Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Orang Belanda Menulis Kota Lama Surabaya Dalam Buku Panduan Kota Kota Pusaka Indonesia

REKAYOREK.ID Sebuah kawasan atau tempat menyimpan jejak sejarah. Jalannya sejarah tergantung dari sudut apa dan sudut mana ditarik mundur. Sejarah pastilah berjalan mundur dan sejarah adalah fakta masa lalu. Sejarah bisa menjadi dasar pembangunan dalam menatap masa depan.

Ketika masyarakat masa kini, utamanya masyarakat Surabaya, dalam memandang sejarah Kota Lama Surabaya pada zona Eropa, maka wajar ketika koridor wilayah keeropaan ini menjadi dasar pertimbangan memaparkan cerita sejarah kawasan itu.

Paparan sejarah itu didasarkan pada fakta sejarah peradaban Eropa di kawasan itu. Yaitu kawasan Kota Lama Surabaya zona Eropa. Hal ini mendapat perhatian penulis, pengamat heritage serta pelaku pariwisata dari Belanda, Emile Leushuis.

Emilie Leushuis adalah penulis Buku Panduan Jelajah Kota-Kota Pusaka Di Indonesia, “Gids Historische Stadwandelingen Indonesie” dan seorang tour operator Indotrack yang berkantor di kota Amsterdam, Belanda. Surabaya bukan kota yang asing lagi buat Emile. Ia sudah berkali kali datang ke Surabaya.

Buku panduan kota kota di Indonesia terbit pada 2011. Sejak itu hingga sekarang, ia juga sudah berkali kali ke Surabaya dalam rangka survey untuk updating tujuan wisata bagi kedatangan tamu tamunya dari Belanda.

Kawasan Eropa di Kota Lama Surabaya masuk dalam daftar kota kota pusaka di Indonesia yang tertulis di bukunya Gids Historische Stadwandelingen Indonesie. Menurutnya, lahan dan kawasan dimana Kota Lama Surabaya ini tidak hanya terdiri dari zona Eropa, Pecinan, Melayu dan Arab. Di lokasi yang sama juga ada kawasan Pribumi dan masih ada hingga sekarang.

“Etnis asli ini tidak boleh dilupakan karena ini menambah nilai kawasan yang disebut Kota Lama Surabaya,“ kata Emile ketika jelajah Kota Lama Surabaya pada Minggu (23/4/2024).

Secara data dan fakta, pemukiman etnis asli di kawasan Kota Lama Surabaya, khususnya zona Eropa, memang ada. Misalnya berdasarkan sketsa peta lama yang menggambar Surabaya pada 1767 (Asia Maior: Soerabaja 1900-1950), disana terilustrasikan kampung Jawa dan permukiman Pangeran Sumenep Madura.

Nah kira kira simbol lokal apa yang dapat diperkenalkan dalam wadah Kota Lama Surabaya ini agar dapat diketahui oleh masyarakat sekarang. Wadah Kota Lama Surabaya adalah wahana edukasi. Maka akan lebih bijak jika masyarakat sekarang, khususnya warga Surabaya, bisa mengetahui bahwa di bawah lapisan peradaban Eropa, ada peradaban lokal. Yaitu Jawa dan Madura. Peradaban Madura ini tidak lepas dari kehadiran Pangeran Trunojoyo asal Madura dengan benteng bentengnya di kawasan Kota Lama Sekarang.

Cerita peradaban lokal diantara cerita peradaban Eropa di kawasan Kota Lama Surabaya ini akan mempertebal jiwa nasionalisme. Tentu selain adanya lapis sejarah tentang peristiwa tahun 1945, yang ditandai dengan dibangunnya Monumen mobil Jendral AWS Mallaby.

Emile Leushuis dalam pemetaan kawasan Eropa Surabaya, yang menjadi peta tujuan wisata tamu-tamunya, memandang cerita lokal sangat menarik. Cerita ini juga perlu diketahui oleh warga Surabaya. Jadi cerita lokal tidak terbenam oleh cerita Eropa.

Dalam kaitan dengan peradaban lokal ini, Emile menghargai adanya penguatan warga sekitar (jalan Mliwis dan Jalan Gelatik) dengan pengetahuan sejarah termasuk peradaban literasi yang pernah ada ketika masyarakat Jawa dan Madura terlebih dahulu mendiami kawasan ini.

Peradaban literasi masyarakat Jawa dan Madura itu adalah literasi aksara Jawa sebagai simbol tulis dari bahasa Jawa. Promosi aksara Jawa dalam bentuk spanduk pada warung dan tempat publik di kawasan jalan Mliwis dan Jalan Gelatik menambah atraksi dan edukasi publik di kawasan Kota Lama.

Secara anatomi dan fisik, aksara Jawa memiliki nilai seni dan budaya. Seni dan budaya lokal ini menambah nilai edukasi kawasan Kota Lama Surabaya. Jawa dan Madura memiliki aksara yang sama. Yaitu Carakan (Hanacaraka).

Bagi wisatawan asing, nilai lokal seperti peradaban Jawa dan Madura adalah menarik. Bagi masyarakat lokal, simbol dalam upaya pelestarian identitas bangsa. Jika wadah Kota Lama bisa menjadi sarana pelestarian identitas bangsa. Mengapa tidak? @nanang

Komentar
Loading...