Menangkan Hati Emak-emak, Menang Pilpres 2024
Suara emak-emak pada 2024 bakal menjadi kekuatan yang diperebutkan setiap kubu politik.
REKAYOREK.ID Peran emak-emak di Pilpres 2024 sangat menonjol. Gerakan emak-emak yang militan mendukung calon presidennya disebut sebagai tanda revolusi baru, yakni revolusi emak-emak. Hal inilah yang bakal terjadi pada Pilpres 2024 mendatang.
Prabowo Subianto pernah memuji kaum emak-emak telah membantunya memenangkan Pemilihan Presiden 2019.
“Gerakan tahun ini mungkin akan disebut revolusi emak-emak, yang paling berani di depan itu emak-emak,” mengutip kata-kata Prabowo saat Pilpres 2019 lalu.
Tidak bisa dipungkiri, suara emak-emak pada 2024 bakal menjadi kekuatan yang diperebutkan setiap kubu politik.
Diliriknya suara emak-emak dalam kancah politik nasional tidak terlepas dari kesadaran partai politik atas bonus demografi populasi perempuan di Indonesia.
Berdasarkan proyeksi pertumbuhan penduduk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan United Nations Population Fund jumlah penduduk Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 131,88 juta jiwa berjenis kelamin perempuan. Selisih jumlah penduduk perempuan dengan laki-laki semakin menyempit. Jika pada 2010 selisihnya mencapai 1,19 juta jiwa, diproyeksi pada 2035 hanya tinggal 266 ribu jiwa.
Saat Pilpres 2019, emak-emak menjadi selebritis politik untuk mengkampanyekan salah satu pasangan calon presiden.
Emak-emak menjadi influencer tanpa harus dibayar. Mereka dapat meraih hati para pemilih. Terutama hati keluarganya. Pasalnya, sosok emak dianggap figur yang bisa dipercaya. Mereka wajib diikuti oleh keluarga mulai suami, anak, cucu, kerabat, serta orang lain yang mencintai dan menghormati emak.
Hal ini yang kemudian dikapitalisasi atau mungkin dipolitisasi aktor politik bahwa “the power of emak-emak” bisa dijadikan sebagai mesin pendulang suara.
Fenomena inilah yang ditangkap Wakil Ketua Umum DPP PKB, Jazilul Fawaid. Bahwa partai yang mampu mengambil hati emak-emak akan menjadi pemenang di Pilpres 2024.
“Fenomena Pilpres 2019, yang menonjol emak-emak dan milenial. Dan ini akan terjadi di 2024. Makanya kuncinya di perempuan bangsa,” kata Jazilul, Minggu (6/6/2021).
Menurut Wakil Ketua MPR RI dari PKB ini, dalam Pileg dan Pilpres yang digelar serentak, para calon bisa memberikan efek ekor jas (coat-tail effect) untuk mendongkrak perolehan suara partai.
”Kita sedang mencari calon terbaik, dan ini saatnya santri memimpin di 2024. Santri bisa menang kalau Bu Nyai mendukung. Kuncinya ada di Bu Nyai (emak),” imbuhnya.
Menurutnya, dalam pertempuran ada limit lapangan dan waktu. Atas dasar itu, Gus Jazil meminta agar masyarakat lebih waspada dan mengkalkulasi waktu Pilpres 2024 yang dinilainya semakin dekat untuk menyusun strategi.
“Kadang kita keliru membaca waktu. Perang itu yang terpenting membaca cuaca, keadaan dan waktu. Pilpres itu seakan-akan masih tiga tahun lagi, padahal hitungan waktunya tinggal 20 bulan. Kita harus hitung betul, efektif itu 9 bulan sudah harus ada tokoh yang bisa diperjuangkan. Kalau tidak kita telat,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyampaikan peran kalangan perempuan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dinilai sangat penting.
Cak Imin meminta para kader PKB yang tergabung dalam perempuan bangsa agar mengambil peran strategis dalam pemenangan Pemilu 2024.
”Peran strategis harus diambil dengan baik oleh perempuan bangsa. Sebenarnya mudah dan efektif, serta strategis kalau tahu celahnya. Mudah karena hanya bermodal jari dan share. Dengan kreativitas dan inovasi, perempuan bangsa bisa mengubah kemajuan dan kemenangan partai,” ujar Cak Imin.
Terlepas dari kehadiran kaum emak yang dijadikan komoditas politik untuk tujuan pragmatis jangka pendek, yang jelas kedudukan emak-emak sangatlah mulia. Pasalnya, kaum perempuan memegang posisi strategis dalam keluarga dan masyarakat. Mereka adalah kunci penyelesaian semua masalah keluarga, manajer, sekaligus problem solver.[]