Gerutu Penggali Kubur
Oleh: Joko Irianto Hamid
Kawan,
kerja ini belum selesai,
sampai kapan, entah
kar’na tak ‘kan pernah ada yang mengerti mayat
dimangsa corona tiada datang lagi
jangan sekali kali tanya apa agamanya dan siapa tuhannya; jenazah ini
kar’na aku hanya menggali kuburnya dan menimbun dengan tanah paruh ibadah
Aku lelah pun pedih,
hari-hari tiada henti menggali dan mengubur
peti peti tertutup mati,
biar isi mayat korban corona, katanya
ada saja yang main komikal blantik sapi
Di kuburan ini,
suara tangis sanak keluarga,
tiada terdengar lagi
tak pernah ada jua
doa kiai,
doa pendeta,
doa-doa para tetua agama
Di kuburan ini, tak ada lagi
upacara kecil ukuwah busana duka
dan kacamata luka,
gotong royong menandu jenazah,
pidato tenggang rasa, apalagi
Hanya ada,
aku dan seonggok peti corona,
Bila lain waktu
bukan lagi di kuburan Covid-19,
tak ada yang pernah tahu dan mau tahu,
siapa pun bisa sentuh jenazah sesukanya,
bisa menggadaikan kain kafan pula.
Kini,
tak ada yang berani lagi,
Tuhan marah
Esok, dan hari ini
tak ‘kan ada yang pernah tahu,
siapa pun bisa jadi jenazah, sekali pun
bukan kar’na pandemi,
Dan,
aku ‘kan tetap menggali kubur lagi,
jasad-jasad terbungkus peti corona,
sampai kematian datang pada saatnya.
*) Penulis adalah wartawan senior