Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Begandring Menutup Tahun 2022

REKAYOREK.ID Menutup tahun 2022, melalui paket wisata jalan jalan sejarah Subtrack (Surabaya Urban Track), Begandring Soerabaia berbagi cerita kepada sekitar 20 pekerja disabilitas, yang selama ini berkarya di perusahaan kecil dan menengah UMKM bidang konveksi, Arsyadina di Simo Sidomulyo V/5 Surabaya.

Mereka diajak menjelajah satu satunya kampung bersejarah di Surabaya, yang memiliki catatan sejarah dalam empat masa. Ada masa klasik di era Majapahit, masa kolonial, masa, pergerakan yang menjadi embrio kebangkitan nasional dan masa kemerdekaan.

Bagi Begandring Soerabaia, setiap warga Surabaya berhak atas pendidikan, meskipun yang bersifat pendidikan luar sekolah. Pendidikan sejarah dan budaya adalah salah satunya, mengingat Surabaya kaya akan nilai nilai budaya, sejarah kejuangan dan kelahlawanan. Selain disebut sebagai kota Pahlawan, Surabaya ternyata menyimpan sejarah peradaban manusia yang panjang.

Para disabilitas Surabaya pun berhak mengetahui sejarah Surabaya. Karenanya, Begandring Soerabaia melalui Subtrack, yang dikelolanya, mengajak mereka belajar sejarah Surabaya yang ada di lingkungan Peneleh.

Kegiatan, yang berupa jalan jalan sejarah ini, diadakan persis pada 31 Desember 2022 dan dimulai pada 15.00 sore. Penjelajahan menyusuri dan mendatangi Makam Belanda Peneleh, sumur kuno yang dinamakan Sumur Jobong di Pandean gang I dan Rumah Lahir Bung Karno di Pandean gang IV.

Kuncarsono menjelaskan Makam PJB Perez. Foto: nanang

 

Kegiatan sosial edukatif ini mendapat apresiasi dari Tokoh Penggerak Kebudayaan Kota Surabaya, A. Hermas Thony, yang juga dikenal sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya. Sebagai tokoh kebudayaan, ia didapuk untuk memberangkatkan jalan jalan sejarah dari markas Begandring Soerabaia di Lodji Besar, jalan Makam Peneleh 46 Surabaya.

Sebelum memberangkatkan, Thony berkesempatan memberikan ucapan terima kasih kepada Begandring Soerabaia yang punya kepedulian dan mau mengajak sesama warga Surabaya yang berkebutuhan khusus.

“Kawan kawan disabilitas ini memiliki kesempatan yang sama dengan warga Surabaya lainnya, termasuk dalam memperoleh tambahan wawasan tentang sejarah Surabaya. Begandring Soerabaia hadir mengajak mereka belajar sejarah melalui paket wisata jalan jalan sejarah dalam mengisi momen pergantian tahun 2022-2023”, kata Thony.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, A. Hermas Thony, sesaat sebelum memberangkatkan Subtrack. Foto: nanang

 

Sementara itu pengelola Arsyadina, Oon Sumardiono, sangat senang dengan acara yang digelar Begandring Soerabaia, terutama dengan tawaran untuk mengajak pekerja disabilitas binaannya.

“Wah, ini sesuatu yang baru bagi kami ketika saudara saudara kami diajak refreshing jalan jalan sejarah, meski di dalam kota. Tapi nilainya luar biasa. Mereka bisa belajar sejarah Surabaya”, jelas Oon yang ditemui usai jalan jalan.

Kegiatan yang dimulai dari Lodji besar ini terlebih dahulu menuju ke Makam Belanda. Mereka dipandu oleh peneliti Begandring Soerabaia, Kuncarsono Prasetyo yang juga pengelola Lodji Besar yang dipakai sebagai sekretariat dan pusat kegiatan Begandring.

Dalam memberikan penjelasan, Kuncarsono dibantu oleh Sukamto, penerjemah bahasa isyarat dari SLB Karya Mulia Surabaya. Penerjemah bahasa isyarat ini dibutuhkan karena para disabilitas ini adalah para penyandang tuna rungu dan wicara.

Setelah dari Makam Belanda, mereka diajak mengunjungi satu satunya artefak arkeologi in situ (yang aali ditemukan di lokasi) di Surabaya. Yaitu berupa sumur kuno. Sumur ini umum disebut Sumur Jobong, peninggalan era kerajaan Majapahit (abad 15).

Sumur, yang berada di bawah permukaan tanah ini, masih mengeluarkan air yang jernih dan segar. Dari narasi yang disampaikan oleh pemandu, para peserta akhirnya tertarik untuk menuruni dan masuk ke dalam ruang bawah tanah dimana sumur berada. Mereka cuci muka dan merasakan kesegaran air sumber di sumur Jobong.

 

Nasrul, satu-satunya disabilitas yang masih bisa berbicara, mewakili rekan rekannya, mengatakan bahwa sangat segar setelah membasuh wajahnya dengan air sumur Jobong. Kawan kawannya, termasuk dia sendiri, merasa senang bisa berjalan jalan dan mendengarkan cerita cerita sejarah kota Surabaya.

“Saya mau lagi nanti”, harap Nasrul bisa ada kegiatan serupa di waktu mendatang.

Obyek terakhir dalam jalan jalan sejarah ini adalah Rumah Lahir Bung Karno (RLBK) di Pandean gang IV. Rumah Lahir Bung Karno yang masih dalam proses dimanfaatkan sebagai museum ini melengkapi sejarah lintas masa Peneleh dalam Subtrack ini. Rumah Lahir Bung Karno merefleksikan dimulainya lembar sejarah pergerakan hingga kemerdekaan. Soekarno kecil, remaja, dan dewasa mewarnai Surabaya.

Dalam waktu singkat, para peserta Subtrack, yang tidak lain adalah para pekerja disabilitas, bisa belajar Surabaya dalam lintas masa di Kampung Peneleh.@Nanang

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...