Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Keindahan Datang Bersama Kepedihan #4

Kerinduan yang terpendam menyelimuti malam Yu Mblondot. Seorang laki-laki berlabuh dipelukannya, membawa asa yang selama ini disimpan

YU Mblondot adalah malam yang bergairah. Gairah itu bertambah-tambah, di sebuah malam yang indah, di akhir tahun lalu.

Seorang pria, yang sangat tidak sepadan dengannya, datang. Membawa cinta. Semula, agak ragu, Yu Mblondot menerimanya. Tapi sayang untuk ditolak.

“Dia datang dari Jakarta. Tidak sepadan, karena tubuhnya kerempeng. Tapi penampilannya, oke banget.”

Bergegasan, lelaki itu mengajaknya ke kamar. Mintanya sampai pagi. Janjinya, kalau bisa ngasih pelayanan hot, mau bayar dobel. Wah, kesempatan, pikirnya.

Tidak ada yang berat buat Yu Mblondot. Tinggal tiduran, semua akan datang. Malam itu, ia memang sedang malas. Jadi, tiduran sampai pagi, adalah tawaran menyenangkan.

Segera saja, permainan dimulai. Seperti wayangan, semalam suntuk, Yu Mblondot tak tidur. Laki-laki kerempeng itu, ternyata punya tenaga cadangan. Berkali-kali dilemparkan ke langit, masih saja tidak keok. Heran, Yu Mblondot memikirnya.

Sampai pagi, mereka bergulungan. Capek bersebadan, kelonan. Usai kelon, bersenyawa. Udah itu, bareng-bareng tidur. Terus, hanya itu yang mereka lakukan. Sampai, entah, sudah permainan yang keberapa, dada Yu Mblondot dibuat berdebar-debar.

“Dia mau pulang ke Jakarta, besok. Tapi dia berjanji mau menjadikan saya istrinya. Dia mengajak saya menikah! Edannya, saya kok ya langsung mengiyakan,” katanya.

Benar. Besoknya, si kerempeng meninggalkan Surabaya. Benar pula. Hubungannya dengan Yu Mblondot tidak selesai di situ. Jakarta-Surabaya menjadi kawat yang mengikat hati mereka.

Yu Mblondot sering ditelepon. Tidak hanya itu, cinta juga disemai lewat surat-surat indah. Ini, nyata sekali, membuat Yu Mblondot kembali dibuat mabok oleh laki-laki.

Tapi tidak. Maboknya kali ini tidak membuatnya lupa daratan. Tidak pula menumbuhkan luka. Mabok yang benar-benar indah. Sebab, di suatu pagi, sebelum matanya benar-benar terang, laki-laki itu datang. Melamar.

Yu Mblondot menikah. Inilah perkawinan yang indah. Tapi selalu saja, yang indah datang bersama kepedihan. Ya, dua bulan setelah menikmati madu-madu cinta, laki-laki itu, mati. Yu Mblondot kembali tersungkur. (bersambung)

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...