Rekayorek.id, Portal berita dan wadah berbagi kreativitas

Kisah Mbah Sholeh yang Mati Selama Sembilan Kali

Masjid Ampel di Surabaya menyimpan banyak cerita unik. Salah satunya tentang Mbah Sholeh, yang tak lain adalah murid Sunan Ampel. Di makam Mbah Sholeh terdapat sembilan makam. Itu bukan makam keluarganya, melainkan makam Mbah Sholeh sendiri. Ya, konon beliau pernah mati selama sembilan kali.

REKAYOREK.ID Sunan Ampel memiliki peranan besar dalam penyebaran Islam di Surabaya. Sejak dahulu, dia melarang umat menggunakan narkoba dan 4 hal buruk lainnya. Muridnya yang bernama Mbah Bolong juga dikenal sakti.

Dulu, di kota yang mendapat julukan Kota Pahlawan ini pernah hidup seorang wali Allah sekaligus penyebar Agama Islam yang bernama Sunan Ampel atau Raden Ahmad Rahmatullah. Bukti perjuangan Sunan Ampel dalam mengembangkan Agama Islam di Pulau Jawa hingga kini masih bisa kita saksikan keberadaannya di kawasan Ampel Suci, Surabaya.

Kampung Ampel Suci sendiri merupakan pusat bisnis pertokoan yang sebagian besar pemiliknya didominasi oleh orang-orang Arab. Beberapa tempat di sana juga ada penjual asongan yang berasal dari etnis Madura dan Jawa.

Di tempat ini tersedia secara lengkap kebutuhan umat Islam. Mulai dari baju muslim, peci, minyak wangi, alat-alat kesenian Islam, buku-buku Islam, kurma dan jajanan khas daerah ini pukis Ampel dan gulai kacang ijo.

Masjid dan Makam Sunan Ampel setiap hari ramai dikunjungi orang. Mereka berdatangan dari dalam dan luar kota. Mungkin saat kami berkunjung bertepatan dengan hari Jumat sehingga komplek wisata ini disesaki para peziarah dan jamaah yang sedang menunaikan ibadah Salat Jumat. Setiap bulan suci Ramadan makam Sunan Ampel juga ramai dikunjungi.

Sunan Ampel atau yang bernama lain Raden Ahmat Rahmatullah merupakan pejuang dan penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Beliau dikenal sebagai bapak dari wali-wali yang ada di Pulau Jawa. Ajaran beliau sangat terkenal dan menjadi inspirasi bagi generasi sekarang yakni ‘Emoh Limo’ atau tidak mau 5 hal. 5 hal yang dilarang itu adalah berjudi, minum minuman keras, mencuri, memakai ganja atau narkoba dan berzina.

Di dalam komplek makam Sunan Ampel terdapat petilasan atau jejak kaki para wali 9 dan beberapa makam yang konon memiliki cerita yang unik dan menarik. Misalnya, kisah tentang Mbah Bolong. Juru kunci menceritakan bahwa Mbah Bolong atau Shonhaji adalah murid Sunan Ampel. Makamnya terletak di sebelah depan Masjid Agung Sunan Ampel.

Saat pendirian masjid kala itu, Beliau dipercaya Sunan untuk mengatur letak pengimaman. Setelah masjid berdiri, sebagain teman Shonhaji ini masih meragukan letak kiblatnya. Lalu, bertanyalah mereka kepada Shonhaji, “Apa betul letak kiblat masjid ini?”

Kemudian Shonhaji melubangi dinding pengimaman di sebelah barat, seraya berkata, “Lihat melalui lubang ini Ka’bah dapat terlihat”.

Teman-teman Shonhaji lalu berdatangan dan melihat ke arah lubang ternyata tampak oleh mereka bangunan Ka’bah. Setelah peristiwa yang menakjubkan itu Shonhaji dijuluki Mbah Bolong.

Satu lagi keajaiban yang diceritakan juru kunci, yakni kisah tentang Mbah Sholeh. Semasa hidupnya, beliau sebagai seorang tukang sapu Masjid Ampel. Makamnya ada 9 yang semuanya merupakan makam Mbah Sholeh. Letaknya ada di sebelah timur masjid.

Dikisahkan salah seorang juru kunci Masjid Ampel, selain santri yang setia dari sekian banyak murid Sunan Ampel, Mbah Sholeh juga dikenal rajin membersihkan masjid. Bahkan bisa dikatakan, dia adalah tukang sapunya masjid.

