Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Amerika Lepas Masker, Indonesia Kapan Rek?

Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta warganya yang sudah menuntaskan Vaksinasi Covid-19 dosis kedua untuk melepas masker. Sehingga dapat melakukan sesuatu yang terkenal dari orang Amerika di seluruh dunia: menyapa orang dengan senyuman.

REKAYOREK.ID – Warga Amerika Serikat yang sudah divaksin Covid-19 diperbolehkan melepas masker. Hal ini diumumkan Centers for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat pada Kamis, 13 Mei 2021 lalu. CDC tak lagi merekomendasikan penggunaan masker di ruangan untuk warga yang sudah divaksinasi Covid-19 dosis kedua.

Menurut CDC, kebijakan ini antara lain bertujuan untuk mendorong lebih banyak warga AS untuk mau divaksinasi. Bahkan menurut panduan terbaru tersebut, warga yang sudah divaksinasi penuh juga tidak perlu menjaga jarak di beberapa tempat yang ditentukan.

Direktur CDC Rochelle Walensky mengatakan kebijakan baru ini diambil berdasarkan penurunan kasus yang tajam, makin luasnya vaksinasi terhadap usia muda, dan efikasi vaksin terhadap berbagai varian virus Corona.

“Di sini kami mengikuti sains,” tegasnya.

Hal ini juga diamini Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang meminta warganya yang sudah menuntaskan Vaksinasi Covid-19 dosis kedua untuk melepas masker.

Biden menilai kebijakan ini sebagai ‘milestone’ yang luar biasa. Ia bahkan menyampaikannya tanpa menggunakan masker.

“Jika Anda sudah divaksinasi penuh dan bisa melepas masker. Anda mendapat hal untuk melakukan sesuatu yang terkenal dari orang Amerika di seluruh dunia: menyapa orang dengan senyuman,” sambut Biden.

“CDC mengatakan, bahwa orang yang divaksinasi penuh berada pada risiko yang sangat, sangat rendah untuk tertular Covid-19. Oleh karena itu, jika Anda telah divaksinasi penuh, Anda tidak perlu lagi memakai masker. Izinkan saya ulangi, jika Anda sudah divaksinasi penuh, Anda tidak perlu lagi memakai masker,” tambah Biden.

Namun Biden mengatakan untuk masyarakat yang belum divaksin atau masih menunggu vaksin dosis kedua harus tetap menggunakan masker.

“Tetapi jika Anda belum divaksinasi atau jika Anda mendapatkan vaksinasi dua kali dan Anda belum mendapatkannya, Anda hanya mendapatkan suntikan pertama, tetapi tidak Anda yang kedua atau Anda belum menunggu selama dua minggu penuh setelah suntikan kedua, Anda masih perlu memakai masker,” lanjut Biden.

Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti sejumlah aturan terkait melepas masker usai vaksinasi Corona dosis kedua.

Dikutip dari Reuters, WHO mendesak setiap negara mempertimbangkan kondisi Corona di wilayahnya masing-masing sebelum menerapkan aturan serupa seperti di AS. Terutama, seberapa tinggi penularan lokal Covid-19 masih tercatat.

“Negara yang ingin mencabut aturan memakai masker, itu seharusnya hanya dilakukan dalam konteks mempertimbangkan intensitas penularan Corona di daerah tersebut dan tingkat cakupan vaksinasi,” kata pakar darurat utama WHO, Mike Ryan, dalam konferensi pers virtual, Jenewa.

Selain Amerika Serikat, beberapa negara lainnya sudah lebih dulu melepas masker dan tidak lagi menjaga jarak. Salah satunya Selandia Baru.

Negara tersebut dinilai sukses menekan kasus Corona lantaran memperketat lockdown hingga menutup perbatasan. Begitu pula dengan China, mereka mengklaim tak ada lagi penularan kasus Corona lokal, dan festival musik di Wuhan bahkan sudah kembali digelar, melibatkan 11 ribu orang.

Adapula Australia yang mencatat nol kasus penularan Corona usai menerapkan kebijakan lockdown. Kini warganya hanya wajib memakai masker di transportasi umum.

Terkait hal ini, Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) angkat bicara.

Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Zubairi Djoerban, menyampaikan penolakannya terhadap otoritas terkait di Amerika Serikat yang mengeluarkan kebijakan tersebut.

“Lupakan pedoman CDC untuk melepas masker bagi yang sudah divaksin. Saya tidak setuju,” ujar Zubairi Djoerban dalam akun Twitternya, Minggu (16/5)

Menurutnya, kebijakan tersebut belum bisa berlaku di Indonesia. Sebabnya, dia memandang konsekuensi atau efek melepas masker pada saat ini masih cukup besar di Indonesia.

“Kita pun tak dapat secara efektif mengetahui apakah seseorang sudah divaksin atau belum itu hanya dari masker,” imbuhnya.

Dalam pandangannya, sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini menyatakan bahwa definisi mengenai situasi normal tidak bisa sebatas melepas masker saja.

“Di beberapa negara, banyak orang tetap memakai masker–meski kondisi negaranya baik-baik saja,” ungkapnya.

Maka dari itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini tidak setuju dengan pedoman melepas masker dari CDC itu. Justru hal itu menuntun kepada situasi Covid-19 yang tengah terjadi di India atau Malaysia.

“Semoga Indonesia tidak setuju dengan CDC dan semoga angka kasus Covid-19 pasca-Lebaran tidak melonjak. Amin,” pungkas Zubairi Djoerban.

Hal senada disampaikan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. Wiku menjelaskan kondisi Amerika dan Indonesia berbeda. Tingkat vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat lebih tinggi dibanding Indonesia.

Wiku menegaskan aturan melepas masker bagi yang sudah divaksin belum bisa diterapkan di Indonesia.

“Kita menghormati panduan yang dikeluarkan CDC Amerika. Namun demikian perlu diingat kondisi di Indonesia berbeda dengan kondisi di Amerika. Walaupun sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19, Pemerintah tetap mewajibkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk memakai masker,” tandas Wiku.[]

Komentar
Loading...