Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Cinderella Tapi Bukan Upik Abu #13

Oleh: Vyra Fame

Di rumah ini ada cctv dan dengan uang yang aku miliki, hanya dengan menjentikkan jari semua masalah selesai.” aku menyeringai, kemudian berbalik badan meninggalkan tante Sindi dan Bella yang masih terperangah karena aku akan mengetahui kejahatan mereka secepat ini.

“Ayah, ibu, aku janji akan memberikan pelajaran pada orang yang sudah merusak keluarga kita.” gummku dalam hati dan kemudian akupun masuk ke kamarku.

**

Pagi itu aku sudah berada di kantor, disana juga sudah ada om Wira, tentu saja aku yang menyuruhnya datang, apalagi kalau bukan untuk membahas persoalan tante Sindi dan keluarganya itu.

Awalnya om Wira sedikit tidak menyangka kalau tante Sindi dan keluarganya bisa sejahat itu. Ya, walaupun sebenarnya dari awal mereka terutama tante Sindi dan Bella menunjukkan sifat tak baiknya, tapi sungguh tidak mengira jika mereka memiliki jiwa pembunuh.

“Lalu gimana Nadia, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?” tanya om Wira memecah keheningan.

“Tentu saja menjebloskan mereka ke penjara om, tetapi sebelumnya aku ingin mereka merasakan sakit dulu.” ucapku sembari menyeringai.

“Tapi jangan berlebihan, om tidak mau nantinya malah kamu yang terkena imbasnya.”

“Om tenang aja, aku bakalan main cantik kok, karena masih ada beberapa barang yang mereka ambil dan tentu saja aku akan mengambilnya kembali karena itu bukan hak mereka, dan sampai nanti mereka yang bersimpuh memohon ampun padaku, baru kuserahkan semuanya pada polisi, karena hukum harus tetap berjalan.”

Aku tahu jika tante Sindi dan Bella mengambil sejumlah perhiasan dalam lemariku, waktu aku tidak ada di rumah. Memang waktu itu aku lupa untuk mengunci kamar, jadilah mereka leluasa mengambil barang barangku.

Tok tok tok, suara pintu diketuk.

“Masuk.” ucapku dari dalam, dan rupanya Intan yang mengetuknya.

“Maaf bu, ada pak Andre yang memaksa untuk masuk dan menemui ibu.” aku mengernyitkan dahi.

“Untuk apa dia datang?” tanyaku pada Intan.

“Dia tidak terima pemutusan kontrak kerja sepihak bu.”

“Suruh dia masuk.”

“Baik bu.” ucap Intan dan berlalu pergi setelahnya.

Tak berapa lama kemudian, masuklah Andre ke dalam ruanganku, dia datang seorang diri, aku fikir dia akan datang bersama ayahnya.

“Silahkan duduk.” ucapku pada Andre.

“Ada apa kamu kemari?”

“Ada apa katamu? Tentu saja aku ingin menanyakan kenapa kamu memutuskam kontrak kerjasama kita secara sepihak.”

“Kamu masih bertanya kenapa? Bukankah kamu sudah tahu jawabannya, lelaki penghianat!” ucapku tajam padanya.

“Tapi Nadia, itu kan urusan pribadi, sedangkan ini urusan kerjaan, kenapa kamu tidak profesional dalam memutuskannya.”

“Lho, ya terserah aku dong, buatku mau itu pribadi mau itu kerjaan namanya penghianat gak menutup kemungkinan kalau kamu juga akan berhianat nantinya di perusahaan ini, lagian bukannya aku sudah membayar ganti rugi karena aku membatalkan kontraknya, harusnya tidak masalah bagimu dong.” tandasku padanya.

“Ya tetap saja, nilai ganti rugimu itu tidak sebesar nilai dari hasil kerjasama kita.”

“Itu bukan urusanku, yang terpenting dan yang perlu kamu tahu aku tidak mau berurusan dengan seorang penghianat.”

“Dan lagi kenapa kamu memutuskan perjodohan kita, bukankah itu keinginan ayahmu yang ingin menjodohkan kita?” Ucap Andre dengan tidak tahu malunya dia bertanya seperti itu.

“Hahahahahhaa, kamu sungguh manusia yang tidak tahu malu Andre, apa kamu lupa aku sudah mengetahui kebusukanmu dengan Bella, bahkan kamu dan kekasih gelapmu itu merencanakan untuk melenyapkanku, apa kamu juga mau menyusul nasib kekasihmu dan keluarganya itu ke penjara?”

“APA!!! Bella dipenjara?”

“Oh belum, kamu tenang saja, memang sekarang mereka belum di penjara, tapi AKAN…” ucapku mantao padanya.

“Kau sungguh licik Nadia, kufikir kau gadis polos yang baik, dan penurut, makanya aku pun mau dijodohkan denganmu.”

