Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Belajar Sejarah Kota Lama Surabaya di Jalan Glatik dan Mliwis, Seperti Apa Sejarahnya?

REKAYOREK.ID Berbagi edukasi dan informasi tiada henti. Warga kawasan Kota Lama Surabaya adalah sasarannya. Mereka selama ini menghuni kawasan, yang dulu bernama Stad van Soerabaja, yang sekarang dikenal sebagai Kampung Eropa. Kawasan ini dulu pernah dibatasi oleh tembok.

Kawasan ini sekarang menjadi jujugan warga untuk berwisata. Lingkungannya terlihat bersih dan rapi serta siap menunggu diresmikan oleh Walikota Surabaya. Hari ini, Senin (10/6/24) terdengar kabar bahwa peresmiannya masih mundur lagi. Tidak lagi tanggal 15 Juni, tapi mundur seminggu menjadi tanggal 22 Juni 2024.

Gedung Cerutu di jalan Rajawali menjadi landmark Kota Lama Surabaya. Foto: nanang PAR

 

Dalam durasi yang bertambah ini, diharapkan persiapan Kota Lama Surabaya semakin maksimal. Tidak hanya pada persiapan fisik, tapi juga persiapan non fisik. Yaitu warga sebagai targetnya.

Warga harus paham betul Kota Lama Surabaya. Khususnya Kota Eropa, yang lokasinya di sebelah barat Jembatan Merah. Secara fisik nampak sekali bangunan bangunannya berarsitektur kolonial. Kini semua bangunan yang berdiri di jalan Rajawali, Jalan Jembatan Merah, jalan Mliwis dan Jalan Glatik sudah bersih dan benderang.

Bagai laron laron yang menghampiri neon neon benderang di awal musim penghujan. Begitulah gambaran pengunjung yang datang di plataran (plaza) di depan gedung Internasio, yang kini keberadaannya tidak kalah dari Taman Sri Gunting di Kawasan Kota Lama Semarang dan Taman Fatahillah di Kota Tua Jakarta.

Pengunjung yang datang ke kawasan ini tidak kumel. Melainkan bertandang cantik dan genteng serta bertema tempo dulu. Kota Lama Surabaya menjadi nyata.

Warga belajar Kota Lama Surabaya di jalan Mliwis melalui media Peta Surabaya 1778-an. Foto: nanang PAR

 

Selain dua jalan arteri (Jalan Rajawali dan Jalan Jembatan Merah) ada dua jalan yang juga sudah berbenah. Yaitu jalan Mliwis (sisi Timur) dan Jalan Glatik (sisi utara). Dua jalan ini menjadi penopang jalan arteri. Di dua jalan inilah, warga setempat belajar sejarah Kota Lama (Eropa) Surabaya.

Kota Lama (Eropa) Surabaya adalah kota yang pernah berkalang tembok, yang dulu lazim disebut WALLED TOWN. Di dalam kota bertembok ini adalah potret sebuah kota Eropa, yang diduplikat di Surabaya. Di dalam nya pernah ada Balai Kota, Gereja, Sekolah, Bank, Apotik, Rumah Sakit, Duane, Dermaga dan Alun Alun Kota. Struktur ini bagai Kota Amsterdam dan Kota Amersfoort di Belanda.

Jalan Mliwis yang dulunya bernama Dwaar Booomstraat atau Jalan Duane Samping. Foto: nanang

 

Itulah Kota Lama Surabaya. Dalam skala kecil warga, yang tinggal di Jalan Mliwis, Glatik dan Prenjak, akan belajar sejarah tentang Kawasan Ini. Pembelajaran ini menjadi bekal buat mereka untuk berinteraksi dengan pengunjung yang bakal meramaikan jalan Glatik dan Mliwis.

Pada Senin sore (10/6/24) Ketua RT 2 dan RT 3 /RW 10 Kelurahan Krembangan Selatan dan perangkatnya berkumpul di perempatan jalan Glatik dan Mliwis untuk mengenal sejarah kampungnya sambil memperhatikan denah Kota Lama (Eropa) Surabaya. Mereka mengenal bahwa di lingkungannya, di era VOC, pernah ada Rumah Sakit, Duane dan Balai Kota. Awalnya mereka belum tau bahwa kawasan dimana mereka tinggal adalah sebuah ibukota wilayah Pantai Utara Jawa sisi Timur (Java’s van den Oosthoek) yang kepalanya disebut Gezaghebber.

Sambil bercengkerama mengenali jalan dan gedung gedung berlanggam abad 20, 19 dan bahkan abad 18. Mereka mengenali lingkungannya sambil memperhatikan peta yang di setiap jalan dituliskan nama Belanda dan terjemahannya serta disertakan Aksara Jawa sebagai literasi, yang sudah ada sebelum bangsa Eropa masuk.@nanang

Komentar
Loading...