Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Kemenangan Palestina Ditandai Dengan Tegaknya Khilafah

Oleh: Ahmad Khozinudin

SAAT hadir dalam Forum Ijtima’ Ulama di Sentul (18/11/23), penulis yang masuk di komisi agama menyampaikan masukan terkait isu Palestina. Selain pembukaan pintu Refah di Selatan yang menjadi pintu masuk bantuan ke Palestina, pengiriman bantuan makanan, pengiriman militer atau milisi ke Palestina, juga menyerukan untuk segera menegakkan Khilafah.

Sayangnya, tawaran solusi Khilafah ini tidak dibahas lebih lanjut. Hanya soal seruan kepada Mesir untuk membuka pintu Refah, diadopsi sebagai bagian dari rekomendasi Ijtima’.

Padahal, solusi untuk Palestina sekaligus tanda kemenangan bagi Palestina adalah berdirinya Negara Khilafah, baik Khilafah berdiri di Palestina yang kemudian Palestina menjadi entitas mandiri dan dimiliki oleh seluruh kaum muslimin. Atau Khilafah tegak diluar Palestina, dan mengirimkan pasukan Jihad untuk membebaskan tanah Palestina dan mengembalikan statusnya menjadi milik kaum muslimin.

Solusi dua negara (two state) yang ditawarkan Amerika, Inggris dan sekutunya, adalah racun yang mematikan. Karena solusi ini sama saja mengakui entitas najis Israel untuk menempati tanah Palestina yang mereka rampas.

Solusi kemerdekaan bagi Palestina juga jebakan politik yang sangat berbahaya. Karena Palestina akan menjadi negara bangsa (nation state) yang terpisah dari kaum muslimin. Selain itu, Palestina akan mengadopsi negara Republik baik dengan sistem parlementer maupun presidensial.

Sistem negara sekuler seperti ini, akan kembali dapat dengan mudah dikuasai oleh Amerika dan barat, untuk kembali melakukan penjajahan secara politik, perundangan, utang dan modus penjajahan lainnya.

Sangat keliru, mendukung Palestina dengan ikut latah menawarkan solusi dua negara. Keliru pula, mendukung Palestina dengan narasi kemerdekaan Palestina untuk membentuk negara bangsa.

Dahulu, Palestina adalah bagian dari wilayah Daulah Khilafah. Era Khalifah Umar RA yang pertama kali membebaskan Palestina (Syams), dan dengan perjanjian Umariyah, Palestina menjadi negeri yang damai bagi tiga agama (Islam, Kristen, Yahudi).

Sholahudin Al Ayyubi kembali untuk kedua kalinya membebaskan Palestina dari tentara Salib. Dan kembali lagi, menerapkan perjanjian Umariyah dan menjadikan Palestina negeri yang damai bagi semua agama.

Namun, saat Khilafah Islam di Turki runtuh oleh inggris dan anteknya Mustafa Kemal Laknatulah tahun 1924, bencana umat Islam dan Palestina dimulai. Tahun 1949 atas dukungan PBB dan inggris, Israel didirikan di tanah Palestina. Sejak saat itu hingga saat ini, Zionis Israel terus membantai kaum muslimin di Palestina.

Sejak saat itu, Palestina menjadi neraka dunia. Bukan hanya umat Islam, pemeluk Kristen pun menjadi korban kekejian zionis.

Penguasa negeri Islam, baik Saudi, Mesir, Libanon, suriah, Irak, UEA, Turki, Iran, dll, hanya memelototi kekejian Israel terhadap Palestina. Mereka tidak melakukan tindakan apapun selain kecaman dan kutukan.

Baru hari ini, Yaman tampil memukau dengan membela Palestina. Namun, tetap tak bisa maksimal karena target pembelaan hanya menyerang seluruh kapal yang memiliki hubungan dengan kepentingan Israel di laut merah. Bukan membebaskan tanah Palestina.

Kita butuh Khilafah baik Khilafah itu berdiri di Palestina sebagai tanda kemenangan Palestina, atau berdiri di tempat lain dan mengirim tentara jihad untuk membebaskan Palestina. Kita hanya butuh Khilafah, bukan PBB, bukan solusi dua negara, bahkan bukan juga kemerdekaan Palestina.@

*) Sastrawan Politik

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...