Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Begini Perlindungan Aksara Tradisional di India

REKAYOREK.ID India adalah negeri dimana aksara aksara Nusantara bermula. Suatu proses perjalanan yang cukup panjang, yang bermula dari aksara Pallawa (India Selatan) kemudian menjadi aksara aksara Nusantara, seperti misalnya Kawi, Carakan dan Bali.

Menurut silsilah yang sudah umum diketahui bahwa dari Pallawa turun ke Aksara Kawi (Jawa Kuna), lalu ke Carakan (Jawa Baru), termasuk aksara Bali.

Kesempatan mendapat beasiswa dalam program ITEC dari pemerintah India, Ita Surojoyo dari Komunitas Aksara Jawa Surabaya, Puri Aksara Rajapatni, memanfaatkannya untuk melihat dari dekat bagaimana Aksara Aksara tradisional mereka bisa lestari di tengah tengah kemajuan zaman.

Aksara tradisional India jumlahnya cukup banyak. Hampir di setiap daerah memiliki Aksara masing masing. Misalnya ada Tamil, Telugu, Bengali, dan Urdu. Masih ada lainnya. Sedangkan aksara Devanagari menjadi Aksara Nasional dan resmi di India. Aksara Devanagari dipakai di setiap daerah, negara bagian di seluruh negeri.

Aksara aksara tradisional India sejajar dengan Latin di tempat publik. Foto: IS

 

Selain Devanagari yang secara tradisional-nasional digunakan, di India tidak lepas dari penggunaan Aksara Latin, yang bersifat internasional karena peradaban zaman. Senantiasa menggunakan Aksara tradisional adalah upaya membentengi identitas bangsa.

Upaya bersama ini tidak lain karena adanya kesadaran masyarakat India dalam menggunakan Aksara tradisional mereka, baik yang bersifat lokal kedaerahan maupun nasional. Kesadaran ini diyakini telah menyelamatkan dari tersisihnya Aksara tradisional oleh Aksara Latin (internasional). Karenanya Aksara tradisional India mampu bersanding dengan Aksara internasional, Latin di zaman modern ini.

Papan informasi di tempat wisata dengan beragam aksara. Foto: IS

 

Dari pengamatan lapangan oleh Ita Surojoyo (pendiri Puri Aksara Rajapatni), yang berada di India dalam program the Indian Technical and Economic Cooperation (ITEC) oleh Pemerintah India, diketahui bahwa di papan papan informasi publik terdapat penggunaan Aksara tradisional, disamping Aksara Latin.

Penggunaan Aksara tradisional di tempat tempat publik adalah cara dalam perlindungan serta Pelestarian Aksara tradisional. Lainnya adalah masih diajarkannya Aksara tradisional dalam kurikulum formal Sekolah. Cara ini adalah pola yang terstruktur dan masif. Pelaksanaan melalui bidang pendidikan ini tentu tidak lepas dari kebijakan pemerintah. Sehingga anak anak sejak usia dini sudah mulai diperkenalkan dengan tradisi intelektual leluhur mereka. Pada gilirannya mereka akan menggunakan Aksara mereka dalam keseharian.

Kebijakan peranan pemerintah menjadi good will dalam penyelamatan warisan secara Nasional. Melalui kebijakan itu, Aksara tradisional tidak hanya dipakai di sekolah tetapi juga di tengah tengah masyarakat.

Signage beraksara India di lingkungan kampus. Foto: IS

 

Misalnya beberapa signs di lingkungan kampus dan di tempat wisata serta tempat publik lainnya. Aksara tradisionalnya adalah Aksara lokal sesuai dimana tempatnya. Seperti misalnya di Hyderabad negara bagian Tengelana, Aksara tradisional lokalnya adalah Telugu. Aksara tradisional nasionalnya adalah Devanagari. Termasuk pemakaian Aksara Latin yang bersifat internasional.

Perlindungan Aksara tradisional ini juga melalui cara cara digital. Sehingga di berbagai perangkat teknologi kekinian, Aksara tradisional India menjadi bagian dalam layanannya.

Tidak ketinggalan penggunaan Aksara tradisional India juga dalam media masa, baik secara elektronik maupun konvensional (print dan paper). Belum lagi produk produk industri percetakan dan intelektual yang menghasilkan buku buku beraksara traditional.

Surat kabar beraksara tradisional. Foto: ist

 

Semua proses ini melalui pembiasaan dari waktu ke waktu sehingga ada proses revitalisasi natural yang penuh kesadaran oleh warganya.

Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan Aksara tradisional. Di Jawa ada Carakan, Jawa Barat ada Sunda, Bali ada Aksara Bali dan masih ada lainnya. Tercatat ada sekitar 15 Aksara tradisional di Indonesia. Terpakaikah mereka?@PAR/nng

Komentar
Loading...