Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Doa Pelacur di Malam Lebaran #5 Habis

REKAYOREK.ID – TIDAK ada lagi pilihan. Bisanya hanya melayani laki-laki. Apa boleh buat, Yu Mblondot kembali ke pelukan Kremil yang nestapa. Hidup dirasakan bertambah penat, susah, dan tanpa gairah. Yang kemudian gemar dilakukan adalah makan. Apa saja dimakan. Atau, sesekali, melayani tamu bercinta.

Terus-terusan makan membuat badannya bengkak. Beratnya bertambah. Pinggangnya berlipat-lipat. Payudaranya, mekar. Daging di lehernya menumpuk. Betisnya seperti betis gajah.

Kain yang dipakainya tidak muat. Mulai dari BH. Celana dalam. Celana panjang. Kaos. Baju. Semua tak mampu menampung tubuhnya yang melar. Di pasar, juga tak ditemukan yang muat menutup tubuh.
Terpaksa, Yu Mblondot menjahit sendiri. Sarung bantal dibuka. Dipotong-potong. Dijahit. Dipakainya sebagai BH.

Juga kaosnya. Dipotong berbentuk segitiga. Dijahit. Dipakainya untuk celana dalam. Lumayan, Mblondot jadi punya banyak persediaan.

Tapi, dua minggu kemudian, kulit susu dan selangkangannya jadi rusak. Semua mengelupas. Seperti sisik ular.

Penyebabnya adalah, kuman yang menempel di BH dan celana dalam bikinannya.
Akhirnya, semua penutup itu dibuang. Dibakar! Dengan terpaksa, Mblondot cuma pakai daster sebagai penutup badan. Hanya begitu.

“Pertamanya risih juga gak pakai BH dan celana dalam. Tapi lama kelamaan, enak juga. Semriwing,” katanya.

Makin hari, makin tak karuan saja wanita ini. Memang, Yu Mblondot malas mengurus badan. Dia kucel. Penuh daki. Dia jadi tidak laku. Sampai muncul kesadaran, uang pemberian mendiang suaminya menipis.

Yu Mblondot kesepian. Dia lebih sering duduk di pangkalannya. Mengenakan daster hijau kembang-kembang. Menunggu, dan terus-terusan menunggu.

Jika sudah begitu, pikirannya ke mana-mana. Sambil kipas-kipas dengan kipas sate, dia bilang, “Saya ingat Gusti Pengeran, mas!”

“Maksud Yu Mblondot Tuhan?”

“Iya, Tuhan. Gusti sing nggawe urip,” katanya.

Tiba-tiba saja, ia ingat masa kecil. Usia lima tahun, diajari neneknya mengenal Tuhan. Juga, di usia itu, ia belajar ngaji.

Makin gede, ia tahu yang namanya maksiat. Tahu dosa. Tahu pahala. Tahu haram. Tahu halal. Tapi, pas ditanya, kenapa dia menjalani pekerjaan yang dilarang agamanya, Yu Mblondot malah membuang muka. Dia menangis.(***)

 

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...