Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Kolaborasi MSI Jatim dan Begandring Soerabaja Demi Kesadaran Sejarah Masyarakat

REKAYOREK.ID Sinergi antara masyarakat, khususnya komunitas pegiat sejarah, Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) dan Akademisi dalam hal pemajuan kesadaran sejarah masyarakat adalah sangat penting. Masyarakat harus ikut mengawal sejarahnya, khususnya sejarah yang ada di lingkungan mereka.

“Mereka memiliki sejarah itu. Karenanya mereka harus mengawal sejarah itu demi negara dan bangsa”, kata Dr. Agus Mulyana M. Hum., Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Pusat dalam sambutannya ketika pelantikan kepengurusan MSI Jatim untuk periode 2021-2026 di ruang sidang Fakultas Ilmu Budaya Unair pada Sabtu (22/1/2022).

Sementara itu MSI sendiri, yang merupakan kumpulan para sejarawan, menjadi bagian penting dan strategis untuk memperkenalkan sejarah kepada publik demi membangun memori kolektif masyarakat.

Profesor Dr. Purnawan Basundoro, M.Hum., Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, dilantik sebagai Ketua MSI Jawa Timur untuk periode 2021-2026. Purnawan dalam sambutannya mengatakan bahwa komunitas pegiat sejarah memegang peranan penting dalam memperkenalkan sejarah secara praktis kepada masyarakat.
Terlebih mereka yang secara aktif melakukan kegiatan penelusuran dan penelitian secara mandiri yang hasil hasilnya dibagikan kepada masyarakat melalui kegiatan kegiatan edukatif seperti diskusi dan jelajah sejarah.

Karenanya, pelibatan komunitas pegiat sejarah dalam kegiatan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Timur ke depan adalah penting untuk bersama sama membangun pemahaman sejarah masyarakat.

“Komunitas pegiat sejarah Surabaya memiliki kontribusi yang variatif dalam menggerakkan masyarakat mau belajar sejarah melaui cara cara yang rekreatif”, jelas Purnawan yang juga sebagai anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya.

Pelibatan komunitas sejarah dalam kegiatan MSI Jatim adalah hal baru karena selama ini MSI adalah wadah bagi para sejarawan dan guru guru sejarah. Pesan itu dinyatakan oleh Ketua MSI Jawa Timur di hadapan Ketua MSI Pusat.

Sikap MSI Jatim ini disambut baik oleh Ketua MSI Pusat, Dr. Agus Mulyana M. Hum. karena ini merupakan terobosan baru untuk memaknai kolaborasi dalam pemasyarakatan sejarah yang menjadi tanggung jawab bersama.

Menurut sepengetahuan Agus Mulyana, MSI Jawa Timur ini adalah MSI yang sangat dinamis dan berani dalam bersuara demi kebenaran sejarah.

“Dulu tahun 2004, seingat saya ketika dalam penyusunan kurikulum pelajaran sejarah, ada penggantian nama peristiwa “G30S PKI” menjadi istilah “Tragedi Nasional “, maka yang bersuara keras agar dikembalikan ke nama aslinya, ke “G30S PKI” adalah MSI Jatim”, kenang Agus tentang sikap tegas MSI Jatim.

Kini peristiwa serupa tentang penggantian nama sebuah tempat, yakni dari “Balai Pemuda” ke “Alun Alun Surabaya” juga disuarakan oleh MSI Jawa Timur setelah diadakan diskusi daring yang berjudul “Anomali Alun Alun Kota Surabaya” pada 11 Januari 2022 lalu.

Hasil diskusi daring menghendaki agar nama “Balai Pemuda” dikembalikan. Rekomendasi MSI Jawa Timur ini semakin kuat seiring dengan gelombang masyarakat yang menghendaki agar nama “Balai Pemuda” dikembalikan dan mencopot nama Alun Alun Surabaya yang terpampang besar di sudut jalan Gubernur Suryo dan jalan Yos Sudarso.

Setelah acara pelantikan, Ketua MSI Jatim akan menyerahkan hasil rekomendasi diskusi publik tentang “Anomali Alun Alun Surabaya “ ke Walikota Surabaya.

Mendengar rencana MSI Jatim bersama komunitas pegiat sejarah yang akan menyampaikan hasil rekomendasi ke Walikota Surabaya, Agus Mulyana semakin mantap penilaiannya terhadap MSI Jatim tentang langkah barunya dalam pelibatan komunitas sebagai bentuk kolaborasi dalam upaya membangun kesadaran sejarah masyarakat.

“Nah kegiatan komunitas ini sangat bagus ketika ingin meluruskan pemberian nama. Nama yang dianggap ahistoris, yang tidak didasarkan pada suatu pengalaman sejarah”, jelas Agus yang mengkaitkan dengan kolaborasi MSI dan komunitas.

Lebih lanjut Agus menjelaskan bahwa komunikasi konstruktif perlu dibangun dalam menyikapi sebuah persoalan tentang nama “Alun Alun Surabaya”.

“Peran media sangat diperlukan dalam upaya pelurusan sejarah. Tujuannya memberikan informasi tentang fakta sejarah baik kepada masyarakat maupun kepada pengambil kebijakan, agar pengambil kebijakan mau melakukan pelurusan sejarah. Ini adalah pressure kepada pengambil kebijakan agar ada kesadaran sejarah yang harus dibangun ketika dia memberikan nama suatu tempat”, pungkas Agus.

Keterlibatan komunitas sejarah dalam pelantikan dan kegiatan MSI Jatim 2021-2026 tertandai dengan kehadiran Begandring Soerabaja sebagai saksi dalam penandatanganan naskah pelantikan. Saksi lainnya adalah perwakilan dari beberapa universitas lainnya di Jawa Timur. Selain diikuti secara luring, kegiatan pelantikan, yang juga diisi dengan diskusi yang berjudul “Pemanfaatan Sumber Digital Untuk Penelitian dan Pengajaran Sejarah“, juga diikuti secara daring.[]

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...