Azis Syamsuddin, Apa Anda Akrab Dengan Mister Lucky?

Perselingkuhan Politik, ya, karena kuning dan biru itu berbeda. Jejak Azis Syamsuddin tidak berhenti setelah namanya terseret kasus dugaan suap penyidik KPK. Sebelum itu, nama Azis Syamsuddin masuk BAP Mindo Rosalina. Bukan sesuatu yang kebetulan Azis Syamsuddin masuk ke dalam pusaran kasus korupsi Nazaruddin. Azis dan Nazar bukan ‘sekedar berteman’ sebagai sesama politisi di Senayan saat itu.

Seorang teman tiba-tiba berkata:”Mungkin Azis Syamsuddin mengaku tidak akrab dengan Nazaruddin. Coba tanya, bagaimana dengan Mister Lucky? Akrab nggak?”

Teman itu tidak menjelaskan kenapa dia berkata begitu. Tapi, bagi mereka yang mengikuti perkembangan kasus M Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat yang sedang ‘digarap’ di pengadilan Tipikor, pasti akan tertawa.

Bukan apa-apa. Mister Lucky adalah nama yang digunakan sebagai ID pada BlackBerry yang disita KPK. Nah, BlackBerry dengan ID Mister Lucky ini, dijadikan sebagai salah satu barang bukti terkait kasus korupsi yang didakwakan pada Nazaruddin dan sedang diproses di pengadilan Tipikor adalah kasus Wisma Atlet.

Nah, dalam pemeriksaan saksi, ID BlackBerry dengan nama Mister Lucky, telah diakui ‘benar’ sebagai kode nama M Nazaruddin oleh staf keuangannya sendiri, yaitu Oktarina Furi, Yulianis dan Mindo Rosalina.

Nama Azis Syamsuddin, Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, jelas tidak muncul sepanjang persidangan kasus Wisma Atlet yang proses persidangannya sudah memasuki bulan ke-empat. Tetapi,dalam hingar-bingar pemberitaan Nazaruddin, ini adalah momentum yang kedua bagi Azis Syamsuddin membuat heboh publik.

Yang pertama, kalau kita masih ingat, adalah ketika Azis Syamsuddin dengan ‘gagah-perkasa’ bersama beberapa anggota Komisi III menerobos prosederu Mako Brimob Kelapa Dua, Depok dalam menangani kunjungan untuk tahanan.

Dengan bermodal alasan ‘tugas ke-Dewan-an,’ Azis bersama Nudirman Munir, dua politisi Partai Golkar, Ahmad Yani, politisi PPP, Herman Herry, politisi dari PDI-P dan Fachri Hamzah, politisi dari PKS, menerobos barikade penjagaan Brimob, yang memang sebenarnya sulit ditembus oleh orang biasa yang mau berkunjung.

Azis berhasil menemui Nazaruddin langsung di ruang selnya. Hebatnya lagi, Azis Syamsuddin bisa melakukan pembicaraan empat mata dengan Nazar. Malah, sempat ada informasi, CCTV di ruang tahanan Nazaruddin dimatikan saat pertemuan itu. Tak pernah ada yang tahu apa yang dibicarakan oleh Azis Syamsuddin dan Nazaruddin di ruangan itu.

Selanjutnya, Azis dan kawan-kawan politisinya itu, menjadi avantgarde bagi kasus Nazaruddin. Mereka membombardir ruang publik dengan pernyataan-pernyataan bahwa korupsi Nazaruddin sampai ke pihak-pihak di belakangnya.

Opini terbangun. Media meyakini bahwa korupsi Nazaruddin melibatkan banyak politisi Partai Demokrat. Hampir setiap hari, media membuat judul dan berita yang terus mengarah pada konstruksi bahwa korupsi Nazar ini dilakukan sistematis dan dibekingi oleh para politisi di partainya. Sasaran tembak pun mengerucut pada Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Itu kejadian sejak tujuh bulan lalu yang pelan-pelan, membuat hingar-bingar berita Azis, Nudirman dan Ahmad Yani yang pernah mengunjungi Nazaruddin di Mako Brimob Kelapa Dua, tertelan di antara caci-maki, tuduhan dan fitnah terhadap Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum.

Berita-berita insinuatif diproduksi. Isinya makin fokus: agar politisi Partai Demokrat dan Anas Urbaningrum diseret ke pengadilan. Sementara, di persidangan kasus korupsi Nazaruddin, semakin menguatkan bukti bahwa Nazaruddin adalah pemain tunggal, dengan keluarga dan sahabat-sahabat dekat sebagai penopang utama menjalankan modus-modus operandi korupsi APBN dan APBN-P.

