Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Jadikan Stasiun Semut Sebagai Fungsi Museum

Dipajangnya sebuah lokomotif uap di emplasement stasiun Surabaya Kota sudah sangat cocok karena di sana telah diabadikan satu spoor (lyn) sebagai memorabilia.

REKAYOREK.ID Para pegiat dan pemerhati kereta api datang dan menyemarakkan begandringan “Ngobrolin Masa Lalu Sejarah Kereta Api di Jawa Timur” di Lodji Besar, Jalan Makam Peneleh 46 Surabaya, pada Jumat (26/11) lalu.

Pun demikian dengan pegiat sejarah. Mereka berdatangan dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik dan Madura. Bagi pegiat sejarah kota Surabaya, tema yang diangkat sangat menarik, termasuk penyelenggaraan diskusinya itu sendiri. Mereka menganggap penyelenggaraan diskusi itu menjadi pelecut upaya pelestarian heritage kereta api di Surabaya.

Penyelenggaraan diskusi di Lodji Besar ini bertepatan dengan hari penutupan “Pameran Cagar Budaya Kereta Api” yang digelar oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan di Stasiun Gubeng mulai 22 – 26 November.

Emplasemen yang hanya menyisakan satu spoor sebagai memorabilia dan tidak bisa dioperasikan. Pantas sebagai landasan lokomotif uap yang perlu didatangkan dari Ambarawa. Foto: Nanang Purwono

 

Kedua penyelenggara acara ini tidak ada janjian dalam mengetengahkan isu pelestarian cagar budaya kereta api. Namun keduanya pasti memandang adanya hal penting terkait pelestarian cagar budaya kereta api.

Pegiat sejarah yang tergabung dalam Forum Begandring Soerabaia, sebagai penyelenggara diskusi pada Jumat (26/21) lalu, memandang perlunya melestarikan, mengelola dan memanfaatkan cagar budaya kereta api yang ada di Surabaya.

Cagar Budaya Kereta Api yang menjadi perhatian pegiat sejarah selama ini adalah Stasiun Kota (Semut). Tentu bukan tidak ada alasan mengapa mereka menaruh perhatian pada gedung stasiun yang pernah dibongkar pada 2003 lalu itu. Selain pernah menjadi dampak kapitalisme, stasiun yang berhasil direnovasi itu belum juga diketahui nasibnya.

Sejak tahun 2019, setelah selesai renovasi terakhir, belum diketahui kapan stasiun ini akan dimanfaatkan kembali (Jawa Pos: 24/11).

Stasiun Kota 1890-an. Foto: repro

 

Menurut Humas PT. KAI Daops 8, Luqman Arif, bahwa pemanfaatan (pengoperasian) stasiun Surabaya Kota menunggu sinyal dari Pemerintah Pusat karena stasiun Surabaya Kota merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan. Sementara menurut pemerhati sejarah kereta api asal Malang, Tjahjana Indra Kusuma, kabarnya stasiun Surabaya Kota akan digunakan sebagai stasiun Kereta Komuter.

Kelak dengan dioperasikannya stasiun Surabaya Kota sebagai stasiun kereta komuter hal itu baik baik saja. Namun menyadari akan pentingnya sejarah dan peran Kereta Api di Jawa Timur, stasiun Surabaya Kota ini juga sangat layak menjadi etalase edukasi yang bisa menarasikan tentang sejarah kereta api di Jawa Timur.

Stasiun Surabaya Kota adalah stasiun pertama di Jawa Timur dan merupakan titik nol kilometer jaringan kereta api. Sejarah panjang perkeretaapian di Jawa Timur serta peran kereta api dalam pemajuan Jawa Timur adalah nyata adanya. Maka sejarah dan peran kereta api di Jawa Timur ini layak dietalasekan dalam bentuk museum kereta api yang bertempat di stasiun Surabaya Kota.

Kehadiran museum kereta api akan menjadi sarana dan media pendidikan tentang sejarah kereta api yang permanen yang dapat diakses setiap saat dan sepanjang waktu.

