Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Gelar IDSC, BEM FEB Unair Hadirkan Wakil Ketua BPK dan Dirut SIER Beri Wawasan Perkembangan Ekonomi Global Mahasiswa

REKAYOREK- Direktur Utama PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Didik Prasetiyono, memberikan wawasan tentang perkembangan ekonomi global dan tantangannnya, kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair).
 
Dalam seminar nasional International Development Student Conference (IDSC) 2022, yang digelar di Aula Fadjar Notonegoro FEB Unair, Jumat (4/1/2022) ini, Didik memberikan wawasan mahasiswa tentang perkembangan ekonomi global yang sedang mengalami masa-masa sulit. Bahkan perekonomian global mengalami moderasi ke level 4,4 persen di 2022. Padahal pada 2021 pertumbuhannya mencatat 5,9 persen.
 
“Kenapa ini bisa terjadi? Karena ada beberapa faktor. Diantaranya masih adanya Covid-19, perang Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan kenaikan harga energi dan disrupsi suplai yang mendorong lonjakan inflasi. Selain itu juga ada kebijakan pengetatan regulasi pada sektor perumahan di Tiongkok,” jelas Didik.
 
Moderasi ini, kata Didik, terjadi secara meluas termasuk negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Eropa. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan turun dari 5,6 persen persen menuju 4,0 persen di 2022 dan bahkan 2,6 persen di 2023. Begitu pula dengan Tiongkok dari 8,1 persen pada 2021 menjadi 4,8 persen di 2022 dan menjadi 5,2 persen pada 2023.
 
“Di Eropa lebih berbahaya lagi. Dari 5,2 persen pada 2021 menjadi 3,9 persen di 2022 dan bahkan pada 2023 hanya diangka 2,5 persen. Krisis sungguh nyata di negara-negara Eropa. Salah satunya di Inggris yang memaksa perdana menterinya harus mundur, padahal baru menjabat 45 hari,” jelas Didik.
 
Lalu bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara Asean, lanjut alumnus FEB Unair ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di tren yang meningkat. Di Malaysia pada 2022 dan 2023 diprediksi di angka 5,7 persen, Thailand 4,1 dan 4,7 serta Filipina 6,3 persen dan 4,9 persen diperiode 2022 dan 2023.
 
“Sedangkan Indonesia, juga diramalkan akan mengalami kenaikan yang signifikan. Pada 2021 pertumbuhan ekonominya 3,3 persen, jadi 5,6 persen pada 2022 dan 6,0 persen pada 2023. Meski pada 2023 mendatang diprekdiksi akan ada resesi, tapi Indonesia masih berada di jalur yang benar,” ungkapnya.
 
Sementara itu, seminar yang dihadiri ratusan mahasiswa ini, juga mengundang sejumlah narasumber lain. Yaitu; Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Agus Joko Pramono, Direktur Utama Mantappu Corp, Jehian Panangian Sijabat. Dia merupakan seorang manajer bakat, inlfuencer, dan juga pengusaha yang namanya masuk dalam daftar Forbes 30 under 30 Asia. Acara ini juga dihadiri Dekan FEB Unair Prof Dian Agustia, Rektor Unair Prof M Nasih dan anggota Komisi XI DPR RI Indah Kurnia.
 
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua BPK RI, Agus Joko Pramono, memaparkan tentang peluang Indonesia dalam pertumbuhan ekonomi dunia pada masa yang akan datang.
 
Dijelaskan Agus, BPK sebagai salah satu supreme audit institution (SAI) di seluruh dunia sangat berperan aktif dalam mengawal implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) di tanah air.
 
“Oleh karenanya, kami sangat menyambut baik kegiatan ini sebagai wujud mendukung keberlanjutan SDGs. Mengingat, pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting karena kegiatan ekonomi memiliki implikasi terhadap lingkungan hidup dan sosial masyarakat,” katanya.
 
Dekan FEB Unair Dian Agustia memberikan apresiasinya kepada pelaksana IDSC 2022. Menurut dia, IDSC tahun ini luar biasa. Sebab dapat menghadirkan narasumber top di bidang ekonomi.
 
“Ini kegiatan yang luar biasa. Karena ada keynote speaker dari BPK, PT SIER, dan influencer. Kita sangat apresiasi karena akan sangat efektif. Terlebih, seminar ekonomi ini topiknya mendukung goal SDGs. Mudah-mudahan adanya kegiatan ini bisa meningkatkan pengetahuan dan skill, terutama bagi lulusan FEB Unair,” tutupnya.()

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...