Nah, pada saat seperti inilah, nama Azis Syamsuddin menjadi heboh lagi. Dalam kaitannya dengan Nazaruddin, muncul bocoran dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Mindo Rosalina Manullang yang dilansir media. Disebutkan bahwa ada ‘pertemuan’ antara Rosa dan Azis.

Hebatnya lagi, ada juga nama Azis dalam catatan pengeluaran Group Permai. Dana support, istilahnya. Nilainya hampir 1 juta US dolar.

Azis Syamsuddin, politisi Golkar itu, disebut dalam BAP Rosa sebagai pihak yang membantu melancarkan urusan pemenangan tender proyek Kejaksaan Agung, yaitu pembangunan kompleks Adhyaksa di Ceger, Jakarta Timur. Nilai proyeknya lebih dari Rp 500 miliar, lebih tinggi dibanding proyek pembangunan Wisma Atlet yang sekitar Rp 200 miliar.

Tentu saja, Azis Syamsuddin langsung menjadi orang yang super sibuk. Sibuk wawancara sana-sini. Sibuk klarifikasi sana-sini. Dan, sibuk sumpah sana-sini. “Kalau fitnah, saya tidak mau jawab,” kata Azis.

Lucunya, kalimat ini sama dengan kalimat yang diucapkan Nazaruddin ketika ditanya wartawan tentang berita dugaan terlibatnya Azis Syamsuddin dalam proyek Group Permai. “Kalau fitnah, saya tidak mau jawab,” kata Nazaruddin sebelum sidang di Tipikor beberapa waktu lalu.

Lho, yang selama ini memfitnah itu siapa kok jawabannya bisa kompak begitu?

Makin jelas, tidak perlu logika sangat pintar untuk memahami koneksitas politik Azis Syamsuddin yang Golkar dan Nazaruddin yang Partai Demokrat saat nama Azis muncul dalam BAP Mindo Rosalina Manullang. Bahwa, di antara keduanya, telah terjadi PERSELINGKUHAN POLITIK!

Dalam fatsun politik, ini jelas hubungan HARAM. Kenapa?

Terlepas dari proses hukum yang belum dimulai, memang belum ada (minimal) dua alat bukti yang bisa mengkait-kaitkan nama Azis Syamsuddin ke dalam pusaran kasus korupsi Nazaruddin. Tetapi, publik sudah mulai tahu bahwa Azis dan Nazar bukan ‘sekedar berteman’ sebagai sesama politisi di Senayan.

Silakan saja Azis Syamsuddin membantah. Toh, ingatan publik Indonesia memang tidak terlalu panjang untuk mengingat juga, bahwa Azis Syamsuddin lah termasuk orang yang ngotot membela Hotman Paris Hutapea menjadi lawyer bagi Nazaruddin. Itu terjadi saat terjadi silang-pendapat siapa lawyer Nazaruddin: apakah OC Kaligis atau Hotman Paris?

Tapi, catatan publik selalu ada. Termasuk, adanya informasi bahwa salah satu anak dari Nudirman Munir, yang juga politisi Partai Golkar itu, saat ini bekerja di firma hukum Hotman Paris Hutapea. Nah lu???

Sekali lagi, ini bacaan politik yang mudah untuk pada akhirnya kita, Warga Negara Indonesia, menyimpulkan bahwa di balik kasus Nazaruddin ada ‘Peternak Fitnah” (meminjam istilah Anas Urbaningrum).

Ada penebaran fitnah yang dilakukan secara konsisten agar bandul dari pusaran korupsi Nazaruddin BERGESER KE ORANG LAIN.

Media mainstream sudah terhasut begitu dalam. Lihat saja bagaimana tivi-tivi yang berafiliasi ke partai politik, berusaha mencari konstruksi-konstruksi baru untuk membenarkan pertemanan Azis-Nazar sebagai Teman Biasa, bukan TTM: Teman Tapi Main!

Dangkal!

Nah, untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya di balik bocornya BAP Mindo Rosalina tentang nama Azis itu, sepertinya saya harus mencari tahu lebih dalam, kenapa teman saya itu berkata:”Apakah Azis Syamsuddin akrab dengan Mister Lucky?”***

DalangPolitik

Azis SyamsuddinDalang PolitikdemokratgolkarkpkMuhammad NazaruddinNazaruddinpolitik
Komentar (0)
Tambah Komentar