Empat Kalimat Agung yang Menyentak dan Menggugah
*)Oleh Much. Khoiri
Identitas buku:
Judul Buku: Empat Kalimat Agung yang Mulia dan Menakjubkan
Penulis: Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah
Penerbit: Pustaka Ibnu Umar
Tahun: 2013

ANDA yang belum membaca buku ini, Anda mungkin akan tersentak, berkat “pesan” yang menyadarkan, bahwa apa yang Anda hayati dan Anda amalkan selama bertahun-tahun atau belasan tahun atau puluhan tahun ternyata mengandung rahasia makna.
Ya, ada empat kalimat Agung yang mulia dan menakjubkan, yang telah menyatu dengan amalan ibadah Anda sehari-hari, bahkan setiap kali shalat lima waktu. Anda selama ini telah mewiridkannya, baik sendiri maupun berjamaah. Atau malah lebih sering dari pada itu.
Empat kalimat agung itu adalah (1) Subhanallah (Mahasuci Allah), (2) Alhamdulillah (Segala puji hanya bagi Allah), (3) Laa ilaaha illallah (Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah), (4) Allaahu Akbar (Allah Mahabesar). Tidak asing lagi, bukan?
Mungkin sama seperti Anda, saya juga tersentak belum lama ini. Buku ini sudah sekian tahun lalu saya beli, namun ia nyelempit di rak buku dan baru setahun lalu saya sempat membacanya. MasyaaAllah, penulis buku ini, Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, benar-benar membuat saya tersentak.
Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, lewat bukunya Empat Kalimat Agung yang Mulia dan Menakjubkan (2013), membuat saya tidak hanya tersentak melainkan juga bersyukur. Empat kalimat itu, sejatinya, tidak asing sama sekali dengan kehidupan saya, bahkan keempatnya menyatu dalam diri saya, mendarah-daging, sebab setiap selesai shalat saya mewiridkannya.
Saya segera mengkhatamkan buku itu. Penulis itu memaparkan bukunya dengan sangat bagus, dengan dasar nash-nash (dalil) yang kuat. Dengan begitu, saya bersyukur sedalam-dalamnya. Jika selama ini saya belum sepenuhnya tahu “rahasia makna” di balik kalimat-kalimat agung itu, kini saatnya hidayah itu datang lewat penulis buku tipis seukuran saku baju.
Penulis memulai ulasan keutamaan empat kalimat agung dan menakjubkan itu dengan paragraf yang menyandera: “Sesungguhnya perkataan terbaik dan dzikir yang paling utama setelah Al-Qur’anul Karim adalah empat kalimat di atas. Empat kalimat tersebut memiliki nilai yang sangat berharga, keadaan yang agung dan kedudukan yang tinggi dalam agama Allah.” (hal. 8).
Kemudian buru-buru penulis itu mengutip sabda Rasulullah SAW: “Perkataan yang paling dicintai Allah ada empat: 1) Subhanallah, 2) Alhamdulillah, 3) Laa ilaaha illallah, 4) Allahu Akbar. Tidak mengapa engkau memulai dari yang mana saja.” (HR. Muslim). Itu pernyataan Rasulullah, jadi pastilah ia valid dan wajib diikuti oleh ummatnya—termasuk Anda, tentunya.
Selanjutnya, dalam buku ringkas ini (bukan karena sekadar tipis), Bab 2 membahas keutamaan kalimat Subhanallah, Bab 3 keutamaan kalimat Alhamdulillah, Bab 4 keutamaan kalimat Laa ilaaha illallah, dan Bab 5 keutamaan kalimat Allaahu Akbar. Urutan ulasan ini memudahkan meresapnya ilmu dan hikmah kepada pembaca.
Sungguh setiap bab menyajikan paparan yang sangat meyakinkan, dengan nash atau dalil yang kuat, dengan elaborasi yang sederhana dan mudah dipahami. Ulasan yang mendalam bukan pendapat pribadi, melainkan bersumber dari kedalaman dan kealiman penulis terkait tema itu.
Saya sengaja tidak membeberkan rincian ulasan buku di sini. Sebaiknya, saya menyarankan Anda untuk menyelaminya sendiri, agar pengalaman Anda lebih menguatkan merasuknya ilmu ke dalam diri Anda. Ibaratnya, saya hanya membukaan pintu untuk Anda.
Nah, dengan mengikuti setiap bab yang ada, Anda akan semakin dalam memahami makna dan hakikat kalimat subhanallah, alhamdulillah, laa ilaaha illallah, dan Allaahu Akbar tersebut. Pemahaman Anda, insyaa Allah, akan semakin menebalkan iman dan takwa Anda.
Maka, jangan hanya lihat kecil dan tipisnya buku ini. Saran saya, Anda membaca dan menyelami isi buku saku ini dengan kelapangan dada dan kebeningan pikiran. Justru karena buku ini kecil dan tipis, Anda bisa memasukkan ke dalam tas atau saku ketika Anda harus bekerja atau bepergian ke mana saja.
Sebagai tutur akhir, di sela kerja dan kesibukan duniawi yang hampir tak ada hentinya, Anda jangan sia-siakan waktu. Sempatkan baca dan selami buku ini, dan temukan ketakterdugaannya. Semoga. (*)
*)Penulis adalah Dosen Unesa, Tinggal di Gresik, Jawa Timur.