Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Saat Mangil Gelisah di Sholat Ied…

Saya sudah gelisah, saat orang banyak sudah mulai datang ke lapangan samping istana merdeka untuk sholat Ied, mata saya nyalang ke mana-mana, anak-anak 5 orang saya dintum rapat dengan bapak. Saya ambil tempat di depan bapak, menghadap orang banyak agar mudah mengawasi, tak lama sholat mulai baru roka'at pertama tiba tiba "dor" letusan pistol terdengar, saya lompat ke arah bapak sembari mencabut pistol...

REKAYOREK.ID – Ini adalah cuplikan kisah Mangil Martowidjojo, saat terjadi penembakan pada si Bung saat sholat Ied. Ini adalah salah satu kisah heroik para polisi, saat Detasemen Kawal Pribadi (DKP) berkali-kali menyelamatkan Presiden Sukarno dari percobaan pembunuhan.

Ajun Komisaris Besar Polisi Mangil Martowidjojo mengisahkan peristiwa tanggal 14 mei 1962 itu dalam buku Gerakan 30 September, Pelaku, Pahlawan dan Petualang yang ditulis Wartawan senior Julius Pour, terbitan Kompas.

Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) ini baru menerima kabar dari Kapten (CPM) Dahlan. Laporan itu menyebutkan Kelompok Darul Islam merencanakan untuk membunuh Presiden Sukarno.

Saat itu, Mangil memeriksa jadwal presiden Sukarno satu minggu kedepan. Mangil yakin, para pemberontak itu pasti akan menyerang Bung Karno saat sholat Idul Adha. Saat itu istana menggelar sholat Ied, penjagaan relatif longgar dan semua pintu istana terbuka.

Maka Mangil bersiaga saat Idul Adha, Dia sengaja tidak ikut sholat Ied.

“Saya duduk enam langkah di depan bapak. Disamping saya duduk Inspektur Polisi Soedio, kami berdua menghadap kearah umat, sedangkan tiga anak buah, Amon Soedrajat, Abdul Karim dan Susilo pakai pakaian sipil dan berpistol duduk disekeliling bapak,” tulis Mangil.

Tiba-tiba saat ruku’, seorang pria bertakbir keras, dia mengeluarkan pistol dan menembak ke arah Bung Karno.
Refleks, semua pengawal berlarian menubruk Bung Karno. Amoen melindungi Bung Karno dengan tubuhnya.
Dor! Sebutir peluru menembus dadanya. Amoen terjatuh berlumuran darah.

Dor! Pistol menyalak lagi.

Kali ini menyerempet kepala Susilo. Tapi tanpa menghiraukan luka-lukanya, Susilo menerjang penembak gelap itu. Dua anggota DKP membantu Susilo menyergap penembak yang belakangan diketahui bernama Bachrum. Pistol milik Bachrum akhirnya bisa direbut DKP. Bung Karno berhasil diselamatkan. Begitu juga dengan dua polisi pengawalnya, untungnya walau terluka parah, Amoen dan Susilo selamat.

Sedang Bung Karno selamat tapi masih menanyakan bagaimana anak-anak DKP yang tertembak…

“Kae piye anak-anak mu?… Wes diurus opo urung?” …tanya Bung Karno pada Mangil tentang dua anak buahnya yang tadi jadi tameng hidup Bung Karno…

“Siap pak, mereka sudah di rumah sakit,” …Jawab Mangil pada Presiden Sukarno.

Sumber: buku Mangil Martowidjojo Kesaksian Tentang Bung Karno 1945-1967

Penulis: Beny Rusmawan, pemerhati sejarah

Komentar
Loading...