“Hahahaha, kau sungguh lucu Andre, sepolos apapun gadis itu jika diinjak harga dirinya dan disakiti tentu tidak akan tinggal diam, lagian kenapa percaya dirimu terlalu besar. Sedari awal juga sebenarnya aku malas untuk menerima perjodohan ini kalau bukan lantaran keinginan ayah, tapi aku yakin sekarang ayah pun jika masih hidup akan memiliki keputusan yang sama denganku, yaitu membatalkan perjodohan ini maupun kerjasama kita.”

Aku sangat tahu, perusahaan milik keluarga Andre di ambang kebangkrutan, itu karena hutang mereka yang menumpuk di bank, belum lagi hutang mereka pada perusahaan ayahku, aku baru mengtahuinya kemarin saat mengecek laporan keuangan, mereka berhutang pada perusahaan ayah sebesar Rp 3 milyar. Itulah sebabnya keluarganya ngebet banget menjodohkan ku dengan Andre. Tapi aku tidak menyangka ternyata Andre dan Bella memiliki hubungan dan mereka bersekongkol ingin melenyapkanku, sungguh manusia munafik tidak tahu diri.

“O iya, jangan lupa segera bayar hutang kalian pada perusahaan ini, dalam jangka waktu 1 bulan jika kalian tidak segera melunasinya maka aku akan menyita rumah kalian, yang kalian jaminkan pada ayahku waktu itu.”

“Kau sungguh wanita licik dan jahat Nadia, aku menyesal telah mengenalmu.”

“Hahahaha justru itu yang aku inginkan, kau menyesal bertemu dan kenal denganku, padahal jika kau mau berbaik hati dan sedikit tahu diri tentu aku tidak akan seperti ini, kau, keluargamu dan keluarga kekasih jalangmu itu sungguh benalu tidak tahu diri dan tidak tahu malu!”

“Jangan kau sebut Bella jalang Nadia. Bahkan dia jauh lebih baik darimu.”

“Bela saja kekasihmu itu, hahahahahaha, kalian cocok yang satunya penghianat, yang satu lagi benalu dan parasit kegatelan tidak tahu diri. Pergi kau dari sini, tak sudi lagi aku melihat wajahmu, dan ingat dalam kurun waktu 1 bulan segera lunasi hutang keluargamu jika tidak mau rumah kalian yang megah itu aku sita.” tapi tiba tiba saja Andre berlutut dan memegang kakiku.

“Tolong Nadia, jangan seperti ini, maafkan aku Nadia, beri aku kesempatan, aku janji akan meninggalkan Bella.” aku tersenyum sinis mendengarnya, sungguh miris, Andre ini seorang penjilat, siapa yang menguntungkan baginya maka dia akan menjilati orang itu sampai berkilau kalau perlu.

“Cuih… menjijikkan sekali kelakuanmu itu Andre, lepaskan tanganmu dari kakiku, tak sudi aku kau sentuh.” aku menendang tubuh Andre ,dan membuatnya terjengkang kebelakang.

“Intan tolong panggilkan security dan tolong usir orang ini, muak aku melihatnya.” aku menghubungi Intan dengan telepon kantor.

“Nadia, tolong Nad, beri aku kesempatan, jika kau sita rumah kami mau tinggal di mana kami nanti.” ucap Andre masih dengan menghiba, tapi tak kuhiraukan, sampai ahirnya datang security untuk mengusirnya pergi.

Dua security itu memegangi tangan Andre yang berontak karena dia tetep kekeh tidak mau pergi.

“Lepas!Aku bisa jalan sendiri, Nadia! Ingat, akan ku balas perlakuanmu dan penghinaanmu padaku!” seru Andre pada kami.

“KELUARRRR!” teriakku padanya.

Setelah Andre keluar, aku pun menjatuhkan diri ke sofa yang ada di ruanganku, aku memijit keningku karena terlalu pusing memikirkan semua masalah ini, sungguh menguras emosi, kalau bukan karena ayah dan ibu, sudah aku serahkan semua urusan ini pada om Wira.

“Kamu yang sabar ya Nadia, mereka pasti akan mendapat balasan yang setimpal.” om Wira memelukku, menenangkanku, rasanya sangat nyaman sekali, sama seperti ketika memeluk ayah.

“Kenapa om, mereka jahat sekali pada keluargaku.” ucapku yang terisak dalam pelukam om Wira, biar gimanapun aku manusia yang memiliki rasa lelah dan sedih.

“Kamu jangan menyerah, om selalu ada buatmu, karena kamu keponakan om satu satunya dan juga sudah om anggap anak sendiri.”

“Makasih ya om.” om Wira hanya mengangguk.[bersambung]

Komentar
Loading...