Covid-19, Antara Fiksi Doraemon & Cipta Karsa Fujiko Fujio

Oleh: Junaedi

DORAEMON, sosok fiksi tergambar dengan karakter ceria, suka menolong dan memiliki sebuah kantong ajaib.

Serial anime garapan Fujiko F Fujio ini booming di era 1980 hingga 2000-an dan tetap eksis hingga era kontemporer. Doraemon, sosok fiksi tergambar dengan karakter ceria, suka menolong dan memiliki sebuah kantong ajaib.

Berkarib dengan sosok Nobita yang memiliki karakter bebal, pemalas dan serba mau instan. Sering dibully oleh Giant dan selalu ingin bersaing dengan si kaya-raya, Suneo.

Lantas apa hubungannya Doraemon dengan masa pandemi, jawabannya tentu tidak ada. Pandemi tidak akan berpengaruh pada Doraemon Dkk. Pun apabila berdampak, senjata kantong ajaibnya akan dapat mengatasinya dalam hitungan menit.

Dengan satu syarat, Nobita terlebih dahulu harus merengek-rengek.

Lirik Lagu besutan Takumi Kasube yang diterjemahkan masih terpatri dalam memori generasi 80-an.

Lagu ini lah yang menggambarkan cipta karsa dari Nobita. “Aku ingin begini, aku ingin begitu, Ingin ini ingin itu banyak sekali. Semua dapat dikabulkan. Dapat dikabulkan dengan kantong Ajaib,”

Diasa pandemi, apa keinginanamu pada Doraemon?

Jawabannya tentu tidak ada, tidak mungkin, itu pertanyaan konyol.

Masa Pandemi yang hampir 2 tahun lamanya, silih berganti kebijakan. Pemerintah diberi pilihan, pemulihan ekonomi atau penguncian ketat.

Protokol kesehatan dengan standard PPKM menjadi prioritas pemerintah yang hukumnya wajib dijalankan oleh rakyat. Suka atau tidak suka. Disamping itu, capaian vaksinasi massal menjadi target di tengah banjirnya berbagai varian Covid-19.

Praktik sains kesehatan menjadi dominan. Meskipun vaksin belum terbukti efektif menangkal Varian Delta. Kini secara konsensus muncul praktik suntikan booster.

Lantas apa yang dilakukan Doraemon dengan kantong ajaibnya, andai ia hidup dalam masa pandemi ini. Pun itu hanya dalam anime film.

Persoalannya bukan pada sosok Doraemon, melainkan pada Fujiko. Gerak, cipta, karsa Doraemon dikendalikan oleh sang sutradara.

Doraemon hanyalah wayang (istilah kartun Jawa) yang manut sendikaning Gusti. (Menuruti kehendak majikan).

Pencipta sosok Doraemon lah yang bakal bisa menjawab asa.

Saat Doraemon berkehendak, kehendaknya adalah keinginan Fujiko, sewaktu Doraemon bergerak, geraknya adalah cipta dari Fujiko. Hal itu juga berlaku pada Nobita, Giant, Suneo juga Sizuka.

Kehendak, cipta, karsa Doraemon adalah kekuasaan Fujiko.

Asa tidak pada Doraemon maupun benda yang bakal keluar dari Kantong Ajaibnya, kuncinya adalah pada Dalang-nya atau Gusti Majikan. Dia yang akan selalu mengakhiri tiap episode dengan kekuasaan yang dramatis.[]

*) Penulis adalah jurnalis

covid-19doraemon