Asisten II Kota Surabaya Kunjungi Begandring Soerabaia di Peneleh
REKAYOREK.ID Kawasan Peneleh, Kecamatan Genteng, selayaknya menjadi rumah peradaban dan sejarah kota Surabaya. Karena di wilayah kelurahan Peneleh, yang dibatasi oleh dua sungai (Kalimas dan Pegirian serta jalan Jagalan), menyimpan kekayaan sejarah yang disertai dengan data dan fakta.
Di kawasan kelurahan Peneleh terdapat Rumah Lahir Bung Karno (RLBK), Rumah HOS Tjokroaminoto, Rumah Roeslan Abdoelgani, Rumah Achmad Jais, Sumur kuno Jobong, Masjid Jamik Peneleh dan Makam Belanda Peneleh.
Di kawasan inilah lahir dan tinggal tokok tokoh kebangsaan, termasuk tokoh tokoh pergerakan, yang pernah bersama sama dokter Soetomo mendirikan Soerabaiache Studieclub (1914), yang selanjutnya menyokong lahirnya Sumpah Pemuda pada 1927.
Ada nama Ahmad Jais, Mas Sunjoto, Raden Panji Soenario Gondokusumo dan RMH Soejono, yang diabadikan menjadi nama jalan diingkungan Peneleh.
Titik titik bersejarah ini tersebar di kawasan ini, diantaranya di kampung Peneleh, kampung Pandean, di Kampung Grogol dan Kampung Plampitan. Adapun sumber sumber sejarah yang mendasarinya antara lain Prasasti Canggu (Hayam Wuruk), buku Penyambung Lidah Rakjat Indonesia (Cindy Adam) dan Erwerd Een stad Geboren (GH Von Faber).
Sayang jika kekayaan sejarah ini belum dioptimalkan menjadi produk industri ekonomi kreatif. Padahal dalam 17 sub ekonomi kreatif disebutkan bahwa warisan budaya menjadi salah satunya. Hal ini disampaikan oleh Suriyadi Kusniawan S.Hum., M.Hum dalam “Sarasehan Kota Kreatif 2022, Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif” yang diselenggarakan oleh UPT Pemberdayaan Lembaga Seni dan Ekonomi Kreatif Wilwatikta, Disbudpar Propinsi Jawa Timur pada Rabo, 21 Desember 2022.
Menurutnya warisan budaya lokal (local heritage) akan menjadi sumber produk ekonomi kreatif yang berbeda (dishtinguished) dan mampu bertahan dibandingkan sumber sumber lainnya.
“Asalkan aktor aktor lokal sebagai penggerak ekonomi kreatif mampu mengidentifikasi lokal wisdomnya. Setiap daerah memiliki local wisdom yang berbeda beda”, jelas Suriyadi.
Fakta dan data semacam inilah, yang sesungguhnya telah didapat oleh Komunitas Begandring Soerabaia di wilayah kelurahan Peneleh. Melalui kegiatan penelusuran, observasi dan riset yang dilakukan Begandring di lingkungan Peneleh, Begandring tidak hanya mengidentifikasi peninggalan dan lokasi sejarah, tapi juga menyusun narasi berdasarkan sumber sumber sejarah yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dari narasi itu, selanjutnya diaktualisasikan, yang salah satunya menjadi produk wisata edukasi Jelajah Sejarah yang bernama Subtrack (Surabaya Urban Track). Subtrack menawarkan kawasan, kampung kampung, tempat tempat bersejarah baik yang berupa gedung, struktur, lingkungan dan benda yang bersifat in-situ di Surabaya. Salah satunya adalah kawasan Peneleh.
Kunjungan Asisten II Kota Surabaya
Irfan Widiyanto, Asisten II Walikota Surabaya, yang membidangi urusan perekonomian dan pembangunan Kota Surabaya mengunjungi Komunitas Begandring Soerabaia di Lodji Besar di jalan Makam Penelah 46 Surabaya pada Selasa malam, 20 Desember 2022. Selama ini Irfan hanya mendengar nama Begandring Soerabaia melalui kiprahnya yang berkolaborasi dengan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, mewakili pemerintah Kota Surabaya.
Dalam kolaborasi itu, Walikota terlibat dalam produksi dua film dokudrama yang masing masing berperan sebagai Presiden Pertama RI, Soekarno. Pertama, dalam film “Koesno, Jati Diri Soekarno” dan kedua film “Soera ing Baja, Gemuruh Revolusi ’45”. Film pertama berhasil masuk nominasi film pendek terbaik Festival Film Indonesia 2022. Menurut Kepala Stasiun TVRI Jawa Timur, Asep Suhendar, bahwa film Koesno duduk pada urutan ke 3 dari 7 nominator.
Pembuatan film dokudrama dan produk produk dari program Begandring, contohnya Jelajah Sejarah Subtrack, sesungguhnya semuanya berawal dari serangkaian diskusi dan rapat rapat informal (Vergadering = Begandring) di Lodji Besar di jalan Makan Peneleh 46 Surabaya. Dari Lodji Besar inilah semua aktivitas kreatif Begandring bermula. Seiring dengan berjalannya waktu, Lodji Besar menjadi rumah kreatif, yang tidak hanya bermanfaat bagi Komunitas Begandring, tapi juga bagi masyarakat umum dan mahasiswa.
