REKAYOREK.ID Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat sebanyak 117 juta anak-anak di seluruh dunia masih putus sekolah. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 yang terjadi selama satu setengah tahun lalu.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengatakan jumlah siswa yang belum kembali ke sekolah sebanyak 7,5% dari populasi siswa secara global.
“Kami tahu bahwa semakin lama sekolah ditutup, semakin dramatis dan berpotensi tidak dapat diubah dampaknya terhadap kesejahteraan dan pembelajaran anak-anak, terutama bagi mereka yang paling rentan dan terpinggirkan,” kata Asisten Direktur Jenderal Pendidikan UNESCO, Stefania Giannini dalam pernyataannya, Kamis (16/9/2021).
Menurut Giannini, pihaknya saat ini mendesak pada pemerintahan di 117 negara agar membuka kembali sekolah. Dengan harapan para siswa dapat kembali bersekolah.
“Kita mendesak agar sekolah dibuka kembali untuk semua siswa.”
Dengan dibukanya sekolah, UNESCO mencatat kemungkinan 35% siswa di seluruh dunia mulai dari tingkat pra-sekolah hingga menengah atas dapat kembali ke kelas.
Pada September 2020, 16% siswa secara global menerima pelajaran di dalam kelas ketika sekolah-sekolah di hanya 94 dari 195 negara di dunia dibuka kembali.
Organisasi itu mengatakan penutupan yang berkepanjangan dan berulang kali telah menyebabkan hilangnya kesempatan belajar dan peningkatan angka putus sekolah. Akibatnya, faktor-faktor negatif mempengaruhi siswa. Mereka yang paling rentan dengan kondisi pandemi.
Karena itu UNESCO berharap ada pembelajaran remedial dan hibrida, dukungan guru, dan menjembatani kesenjangan digital. Hal ini sebagai komponen utama dalam membangun sistem pendidikan yang tangguh.
UNESCO juga mengatakan sedang bekerja sama dengan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia untuk membantu pemerintah-pemerintah membuka kembali sekolah dan menjalankan program yang bertujuan membantu siswa mendapatkan kembali pembelajaran yang hilang.[]