Kini Kebebasan Pelaku Seni Tolak Ukurnya Pesta Ultah Ibu Gubernur, Sesuai Sila Kelima
REKAYOREK.ID – Sayangkan soal pesta ulang tahun Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa beberapa hari lalu, Pelaku Seni Nusantara akan berkaca pada acara pesta tersebut.
M. Taufan Syamsu, Ketua Pelaku Seni Nusantara Badan Pengurus Kota Surabaya, sayangkan perihal adanya pesta ultah Gubernur Khofifah. Terlebih lagi, yang bersangkutan yang mengeluarkan keputusan untuk pembatasan acara.
“Kita menyayangkan hal itu terjadi, apa lagi Ibu Gubernur yang sudah mengeluarkan keputusan Gubernur, sedangkan kita yang di lapangan selama ini, harus berjibaku mengurus teman-teman untuk bekerja kembali,” kata M. Taufan Syamsu, Selasa (25/5).
Ia menceritakan jika pekerja seni tak sebebas dahulu. Namun di Surabaya, untuk mengadakan acara seni sudah bisa dilakukan dengan protokol kesehatan, berbeda dengan daerah lainnya.
“Kalau bebas kami tidak bisa bebas seperti dulu, kami yang di Surabaya sudah ada Perwali yang baru, Perwali nomor 10 2021, itu untuk Walikota sudah mengeluarkan. Akan tetapi, temen-temen yang ada di luar kota Surabaya, itu masih sangatlah sulit untuk bekerja kembali,”
“Jadi kebijakan Bupati/Wali Kota itu berbeda-beda, seperti Sidoarjo juga Perbupnya samar, Gresik juga, Mojokerto juga samar, hanya cuma di Surabaya, Pak Eri sebagai Wali Kota berani mengeluarkan Perwali,” imbuhnya.
Sementara itu, dengan tidak bebasnya pekerja seni melakukan pekerjaannya, namun mereka merasakan perbedaan mencolok dengan apa yang dilakukan saat pesta ultah Gubernur.
“Betul, apa yang dilakukan (pesta ulang tahun) yang berbanding terbalik dengan tempat lainnya. Saya selaku ketua sangat menyayangkan hal itu terjadi. Di saat semua pelaku seni tidak bisa bekerja karena peraturan yang ada, ternyata Ibu Gubernur kayak gitu,” jelasnya.
Dengan adanya permasalahan itu, maka para pekerja seni akan berkaca pada pesta ultah Gubernur Khofifah. “Jadi jangan salahkan teman-teman jika melakukan pekerjaan dengan tolak ukur pestanya Bu Gubernur kan begitu,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Para Penyanyi PSN, Reza mengatakan, seharusnya ada keadilan dan kemerataan terhadap warga, meskipun itu pejabat maupun warga biasa, dalam melaksanakan pesta.
“Ya berkaca pada Pancasila Sila ke 5, yakni tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya, perihal bersosialisasi maupun melakukan kegiatan. Jadi jangan membeda-bedakan satu dengan lainnya,” ujar perempuan dengan nama panggung Reza Amorza ini. (bnj)