Suasana rumah loji (Loge Gebouw) yang di bangun pada 1907 ini memberi inspirasi kreatif bagi siapapun yang datang. Mereka bisa ngopi dan berdiskusi.
Kiranya alasan alasan itulah yang membuat Asisten II Kota Surabaya, Irfan Widiyanto, mengunjungi Begabdring Soerabaia di Lodji Besar. Ketika Irfan masuk rumah kuno di depan Makam Belanda Peneleh, ia disambut pengurus Begandring antara lain Kuncarsono, Nanang Purwono dan mitra Kukuh Yudha Karnanta (FIB Ubair) serta lainnya, melihat setiap ruang di Lodji yang penuh informasi sejarah Surabaya.
Di ruang depan terpajang reklame reklame jadul yang bisa bercerita tentang Hindia Belanda termasuk Surabaya.
Di ruang berikutnya terdapat koleksi artefak artefak kuno berupa pecahan gerabah terakota, guci dan keramik termasuk batu bata kuna dengan ukuran besar dari era Klasik.
Di ruang berikutnya terdapat peta peta dalam ukuran besar yang menggambarkan Surabaya dari abad ke abad. Di ruang ini juga tersedia buku buku sebagai bahan bacaan, Perpustakaan Begandring.
Di ruang depan, terdapat potret kota Surabaya, utamanya Kawasan Kota Tua. Di ruang ini terdapat potert Surabaya di antara daerah daerah lain yang berupa peta besar Jawa Timur.
Sementara di teras Lodji terdapat peta Kawasan Kota Tua Surabaya. Disanalah Irfan secara detail mencermati titik titik yang menjadi harapan pemerintah Kota Surabaya dalam upaya revitalisasi kawasan Kota tua.
Di teras inilah Irfan mulai Begandringan (diskusi informal sambil ngopi) dengan pengurus Begandring. Salah satu poin obrolannya adalah tentang kawasan Peneleh yang sangat kaya dengan sejarah. Karena Peneleh masuk di wilayah Kecamatan Genteng, maka saat itu juga, Irfan menelpon Camat Genteng Muhammad Aries Hilmi untuk bergabung dalam begandringan di Lodji Besar.
Pengembangan Kawasan Sejarah Peneleh
Dengan hadirnya Camat Genteng Muhammad Aries Hilmi di Lodji Besar maka lengkaplah Begandringan di Lodji Besar pada Selasa malam, 20 Desember 2022. Ada Asisten II Kota Surabaya Irfan Widyanto, ada Camat Genteng Muhammad Aries Hilmi, ada pengurus Begandring Soerabaia bersama mitra FIB Unair.
Setelah menerima paparan tentang potensi di kawasan Peneleh dan gerakan yang sudah dan sedang dilakukan oleh Begandring Soerabaia, Irfan ingin mengsinkronkan antara kegiatan Begandring dengan kebijakan Camat Genteng dalam pengembangan kawasan Peneleh yang berbasis sejarah dan budaya.
Dijelaskan oleh Kuncarsono, salah satu pendiri Begandring Soerabaia, bahwa kegiatan Begandring tidak semata mata berbagi informasi kepada masyarakat luas melalui program diskusi publik, jelahah sejarah Subtrack, publikasi dan pembuatan film, tapi juga melakukan people and community Empowering.
“Kami ini juga mengajak warga terlibat sebagai subyek dan penggerak. Misalnya ada warga Pandean yang sudah menjadi pelaku penggerak dalam kegiatan komunitas dan bahkan ia sudah mengaplikasikan di lingkungan warga. Misalnya melayani tamu tamu yang datang dan melihat Sumur Jobong”, terang Kuncarsono ke Irfan dan Aris.
Di mata Irfan potensi Peneleh sudah nyata dan di kawasan ini sudah ada komunitas penggerak yang sudah bergerak nyata yang tentu bisa lebih jauh mengembangkan potensi lokal ini. Karenanya Irfan meminta Begandring bersama Camat Genteng untuk memetakan arah pengembangan Peneleh yang berbasis sejarah dan budaya.
“Coba dibuat konsepnya dulu seperti apa. Ini sebagai dasar pemetaan siapa melakukan apa. Bahkan Dinas apa akan melakukan apa dalam sinergi pengembangan kawasan Peneleh ini”, tegas Irfan yang begitu optimis.
Menurutnya, masih ada kawasan lain yang perlu dikembangkan dalam rangka membangkitkan potensi kota Surabaya.
“Masih ada yang perlu dikerjakan secara kolaboratif, misalnya kawasan Kota Tua Surabaya. Segera”, pungkas Irfan.
Keseriusan pemerintah Kota Surabaya ini ditunjukkan dengan kembalinya Camat Genteng ke Sekretariat Begandring Soerabaia di Lodji Besar pada keesokan hari, Rabo 21 Desember 2022. Ia mengajak ke Camat Pabean Cantian dan jajarannya.@Nanang