“Beliau memang diceritakan sangat rajin. Kalau jaman sekarang jabatan itu adalah bagian perlengkapan di masjid ini (Masjid Ampel),” katanya.

Bahwa banyak kabar yang menyebut Mbah Sholeh sembilan kali meninggal dunia, memang benar.

Di kesehariannya yang rajin mengaji dan menimba ilmu, Mbah Sholeh dikenal sebagai sosok yang rajin. Terutama soal kebersihan masjid. Bahkan, kebiasaannya menjaga kebersihan masjid mendapat pujian banyak orang. Tidak terkecuali gurunya sendiri, Sunan Ampel.

Hingga suatu hari, datang ajal, Mbah Sholeh meninggal dunia. Jasadnya kemudian dimakamkan di area masjid. Sejak kepergiannya itu, masjid tidak menemukan pengganti Mbah Sholeh untuk bersih-bersih masjid. Maklum saja, sewaktu Mbah Sholeh hidup, Mbah Sholeh sangat menjaga betul kebersihan. Sampai-sampai orang yang sholat tidak merasakan lantai berdebu. Mereka justru merasa seperti sholat di atas sajadah.

Di satu waktu, keunikan terjadi. Saat masjid dalam keadaan kotor, Sunan Ampel pun tiba-tiba teringat dengan muridnya itu. Dikisahkan, dalam kondisi seperti itu, atau saat Sunan Ampel melihat masjid kotor meski hanya bergumam dalam hati.

“Kalau ada Mbah Sholeh pasti bersih,” celetuk Sunan Ampel. Kemudian muncullah sosok serupa Mbah Sholeh.

Sosok serupa itu, bukanlah Mbah Sholeh yang hidup lagi. Tapi entah darimana sosok itu muncul. Dan entah mengapa, tiba-tiba sosok serupa itu melakukan kebiasaan seperti yang Mbah Sholeh lakukan. Menyapu dan membersihkan masjid. Tapi tak lama, sosok ini meninggal lagi dan dimakamkan untuk kedua kalinya.

Tak lama, Sunan Ampel berujar lagi menyebut nama Mbah Sholeh. Dan sosok itu muncul lagi di depan pengimaman. Banyak santri yang tak takjub. Dan kejadian serupa terjadi lagi. Mbah Sholeh meninggal berulang kali hingga makamnya mencapai 8.

Hingga akhirnya Sunan Ampel pun meninggal dunia. Mbah Sholeh pun menyusul ajalnya. Beliau pun dimakamkan hingga sembilan kali.

“Ya begitulah, muncul sosok serupa Mbah Sholeh. Keberadaan dan aktifitasnya sama seperti Mbah Sholeh. Mungkin kalau Sunan Ampel hidup lama, bisa-bisa makam Mbah Sholeh bisa sampai seratus atau seribu,” terangnya.

“Memang ada versi lain, terutama soal meninggalnya Mbah Sholeh,” katanya.

Versi lain menyebutkan, Mbah Sholeh yang telah meninggal dan dikubur, selalu kembali muncul saat yang tepat. Yakni saat masjid dalam keadaan kotor atau saat Sunan Ampel berharap ada sosok Mbah Sholeh. Kebiasaan membersihkan masjid selalu dilakukan oleh sosok serupa Mbah Sholeh.

Namun, seiring waktu, sosok Mbah Sholeh itu pun meninggal. Dan anehnya, kejadian sosok dengan kebiasaan sama itu terus berulang. Terus terulang hingga sembilan kali meninggal. Hingga Sunan Ampel meninggal dunia.

Bahkan, fisik ke-sembilan makam Mbah Sholeh bisa dilihat berada di samping masjid Agung Sunan Ampel. Ada sembilan makam berjajar yang posisinya berada di timur makam Mbah Sonhaji. Tapi dijelaskan Baidowi, itu bukan makam sembilan orang. Melainkan, hanya makam seseorang, yakni Mbah Sholeh. “Itulah kisah Mbah Sholeh,” imbuhnya.

Setiap Ramadhan datang, banyak peziarah datang. Selain berziarah ke makam Sunan Ampel, peziarah juga selalu menunjungi makam Mbah Sholeh dan murid lainnya yang bernama Mbah Bolong.

“Keberadaan Sunan Ampel memang menelurkan banyak kiai, baik yang dikenal atau tidak termasuk Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji atau Mbah Bolong. Saat Ramadhan banyak peziarah yang datang bertawassul. Bagi kita yang penting tidak syirik,” pungkasnya.[dji]

Komentar
Loading...