Keris Warisan Budaya Sebagai Identitas Bangsa
REKAYOREK.ID Menurut literasi UNESCO, Keris adalah senjata khas yang bilahnya berkelok-kelok atau asimetri dan termasuk dalam golongan senjata tikam, yang berasal dari Indonesia.
Secara khusus, Keris merupakan senjata tajam golongan belati dari suku Jawa, yang juga memiliki ragam fungsi budaya selain sebagai senjata (pada zamannya).
Keris sudah lama digunakan oleh bangsa Jawa dan berdasarkan fakta sejarah sebagaimana terdapat pada salah satu relief Candi Borobudur, bahwa Keris tergambar sedang dipegang oleh salah seorang prajurit.
Selain itu juga ada cerita tentang keris yang menewaskan hingga tujuh turunan. Namanya keris Mpu Gandring. Mpu Gandring adalah tokoh dalam Pararaton yang dikisahkan sebagai pembuat senjata ampuh. Keris buatannya diyakini memiliki kutukan yang menewaskan tujuh keturunan Ken Arok, termasuk Ken Arok sendiri dari kerajaan Singosari.
Data sejarah lainnya yaitu ketika Keris digunakan oleh Amangkurat II untuk membunuh Raden Trunojoyo pada 1680 setelah penangkapan oleh VOC.
Baik sebagai senjata maupun objek spiritual, keris dihormati karena dianggap memiliki kekuatan yang magis.
Awal mula keris diketahui berasal dan menyebar dari pulau Jawa ke seluruh bagian Nusantara dan wilayah Asia Tenggara secara umum.
Di Surabaya sendiri, ketika wilayah ini masih dipengaruhi oleh kekuasaan Mataram, Keris menjadi bagian baik dalam budaya maupun simbol sistem pemerintahan.
Keris menjadi simbol dan aksesoris formal di dalam ruang pemerintahan. Misalnya ornamen Keris dan tombak dipajang di ruang kerja bupati Surabaya Pangeran Ario Nitiadiningrat.
Jika dulu, keris digunakan sebagai senjata dalam duel atau peperangan, dan sekaligus benda pelengkap ritual atau sesajen. Namun kini, keris sudah menjadi salah satu aksesoris dalam berbusana, simbol kecerdikan budi, atau menjadi benda koleksi yang dilihat dari sudut keindahan seni budaya.
Pada patung Trip di jalan Gunungsari Surabaya, image Keris juga disertakan sebagai senjata yang memiliki kekuatan magis, yang merupakan pusaka yang pernah dibawa oleh pejuang Surabaya.
Termasuk Keris yang dibawa oleh Gajah Mada dalam Sumpah Amukti Palapa dalam mempersatukan Nusantara.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon pun mengoleksi banyak Keris di rumahnya. Bahkan tempat tinggalnya digunakan sebagai Sekretariat Nasional Keris Indonesia (SNKI) dimana disana dikoleksi sekitar 1000 Keris. Fadli Zon adalah Ketua Umum SNKI untuk periode 2022-2027.
“Untuk itu kita akan menggiatkan kembali pameran, bursa keris, penerbitan buku, serta melakukan edukasi baik di dalam dan luar negeri,” ujar Fadli Zon dalam sebuah kongres perkerisan nasional.
Di Surabaya belum lama ini diselenggarakan pameran Keris di Balai Pemuda mulai 15-19 November 2024. Tujuannya untuk memperkenalkan Keris dan memberi kesempatan kepada publik yang ingin mengoleksi Keris. Dalam pameran aneka model keris dapat diketahui. Ada Keris model Mataraman dan Majapahitan.
Keris Bagi Perempuan
Mentri Kebudayaan Fadli Zon yang sebelumnya sudah menjabat sebagai Ketua Umum Sekretariat Nasional Keris Indonesia pernah berseru bahwa ke depan pihaknya ingin lebih banyak menarik generasi muda serta kalangan perempuan dalam pengurusan SNKI karena selama ini terkesan dunia perkerisan didominasi oleh kaum pria.
Namun sebetulnya sudah lama dikenal ada Keris yang khusus dimiliki oleh kaum perempuan. Kerisnya kecil dan disebut cundrik atau patrem. Keris Cundrik mengandung Makna Filosofis, Simbol Kekuatan Batin dan Keanggunan.
Patrem juga dikenal sebagai senjata khas perempuan pada zaman dahulu dan karena ukurannya yang kecil maka patrem juga bisa dipergunakan sebagai hiasan dalam gelungan rambut atau sanggul, yang sewaktu waktu bisa digunakan sebagai senjata jika perempuan Jawa dalam bahaya.
Secara umum Keris terdiri dari tiga bagian, yaitu bilah (pisau), hulu (gagang), dan warangka (sarung). Selain sebagai senjata, Keris juga sebagai warisan budaya yang kini umum digunakan sebagai kelengkapan pakaian adat Jawa.@PAR/nng