Jika melalui sebuah diskusi seperti di Lodji Besar, Peneleh (26/11) dan pameran cagar budaya kereta api di stasiun Gubeng (22-26/11) sifatnya sangat insidentil, maka melalui wahana museum sifatnya bisa lebih permanen. Dengan demikian, informasi mengenai sejarah dan peran kereta api di Jawa Timur dapat tersaji setiap saat.

Diskusi tentang sejarah kereta api di Jawa Timur di Lodji Besar pada Jumat (26/11). Foto: nanang

 

Dengan pemanfaatan gedung stasiun Surabaya Kota sebagai fungsi museum, secara langsung gedung stasiunnya sendiri, yang dibangun pada 1898-1899, juga akan menjadi artefak museum yang insitu.

Benda Koleksi dan Kisahnya

Benda koleksi, bilamana stasiun Surabaya Kota bisa dimanfaatkan sebagai sebuah museum, maka sebuah lokomotif uap bisa didatangkan dari museum Kereta api Ambarawa.

Dipajangnya sebuah lokomotif uap di emplasement stasiun Surabaya Kota sudah sangat cocok karena di sana telah diabadikan satu spoor (lyn) sebagai memorabilia. Akan sangat mubazir jika jalur rel kereta itu hanya eksis tanpa ada kelengkapannya, yaitu lokomotif yang dulu memang menjadi bagian sebuah stasiun.

Lokomotif uap yang pantas menjadi pajangan di Stasiun Surabaya Kota. Foto: nanang

 

Selain lokomotif uap, perlu juga ditarik kembali sebuah gerbong antik dari museum kereta api Ambarawa yang dulu berasal dari stasiun Depo Sidotopo, Surabaya. Kereta antik ini berbadan kontruksi kayu jati.

Sebelum berada di Sidotopo, gerbong antik ini pernah berada di stasiun Kamal Madura dan merupakan gerbong khusus yang pernah digunakan oleh keluarga kerajaan Madura.

Selain itu, lokomotif lokomotif diesel yang teronggok di stasiun Sidotopo, salah satunya bisa diambil dan dipajang di stasiun Surabaya Kota.

Selama ini lokomotif lokomotif di Sidotopo menjadi bangkai lokomotif. Daripada semakin rusak dan tidak dipakai, maka kehadirannya sebagai bahan pamer akan menambah manfaat dan fungsi sebagai artefak edukatif.

Genta perlintasan yang bisa menjadi benda museum. Foto: nanang

 

Sebetulnya masih banyak benda benda cagar budaya kereta api yang bisa dipasang untuk kelengkapan gagasan museum kereta api Surabaya, seperti misalnya pengatur wessel, sinyal kereta api, genta perlintasan kereta api dan masih banyak lagi lainnya seperti foto foto dan dokumen dokumen lain. Termasuk karcis karcis tempo dulu.

Belum lagi ketika berbicara pegawai dan buruh kereta api yang berperan pada masa perang kemerdekaan. Banyak pemuda yang bekerja di kereta api berorganisasi dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA).

AMKA juga berbaur dengan Serikat Buruh Kereta Api (SBKA) yang ketika Revolusi meletus, dengan berani merebut depo Jatinegara, bengkel Manggarai Jakarta dan perkeretaapian dari tangan Jepang pada 3 September 1945.

Semangat Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA). Foto: repro

 

Setelah dari Jakarta gejolak pengambilalihan aset pun terjadi di Bandung. Belum lagi kisah Laskar Kereta Api di Sidotopo Surabaya yang turut berperan merebut RRI, H.B.S Ketabang dan gedung Internatio yang sudah dikuasai oleh tentara Inggris/ Sekutu.

Itu semua adalah bagaimana peran para pegawai dan buruh kereta api dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Kisah perjuangan insan perkeretaapian ini layak dibingkai dalam etalase museum kereta api di Kota Pahlawan Surabaya.[Nanang]

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...