Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Solusi Bagi Palestina Hanya Khilafah, Bukan Solusi Dua Negara

Oleh: Ahmad Khozinudin

“DARI pandangan pemerintah, hanya sebuah solusi dua negara yang akan membuka prospek solusi perdamaian yang berkelanjutan bagi konflik di Timur Tengah.” (Olaf Scholz, 5/2/2024)

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan solusi dua negara menjadi satu-satunya jalan terbaik menyelesaikan konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung lebih dari setengah abad.

Hal itu diutarakan Scholz langsung kepada sekutunya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, melalui sambungan telepon pada Senin (5/2/2024).

Scholz menilai solusi dua negara, di mana ada negara Palestina dan Israel yang masing-masing berdiri secara berdaulat berdampingan adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian abadi di Timur Tengah.

Sepintas, tawaran Jerman ini seolah menjadi jalan keluar dan kemaslahatan bagi Palestina. Namun, sejatinya solusi dua negara ala Jerman ini, sama saja dengan solusi dua negara (two state) yang di endorse Amerika.

Solusi dua negara bukanlah solusi, karena mengandung masalah yang amat dahsyat, yaitu:

Pertama, solusi dua negara berkonsekuensi pada pengakuan legalitas Zionis laknatulah. Memberikan legitimasi bagi penjajah zionis untuk menempati bumi Palestina yang mereka rampas.

Kedua, solusi dua negara sama saja melanggengkan penindasan dan kezaliman bagi Palestina. Sebab, selama entitas najis zionis masih eksis, maka entitas ini akan terus menjalankan misi pembantaian kepada rakyat Palestina sebagai bagian dari strategi politik luar negeri Amerika.

Amerika, melalui Zionis laknatulah, sengaja mempertahankan instabilitas kawasan Timur Tengah agar bisa menjadi dalih bagi Amerika untuk terus melakukan intervensi atas nama perdamaian internasional. Padahal, tujuan Amerika melakukan intervensi adalah untuk mempertahankan hegemoni, imperialisme, penguasaan pasar, bahan baku (minyak), jalur perdagangan, dan bisnis militer yang menggiurkan.

Ketiga, solusi dua negara juga menyebabkan Palestina terpisah dari kaum muslimin. Palestina akan didesain menjadi negara bangsa (nation state) yang mengadopsi ide nasionalisme yang bertentangan dengan Islam. Sehingga, kemenangan Palestina akan menjadi semu karena tidak diikat dengan akidah dan persaudaraan Islam.

Karena itu, solusi bagi Palestina bukanlah solusi dua negara. Bukan pula solusi kemerdekaan Palestina, yang akan menjadikan Palestina terpisah dari kaum muslimin. Solusi Palestina, harus dikembalikan pada solusi Islam, yakni Khilafah Islamiyyah.

Dahulu, Palestina adalah bagian dari Daulah Khilafah, Daulah kaum Muslimin. Palestina adalah tanah Kharajiyyah, milik seluruh kaum muslimin.

Palestina pertama kali dibebaskan pada era Khalifah Umar Bin Khattab R.A. Kaum muslimin-lah yang membebaskan Palestina, sehingga status Palestina tidak boleh hanya dimiliki oleh bangsa Palestina, melainkan harus dikembalikan kepada pemiliknya yaitu kaum Muslimin.

Kemerdekaan Palestina, sama saja merampas hak kaum muslimin. Karena nantinya, Palestina hanya akan dimiliki oleh bangsa Palestina.

Karena itu, solusi bagi Palestina hanya Khilafah. Baik dengan cara menjadikan Palestina sebagai titik tolak tegaknya Daulah Khilafah, atau mengupayakan tegaknya Daulah Khilafah di wilayah lain dan mengintegrasikan Palestina menjadi satu kesatuan wilayah Khilafah.

Saat Khilafah tegak di Palestina, maka Palestina demi hukum kembali menjadi milik kaum muslimin. Tetapi saat Khilafah tegak di wilayah lain, maka Khilafah tersebut harus segera mengirim tentara jihad untuk membebaskan Palestina dan mengunifikasi (menyatukan) Palestina menjadi wilayah Khilafah, menjadi milik seluruh kaum muslimin.@

*) Sastrawan Politik

Komentar
Komentar sepenuhnya tanggung jawab pribadi. Hindari penggunaan kata yang mengandung pelecehan, intimidasi, dan SARA.
Loading...