Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Ketika Bocah Kecil Menggambar Seni Aksara

REKAYOREK.ID Jari jemari lentik itu menggores selembar kertas putih kosong dan terbangunlah Aksara ꦲ “Ha”, awal Aksara dari rangkaian Aksara Hanacaraka.

Aksara Ha bentukan jari jemari lentik itu terbangun dua dimensi. Lalu dihiasnya dengan goresan lekuk kurva kecil kecil indah, yang kemudian membentuk gambar seni Aksara Jawa yang amat detail.

Sam Satria John Pierce, sang empunya jari jemari lentik. Usianya masih muda, 9 tahun, bersekolah di SD Islam Al Amin. Putera dari John Pierce, salah satu peserta Sinau Aksara Jawa, yang diadakan oleh komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni di gedung museum Pendidikan Surabaya di jalan Gentengkali 10 Surabaya.

Tangan si kecil merengkuh sang Besar. Foto: nanang

 

Sabtu sore itu (20/4/24) adalah dimulainya lagi kelas Sinau Aksara Jawa setelah libur lebaran selama 3 minggu. Kebetulan John Pierce pada hari itu mengajak dua anaknya: Sam Satria (9) dan Sabrina (7).

Pada kegiatan Sinau Aksara Jawa itu, John mendapat tugas mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan. Sedangkan anak anaknya: Sabrina mengerjakan kegiatan mewarnai Aksara Jawa dan Sam menggambar Aksara Jawa secara dua demensi. Dari bentuk dua dimensi inilah, Sam menghiasi ruang dua dimensi yang beraksara Ha.

Goresan yang terdiri dari garis, lekuk dan bulatan lembut itu menghiasi ruang dua dimensi beraksara Ha. Goresan goresan itu melambangkankan bunga, tumbuhan, wayang, air dan ikan. Goresan semakin jelas ketika diberi pewarnaan. Selain menunjukkan benda, pewarnaan juga memberikan perpaduan yang indah pada Aksara Jawa Ha.

Di usia yang masih muda itu, Sam mengawali goresan Aksara ꦲ Ha dengan sangat lancar. Setiap Aksara hanya melalui sekali goresan pulpen.Tidak berulang maju mundur.

Menurut John Pierce, sang Bapak, Sam sudah sejak usia dua tahun mulai menggores gores. Yang digambar unik unik: ada gambar ꦮꦪꦁ wayang dan termasuk peta dunia. Dalam hal gambar peta dunia, Sam juga memberikan garis batas negara dan wilayah laut suatu negara. Ini menunjukkan bahwa Sam mengenal peta buta dunia.

Indonesia dalam genggaman Aksara Jawa. Foto: nanang

 

Keahlian ini ditunjukkan dengan menggambar peta Indonesia dan wilayah Asia Tenggara. Yang digambar tidak hanya pulau pulau besar, tetapi pulau pulau kecil. Sam juga bisa menyebut nama pulau pulau itu.

Peta Indonesia dan Asia Tenggara dengan Aksara Jawa. Foto: nanang

 

Yang mengherankan, kertas putih berukuran HVS itu digambarnya tanpa menggunakan skala. Hasilnya proporsional. Luar biasa.

Ketika menggambar, Sam sering berhenti dan bersandar di kursi, lalu jari telunjuknya digerak gerakkan seolah mengingat ada gambar apa lagi.

Menulis Aksara Jawa

Tulisan Aksara Jawa dibuat dalam bentuk seni. Tidak sekedar menulis seperti umumnya orang menulis. Pada bidang kertas HVS, yang sudah ada gambar peta Indonesia dan negara negara Asia Tenggara, ketika disuruh membuat tulisan Indonesia dalam Aksara Jawa, Sam tidak menempatkan pada ruang kosong di atas Jepang. Tapi menempatkan pada ruang di area Indonesia untuk menunjukkan letak posisi Indonesia. Meski goresan Aksara itu menembus gambar pulau Kalimantan.

Sam Satria bersama ayahnya John Pierce dalam kegiatan Sinau Aksara Jawa. Foto: nanang

Setelah Aksara Jawa yang bertuliskan “Indonesia” di wilayah Indonesia, lalu Sam menebalkan tulisan Indonesia dalam Aksara Jawa itu. Gaya tulisannya juga artistik. Ada ukuran besar dan ada ukuran kecil. Tidak sekedar sebuah tulisan Aksara tapi sudah masuk seni Aksara.

Dengan cara itulah Sam belajar Aksara Jawa, ketika bapaknya mengerjakan lembar kerja Aksara Jawa. Dalam satu sisi lembar kertas, Sam menggambar peta dan menulis Aksara termasuk menulis namanya sendiri. Artistik. Sementara di sisi satunya, Sam menggambar Aksara ꦲ Ha. Hasil kertas gambar itu dikemas oleh John, tat kala waktu belajar sudah usai.@nanang

Komentar
Loading...