Aku Dijual Orangtuaku Sejak Lahir #3
Ayahnya juga menjual tubuh kakak perempuannya ke lelaki hidung belang agar dapat melunasi hutang keluarga. Untungnya kakak perempuan Dinda berhasil kabur dan ayahnya dikejar-kejar preman.
REKAYOREK.ID Ternyata benar, yang namanya kejujuran itu pahit. Dinda merasakan hal itu. Menurut cerita orang tuanya, Dinda sejak lahir sudah dibuang oleh orang tua kandungnya.
Ayahnya seorang preman yang suka nongkrong di pub-pub atau bar di Sukabumi. Ibunya seorang tukang cuci dari rumah ke rumah. Keluarga Dinda adalah keluarga pas-pasan.
Makan pun kekurangan. Kadang makan dan kadang juga harus berpuasa karena tidak ada uang untuk membeli beras atau lauk pauk.
Dinda terlahir dari delapan bersaudara. Dia sendiri anak kelima. Karena orang tuanya tak sanggup menghidupinya, Dinda pun dijual ke keluarga orang berada, tak lain sang nenek.
“Ayahku kadang mencuri sayur atau buah di pasar, jadi tidak sekali ayahku masuk keluar penjara. Karena masalah ekonomi, mereka lantas membuangku. Jujur aku tidak akan memaafkan perbuatan mereka. Kalau masalah ekonomi menjadi alasan pembuanganku, terus terang aku sangat marah. Padahal yang kutahu, anak adalah titipan dari Tuhan,” kata Dinda dengan emosi.
Tak hanya itu, Dinda juga mendapatkan cerita yang sungguh menyakitkan. Ayahnya juga menjual tubuh kakak perempuannya ke lelaki hidung belang agar dapat melunasi hutang keluarga. Untungnya kakak perempuan Dinda berhasil kabur dan ayahnya dikejar-kejar preman.
“Kabar terakhir yang kudengar, kakakku sudah menikah dengan laki-laki pilihannya, meskipun mereka hidup serba kekurangan, namun mereka bahagia karena dapat hidup dengan orang yang dicintainya,” aku Dinda.
Mendengar semua cerita itu, membuat Dinda kesal campur marah. Apalagi orang tua Dinda yang sekarang juga melarang bertemu mereka. Cuma Dinda sempat bertanya-tanya dalam hati, “Apa kira-kira mereka tak ingin tahu wajah anaknya yang sekarang ini? Apa aku ini anak haram bagi mereka?” tanya Dinda mereka-reka.
Meski begitu di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia sangat ingin bertemu dengan orang tuanya. Tapi sekali lagi amarah dan dendam membuat Dinda mengurungkan keinginannya itu.
Sejak rahasia itu terbongkar, kontan kehidupan Dinda menjadi tidak karuan. Dia mulai jarang sekolah alias sering bolos. Hidupnya dihabiskan di jalanan. Bahkan di usia yang relative muda, Dinda mulai mencoba-coba untuk mencari nafkah sendiri.
Yah, dia mulai keluar masuk ke tempat hiburan malam. Nongkrong dengan teman-teman wanita yang tidak jelas asal usulnya. Lamat-lamat Dinda mulai bermain dengan yang namanya narkoba. Itu pun dia dikenalkan oleh teman-temannya.
Namun hal demikian ini dirasakan Dinda hanya sebentar. Sebab setelah itu ia menjadi sadar bahwa hidup yang dilaluinya itu tak urung hanya membuat kerugian bagi diri dan keluarganya yang selama ini mendukungnya.
“Akhirnya kuputuskan melanjutkan hidupku. Aku tetap bersekolah seperti biasanya. Dalam hatiaku ingin membuat ayah (bohongan) bangga. Akhirnya aku lulus SMA dengan nilai cukup memuaskan. Terima kasih ayah! Terima kasih ibuku yang di sana!” kenang Dinda mengakhiri ceritanya.[tamat]