Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Upacara Bendera di Hotel Majapahit Kenakan Busana Pergerakan yang Dipopulerkan Soekarno

Busana pergerakan yang mengandung pesan kesetaraan antara bumi putera dan bangsa Eropa ini semakin kuat diperkenalkan Soekarno ketika menjadi siswa sekolah Hogere Burger School (HBS) Soerabaia (1916-1921).

REKAYOREK.ID Bangunan hotel legendaris di jalan Tunjungan, yang kala itu bernama Hotel Yamato (era Jepang) dan sekarang bernama Hotel Majapahit, menjadi saksi bisu kulminasi tekad hidup atau mati arek arek Suroboyo dalam mempertahankan kedaulatan bangsa yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Adalah Insiden Bendera, dimana ratusan arek dan pejuang Suroboyo merangsek ke depan hotel yang dibangun di era kolonial pada 1910 untuk merobek kain berwarna biru pada bendera Belanda yang berwarna Merah-Putih-Biru.

Peristiwa bersejarah itu terjadi pada 19 September 1945.
Insiden Bendera pada 19 September 1945 sangat erat kaitannya dengan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.

Karenanya dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 77, segenap staf dan karyawan Hotel Majapahit, yang mengelola bangunan bersejarah itu, menyelenggarakan upacara bendera. Perayaan tahun 2022 ini terasa lebih special karena diikuti oleh pegiat sejarah Surabaya dan tamu hotel serta pelajar SMA dan SD.

“Saya senang dan berterima kasih karena upacara ini diikuti oleh pegiat sejarah Surabaya Begandring Soerabaia, tamu hotel dan pelajar,” kata Kahar Salamun, General Manager Hotel Mojopahit yang bertindak sebagai inspektur upacara.

Upacara dalam peringatan HUT RI ke 77 ini digelar di balkon gedung Balai Adhika atau Flag Terrace dengan menghadap ke arah menara bendera yang ada di sebelah barat balkon.

GM Hotel Majapahit Kahar Salamun (tengah) bersama Begandring Soerabaia berbusana pergerakan intelektual. Foto: nanang

 

Peserta upacara berpakaian busana nusantara, perjuangan dan pergerakan yang populer di awal abad 20 ketika gerakan bangsa ini beralih dari gerakan fisik (abad 19) ke gerakan intelektual dan budaya (abad 20). Busana pergerakan yang mengandung pesan kesetaraan antara bumi putera dan bangsa Eropa ini semakin kuat diperkenalkan Soekarno ketika menjadi siswa sekolah Hogere Burger School (HBS) Soerabaia (1916-1921).

Busana pergerakan ini adalah setelan bawahan jarik, daleman putih ber dasi kupu yang ditutup dengan jas dan penutup kepala berupa blangkon.

“Soekarno memperkenalkan setelan jas yang berbau Eropa dengan kain jarik dan blangkon yang berbau Jawa. Perpaduan Eropa dan Jawa ini mengandung makna kesetaraan atau persamaan”, jelas Kuncarsono Prasetyo, pendiri Perkumpulan Begandring Soerabaia yang mengikuti upacara itu.

General Manager Hotel Majapahit, Kahar Salamun, yang juga berbusana pergerakan mengatakan bahwa upacara HUT RI dengan mengenakan busana nusantara, perjuangan dan pergerakan ini dalam rangka terus menanamkan nilai nilai kejuangan dan kepahlawanan kepada segenap staf dan karyawan yang sehari hari bekerja di bangunan bersejarah ini.

“Mereka tidak hanya kita ajak mengenal dan melestarikan bangunan cagar budaya ini, tapi lebih dari itu adalah mengenal nilai nilai kejuangan dan kepahlawanan dari para pendahulu yang rela dan berani mati menegakkan kedaulatan dengan menjaga Merah Putih di gedung ini”, tambah Kahar.

Pemajuan kebudayaan busana Jawa. Foto: nanang

 

Gedung hotel Majapahit bukan sembarang gedung. Gedung hotel ini memiliki ruh dan bahkan masih ada ruh ruh para pahlawan yang bersemayam di gedung ini.

“Mereka bangga melihat generasi penerus melakukan upacara sakral di tempat ini. Karenanya perawatan tidak hanya berupa fisik semata, tapi menjaga ingatan akan peran para pendahu melalui upacara adalah bentuk perawatan secara non fisik”, jelas Cak Reang, pegiat Begandring yang menekuni spiritual.

Kahar Salamun menambahkan bahwa kegiatan upacara dengan beragam busana nusantara ini bukanlah kali pertama dan ia berharap kegiatan positif ini menjadi kebiasaan di lingkungan hotel sebagai wujud pembangunan karakter cinta tanah air.

Sebagaimana adat dan kebiasaan pada peringatan Tujuh Belas Agustusan, lomba lomba sebagai wujud syukur atas kemerdekaan diadakan bagi karyawan, tamu dan undangan. Lomba lomba ini menempati taman tropis di belakang hotel. Suasana yang indah, berumput dan teduh membuat peserta lomba kerasan. Ada beragam lomba. Diantaranya adalah balap karung, balap kelereng dan makan kerupuk.@Nanang

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...