Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Kementerian Kebudayaan Diharapkan Bisa Mendesain Majapahitologi

REKAYOREK.ID Sebanyak 48 Menteri dalam Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran telah dilantik. Ada 14 Kementerian baru dari 48. Salah satunya yaitu Kementerian Kebudayaan yang dipimpin oleh seorang Menteri. Yaitu Fadli Zon.

Sebelumnya pejabat tertinggi Kebudayaan adalah Direktur Jendral (Dirjen) yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dengan adanya Kementerian Kebudayaan baru ini, banyak harapan dalam menangani urusan urusan kebudayaan, yang memang kompleks karena bangsa ini memang terdiri dari banyak suku bangsa dengan kultur dan tata cara hidup yang berbeda-beda.

Belum lagi terkait dengan warisan bendawi (tangible) dan non bendawi (intangible) yang tersebar di seluruh Nusantara. Hal ini tentunya membutuhkan perhatian tersendiri dengan kebijakan tersendiri pula, termasuk kebijakan anggaran. Selama ini sering muncul alasan dan argumentasi akan terbatasnya anggaran untuk mengurusi persoalan persoalan kebudayaan.

Berikut komentar dari beberapa pihak terkait dengan adanya Kementerian Kebudayaan dalam Kabinet Prabowo-Gibran. Ada harapan apa dengan hadirnya Kementerian Kebudayaan ini?

Dr. Retno Hastijanti, sebagai Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya, berharap bahwa praktik Kebudayaan agar lebih diimplementasikan atau diarahkan terhadap hal hal yang terkait dengan pembiasaan kegiatan “learning process”.

Learning, yang berasal dari bahasa Inggris, berarti belajar, maka dalam hal belajar, ini merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Di dalamnya termasuk mengembangkan kemampuan cara berpikir, dan juga membantu manusia lainnya untuk dapat beradaptasi dalam lingkungan, sosial dan ekonomi, yang mungkin tidak diajarkan di sekolah (alat pendidikan), namun diajarkan oleh keluarga dan masyarakat/komunitas serta alam itu sendiri Local wisdom atau kearifan lokal, menjadi dasar utk pengembangan kebudayaan tersebut.

Sementara itu Dr Ir Amien Widodo MSi, peneliti senior dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) ITS mengaitkan hadirnya Kementerian ini dengan kebijakan membentuk Majapahitologi, ilmu yang mempelajari tentang sejarah dan peradaban Majapahit.

Menurutnya pemerintah Mesir yang didukung negara negara Eropa memperkenalkan tentang Egiptology, the study of ancient Egyptian history, language, literature, religion, architecture and art from the 5th millennium BC until the end of its native religious practices in the 4th century AD.

Mungkinkah kita membuat hal yang sama yaitu ‘Majapahitologi”, yang mengadopsi dari Egyptologi dari Mesir tersebut. “Majapahitologi” adalah ilmu yang mempelajari tentang sejarah, bahasa, literatur, agama, arsitektur, seni dan teknologi dari pra Majapahit sampai berakhirnya Majapahit.

Salah seorang ilmuwan Belanda J.L. Brandes telah menulis jurnal “Een Jayapatra of Acte van Eene Rechterlijke uitspraak van Saka 849”, TBG 32/1889, journal ini menyebutkan bahwa sejak abad X Indonesia mempunyai paling tidak ada 10 peradaban asli, yaitu (1) Wayang, (2) Gamelan, (3) Tembang, (4) Batik, (5) Teknologi logam, (6) Sistem mata uang, (7) Pelayaran (maritim), (8) Astronomi, (9) Irigasi, dan (10). Sistem birokrasi.

Apa yang ditulis Brandes 1889 itu menjadi inspirasi agar bisa segera mencari tahu, meneliti dan membukukan seberapa hebat leluhur pada saat itu.

Sain dan peradaban asli ini tentunya sangat menarik untuk dikaji karena ini merupakan budaya original dan genuin bangsa Indonesia saat itu.

Ada harapan besar bahwa apa yang kita kaji tersebut bisa kita adopsi untuk peradaban saat ini dan yang akan datang.

Sementara itu Prof. Suparto Wijoyo, Dosen Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga berharap singkat dan tegas.

‘Pokoknya Kehadiran Kementerian kebudayaan ini bisa menjadikan bangsa ini semakin berbudaya”, harap Suparto Wijoyo.

Sedangkan Dr. Suko Widodo, Drs., M.Si., pakar komunikasi dan politik dari Universitas Airlangga berharap di Surabaya bisa dibentuk Dewan atau Komisi Kebudayaan Surabaya.@PAR/nng

Komentar
Loading...