone”.

Sungguh keterlaluan jika kita tidak tau di rumah ada apa saja. Ini sama ketika orang Jawa lupa dan tidak tau Jawanya.

Jawa ini bisa berkonotasi kesopanan dan orang yang berasal dari pulau Jawa. Tidak tau Jawanya (budaya) yang salah satunya adalah aksara. Aksara Jawa adalah alat dan bentuk komunikasi tulis. Ini adalah suatu karya sastra dan literasi luar biasa dari para leluhur, yang telah mampu membuat aksara sebagai alat untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, pesan, kesan dan bahkan ilmu pengetahuan agar kelak dapat ditransformasikan ke generasi penerus.

Jika kita tidak tau aksara Jawa berarti ada yang terputus dari pesan yang telah tertulis dan harus diwariskan.

Hal ini seperti pesan yang tertulis dengan bunyi “Jawa Lali Jawane”.

Dengan kata lain “wong Jawa kepaten obor”. Secara fisik, dengan matinya obor berarti suasana gelap gulita dan tidak tau apa apa. Padahal masih di dalam rumah sendiri.

Ayo iling marang Jawane supaya ora kepaten obor. (Ayo ingat sama Jawanya agar obornya tidak mati). @PAR/nng

Komentar
Loading...