Sinau Aksara Jawa Sambil Berbakti Sosial
REKAYOREK.ID Entah dimana lagi ada kegiatan Sinau Aksara Jawa sambil menanamkan jiwa sosial antar sesama seperti yang ada di Surabaya. Para pembelajar Aksara Jawa di Museum Pendidikan Surabaya ini sedang mengalihaksarakan teks beraksara Latin ke Aksara Jawa. Isinya tentang nama warung, nomor kontak pemilik warung dan menu masakan-minuman.
Teks hasil alih Aksara ini selanjutnya digunakan sebagai bahan pembuatan spanduk, yang akan diberikan cuma cuma kepada Pedagang Kali Lima (PKL) di jalan Gelatik di kawasan Kota Lama Surabaya zona Eropa. Jumlah spanduk yang dibuat menyesuaikan dengan jumlah PKL yang ada.
Sebelum kelas ini dimulai pada Sabtu (22/6/24), memang sudah dilakukan survey oleh tim Puri Aksara Rajapatni untuk mendata jumlah warung, nama warung, menu masakan minuman dan kontak pemilik warung. Dari data itulah pembelanar Aksara Jawa mengalih aksarakan.
Selain mengalihaksarakan, mereka secara berkelompok juga urunan mandiri untuk pembuatan spanduk. Ada tiga warung di jalan Gelatik yang dibuatkan spanduk. Yakni Warung Mala, Warung Rujak Gelatik dan Warung Mbak Atik.
Untuk menambah estetika di lingkungan jalan Gelatik di kawasan Kota Lama Surabaya, desain ketiga spanduk itu dibuat seragam. Yang berbeda adalah nama warung, menu dan nama pemilik.
Spanduk ini edukatif. Selain menggunakan Aksara Jawa sebagai Aksara lokal, juga ada penulisan terjemahan bahasa Belanda yang menjadi nama lama jalan Gelatik. Nama lama jalan Gelatik adalah Stadhuissteeg. Artinya Gang Balai Kota. Nama Gang Balai Kota ini menunjukkan pernah adanya Balai Kota di sekitar jalan Gelatik.
Melihat bangunan bangunan yang ada di jalan Gelatik, dapat diidentifikasi bahwa bangunan bangunan ini adalah jenis rumah. Diduga kuat, rumah rumah ini adalah komplek perumahan para pejabat Balai Kota kala itu.
Komplek ini adalah tipikal infrastruktur lingkungan kantor pemerintahan Surabaya tempo dulu, seperti halnya di lingkungan Balai Kota sekarang di Ketabang, dimana di dekat kantor Balai Kota disediakan perumahan bagi pejabat Balai Kota seperti di jalan Jaksa Agung Suprapto.
Rosida, pemilik Warung Rujak Gelatik, mengatakan bahwa para pedagang berterima kasih karena telah dibantu untuk pengadaan spanduk guna menambah kerapian dan keseragaman dalam menyambut hadirnya Kota Lama Surabaya.
Jalan Gelatik dan jalan Mliwis adalah jalan penopang Jalan Rajawali yang menjadi pusat Kota Lama Surabaya zona Eropa. Pada Sabtu (22/6/2024) kawasan ini sudah terlihat ramai pengunjung meski peresmian Kota Lama Surabaya oleh walikota Surabaya, Eri Cahyadi, kabarnya dilakukan pada Sabtu, 27 Juni 2024.@nanang