Cerita Darmuji, Korban Selamat Erupsi Semeru: Suara Gemuruh Sangat Keras Seperti Pesawat
REKAYOREK.ID Namanya Darmuji, warga Dusun Bulak Manggis, Desa Sumberejo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Menuturkan detik demi detik Bencana Awan Panas Guguran (APG) gunung semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 Ialu.
Menurut Darmuji, dalam waktu sekejap saja, suasana di desanya menjadi mencekam. Waktu sore hari gelap gulita seperti tengah malam. Padahal waktu kisaran pukul 16.00 WIB.
Dia menceritakan sebelum terjadi erupsi, warga masih beraktivitas normal bersama ratusan warga dan sanak famili. Tak ada warga yang menyangka peristiwa itu menjadi malam yang begitu panjang.
“Jam dinding masih menunjukkan pukul 15.00 WIB, saat tiba-tiba terdengar gemuruh dari atas gunung semeru,” ucap Darmuji.
Dalam waktu sekejap saja, asap hitam dan panas itu menyelimuti rumah warga.
“Saya masih ingat, saat itu tiba-tiba terdengar suara gemuruh sangat keras seperti pesawat,” kata Darmuji saat ditemui di rumah kerabatnya di Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Jember, Selasa (7/12).
Sejurus kemudian, kata dia, suasana sore hari berubah seperti tengah malam. Suasana bertambah mencekam karena saat itu listrik padam. Hanya kabut hitam, yang menyelimuti desanya, diiringi dengan teriakan warga dan anak-anak yang memecah keheningan. Suara itu menjadikan suasana menjadi bertambah mencekam.
Meski dalam suasa gelap gulita dan mencekam itu, Darmuji bersama sanak keluarga dan tetangga berusaha menyelamatkan diri dengan meninggalkan rumah.
“Satu-satunya tempat yang saya yakini aman saat itu adalah masjid yang terletak tidak terlalu jauh dari rumahnya,” ujarnya.
“Saat itu kami benar-benar bingung dan ketakutan,” sambungnya.
Dia merasa dunia sudah seperti kiamat. Dia datang ke masjid untuk menyerahkan diri dan meminta pertolongan kepada pencipta semesta alam. Namun setibanya masjid itu, ternyata sudah dipenuhi warga yang juga mencari tempat aman, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Jeritan dan tangisan anak-anak, lantunan zikir dan azan terus berkumandang tanpa henti. Mereka pasrah dan memohon keselamatan semata-mata kepada Allah.
“Saya takut mas, tetapi saya juga harus tegar, menenangkan anak-anak yang juga berada di Masjid,” tutur Darmuji dengan sorot mata menerawang peristiwa tak terlupakan itu.
Namun setelah menunggu lama, suasana belum reda, Darmuji mulai sedikit merasa lega saat dia melihat sorot lampu sebuah truk melintas di dekat masjid.
Truk itu memang sengaja datang untuk mengevakuasi warga terdampak APG Gunung Semeru. Lantas Darmuji bersama warga lainnya langsung naik ke truk itu meskipun tak diketahui kemana truk itu akan pergi.
Dalam benak Darmuji yang penting bisa selamat dan menjauh dari bencana erupsi gunung semeru yang mengerikan itu.
“Saya bersyukur ternyata saya dan keluarga benar-benar diselamatkan dari mala petaka itu,” lanjutnya.
Dalam kondisi masih trauma, Darmuji mengungsi ke rumah kerabatnya bernama Intan, yang terletak di Dusun Krajan C, Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, Jember.
Dia tidak sendiri, melainkan bersama 23 orang kerabatnya dari dusun yang sama.
“Ada 19 orang dewasa dan 4 anak-anak, umur 3 tahun,” demikian Darmuji. (bnj)